sudah agak lama sebenernya pengin nulis topik ini, tapi belum nemu konsep yang pas buat ditulis.
eh, tiba-tiba hari ini ngga sengaja nemu video yang pas banget dengan konsep yang sudah kupikirkan sejak beberapa bulan terakhir. yaitu konsep kebahagiaan dan makna carpe diem. seringkali kita kesulitan ketika berusaha menguraikan benang kusut yang ada di kepala kita dalam mencari makna hidup dan kebahagiaan. apa sih bahagia itu? apakah saat ini aku sudah bahagia? kalau belum, kenapa? dan kapan kita bisa bahagia?nunggu apa dulu supaya bisa jadi lebih bahagia?
dan seterusnya.
banyak sekali pertanyaan ini berkecamuk di pikiran kita masing-masing. ngga mungkin orang ngga pengin bahagia. semua orang pasti mau dan pengin. tapi terkadang kita tersesat dan ngga tahu gimana caranya supaya bahagia. dan video yang kutemukan itu hampir menjawab semua pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan cukup singkat dan padat.
skrip video-nya akan kuketik dan kuterjemahkan di bawah ini:
ini adalah konsep yang sederhana, tapi 99% orang tidak memahaminya. ini adalah pelajaran hidup yang paling sulit untuk dipahami. jika seseorang tinggal di rumah mewah, ia berpikir kalau itu pasti lebih baik daripada tinggal di rumah kecil dan sempit. tapi jika kamu tidak merasa bahagia sewaktu tinggal di rumah kecil dan sempit, kamu juga tidak akan bahagia saat tinggal di rumah mewah.
99% orang tidak akan pernah memahami ini. berada dalam situasi yang lebih baik, tidak otomatis membuatmu lebih bahagia. jika kamu tidak merasa bahagia hari ini, kamu juga tidak akan bahagia saat punya pasangan nanti, kamu tidak akan bahagia dengan kondisi keuanganmu saat penghasilanmu berlipat ganda, jika sekarang saja kamu tidak puas.
perangkap terbesar dalam hidup adalah mempercayai bahwa masa depan akan lebih baik. bahwa begitu kita meraih apa yang kita kejar, seperti lulus kuliah, naik jabatan, punya pacar, menikah, punya anak, tinggal di rumah mewah, barulah kita akan bahagia. tapi kebahagiaan bukanlah tempat tujuan. bukan pula sesuatu yang ketika dicapai, akan membuat kita bahagia selamanya.
tugas kita sesungguhnya adalah belajar untuk merasa bahagia setiap hari dengan apa yang sudah kita miliki. kalau kamu tidak bisa bahagia dengan apa yang kamu punya hari ini, kamu juga tidak akan bahagia dengan apa pun yang kamu dapatkan besok pagi.
dan memang benar, punya lebih banyak uang itu lebih baik, punya pasangan yang penuh cinta itu lebih baik, tinggal di rumah mewah memang lebih menyenangkan daripada di rumah kecil dan sempit, dan seterusnya. tapi jika seseorang benar-benar bahagia, dia akan bahagia baik ketika tinggal di rumah mewah maupun di rumah kecil dan sempit. seseorang yang tidak bahagia di rumah kecil dan sempit, tetap tidak akan bahagia meski dia bisa naik level mampu pindah ke rumah mewah.
aturannya adalah: berhenti menunda hidupmu, berhenti menunggu. teruslah mencoba menjadi lebih baik, terus melangkah naik. tapi pahami, kebahagiaan bukanlah ada di masa depan. satu-satunya cara untuk bahagia adalah dengan merasa bahagia hari ini. tugasmu adalah merasa bahagia dengan apa yang kamu miliki saat ini. sumber: atomic habits.
dalem ya gais π
eh ya, karena aku agak malas ngetik nih entah kenapa, coba ah minta tolong mas mas gpt buat ngetikin pake gaya bahasaku buat ngebahas hal di atas, dan apa sih kaitannya kebahagiaan dengan makna carpe diem. coba kita lihat hasilnya kek gimana ya. aku jujur lho kalau bukan kata-kataku sendiri yang keluar dari otakku yang selalu kusut ini, pasti aku bilang dan kutandain dengan memajukan paragraf-nya agak ke arah kanan. berarti itu bukan murni tulisanku, oke?
ini nih tulisan si mas, judulnya "hidup bahagia itu gimana, sih?" - selalu deh pake dikasih judul, gemes akutu haha.
pernah nggak, kamu mikir begitu semua planning hidup tercapai, lulus kuliah, naik jabatan, punya pasangan, punya anak, baru deh bisa bilang, “okay, aku bahagia sekarang.”
niatnya sih supaya hidup terarah. tapi kenyataannya? gak banyak berubah. padahal kuncinya sederhana: bahagia bukan nunggu datangnya momen, tapi dibangun setiap hari, dari hal kecil yang ada di tangan kita.
1. sudut pandang: "kondisi" vs "penerimaan"
kalau ada yang nanya, "bahagia itu harus kayak gimana?" jawabannya gampang:
kondisi: punya rumah bagus, kerjaan oke, pacar setia.penerimaan: menerima diri, menghargai apa yang ada, sadar bahwa belum punya semua itu nggak menghalangi hak jadi bahagia.
sayangnya, 99% orang malah cuma fokus ke "kondisi". padahal banyak orang mampu banget, tapi batinnya kosong. yuk coba cek diri deh: kamu udah bahagia dari hal kecil hari ini?
2. bahagia itu bukan tujuan
bahagia itu bukan "finish line". kalau ditunggu terus, bisa jadi gak pernah datang. justru banyak orang baru merasa sedih tahu-tahu mereka telah melewati waktu berharga: "seandainya kemarin..." emangnya apa enaknya hidup sambil menanti dibanding menikmati prosesnya?
3. berhenti menunda
stop bilang: “nanti kalau…”stop bilang: “kalau udah dapat itu…”stop terus berharap baru bahagia kalau semua tercapai. hidup biasanya penuh dengan hal tak terduga, dan kadang yang kejadian malah nggak sesuai timeline kita.
4. solusi praktis biar happy sekarang
kebiasaan | kenapa bisa bikin happy sekarang | contoh |
---|---|---|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5. perspektif: pindah ke 'rumah mewah' atau betah di 'rumah sempit'?
bayangkan dua orang:
- si A sedih terus, karena ngerasa kantor atau departemennya nggak keren.
- si B bahagia, meski tempat kerjanya biasa saja.
kalau ditukar, misalnya si B jadi pindah ke kantor pusat atau jadi leader, si B pasti akan ngerasa tetap happy. nah, si A? pasti tetap nggak happy, meski dipromosikan jadi CEO. karena mental "rumah mewah" dalam diri si A lahir dari dalam, bukan dari situasi.
kesimpulannya: hidup bukan soal nunggu garis finish, tapi bagaimana cara kita menikmati perjalanan. hargai apa yang ada hari ini, syukuri hal-hal kecil, dan berhentilah menunggu, supaya kita bisa bahagia sekarang. karena sejujurnya, satu-satunya moment yang benar-benar kita punya adalah saat ini.
lalu, apa sih kaitannya konsep bahagia sekarang, dengan konsep carpe diem itu?
moment saat ini, seringkali dikenal dengan sebutan carpe diem, atau seize the day! hidup untuk hari ini. nikmati masa sekarang, enjoy the moment. konsep ini sebetulnya sudah lama dikenal dan dibahas dalam berbagai konteks. tapi masih banyak orang yang belum paham betul apa artinya, dan bagaimana penerapannya dalam hidup sehari-hari.
kebalikan dari carpe diem (seize the day) adalah ketika seseorang menunda rasa bahagia dan makna hidup, seolah semuanya akan terasa lebih baik "nanti", "besok", atau "kalau sudah tercapai ini dan itu... baru aku akan merasa bahagia".
penundaan ini biasanya bukan karena rasa malas, tapi lebih ke soal mindset atau cara pikir bahwa kebahagiaan, ketenangan, bahkan keberhargaan diri baru sah jika seseorang sudah sampai di titik tertentu. padahal mindset seperti ini kurang benar.
- “nanti kalau kerjaanku stabil, aku baru akan mulai traveling.”
- “nanti kalau aku sudah punya pasangan, baru hidupku bisa terasa lengkap.”
- “nanti kalau anak-anakku sudah besar, baru aku akan mulai mikirin diriku sendiri.”
masalahnya, "nanti" itu seringkali nggak pernah datang. atau, datangnya dalam bentuk yang nggak sesuai harapan. lalu apa? waktu sudah lewat, dan kita baru sadar kalau kita sudah mengorbankan saat ini demi masa depan yang belum tentu sesuai dengan apa yang ada di bayangan kita. akibatnya, kita akan merugi, karena:
1. tertinggal dalam menikmati hidup
akan banyak momen kecil yang bisa bikin kita senyum, tapi malah terlewat. padahal hidup bahagia sering tersembunyi di sela hal-hal remeh temeh: misalnya menikmati sunset atau matahari tenggelam di sore hari, tertawa bersama teman, secangkir teh hangat, dan lain-lain.
2. tekanan masa depan jadi terasa berlebihan
karena semua harapan digantungkan ke "nanti, nanti, nanti", jadi ekspektasinya malah meledak-ledak. akibatnya? sewaktu realita tak seindah bayangan, kecewanya malah bisa dobel-dobel. sudah ditungguin lama dan menunda bahagia, eh pas sampe ke sana yang ada malah rasa kecewa. rugi dua kali yekan?!
3. identitas diri ikut tertunda
kita jadi lupa bahwa kita sudah ‘cukup’ hari ini, dan tetap layak merasa puas meski belum semuanya tercapai.
yang perlu diingat, bukan berarti kita jadi hidup tanpa rencana atau cuek. carpe diem itu bukan ajakan untuk melupakan tanggung jawab kita tentang masa depan dan cita-cita, tapi lebih untuk menghargai dan menikmati hari ini, sambil tetap menapaki esok dengan sadar dan rencana hidup yang matang. memand cuma beda tipis antara “aku hidup untuk hari ini” dan “aku tidak peduli soal masa depan” sih. tapi kalau kita amati lagi, kata-kata yang pertama bijak, yang kedua ceroboh.
kadang kita butuh diingatkan bahwa:
- hidup bukan teka-teki yang selesai saat kita menikah, sukses, atau kaya.
- perjalanan itu sendiri adalah pencapaian.
- yang paling mahal itu bukanlah "rumah mewah", tapi pikiran yang damai.
jadi, kalau hari ini kamu bisa ketawa walau gajian belum masuk, bisa ngopi di teras meski belum bisa liburan, dan masih bisa ngobrol santai sama orang tersayang, kamu sedang menjalani carpe diem.
itu sudah cukup luar biasa nikmatnya dan patut disyukuri.