kemarin aku nemu postingan yang bikin aku merenung.
entah itu berdasarkan kisah nyata atau mengada-ada demi konten doank, yang pasti kalau dipikir secara logis ya memang mungkin banyak benernya sih.
ceritanya tuh ada orang-orang yang tadinya statusnya janda atau duda cerai, sudah berumur, lalu nikah lagi. pas mereka ditanya alasannya kenapa nikah lagi, rata-rata jawabannya bukan karena untuk memuaskan hawa nafsu atau nyari pasangan yang lebih muda, alasan kesepian, keuangan, atau lainnya. tapi ternyata jawaban kebanyakan orang yang nikah lagi di usia lanjut itu bukan karena alasan klise yang sering kita sebagai masyarakat awam tuduhkan ke mereka. alasan sebenarnya dan bikin kaget ternyata adalah karena mereka cuma nyari teman ngobrol!
sesimpel itu lhoh, gila yah.
dan kalau dirunut ke belakang sedikit kenapa mereka dulunya cerai, alasan utamanya rata-rata ya karena udah ngga cocok lagi sama pasangan karena satu dan lain hal. yang pasti salah satu yang paling utama ya karena dengan mantan mereka sudah ngga bisa ngobrol lagi. padahal antara suami istri, komunikasi atau ngobrol itu kan penting ya. kalau sama pasangan sendiri aja ngga bisa ngobrol, atau kalau komunikasi malah kaku, ya siap-siap aja sih perkawinannya kandas, atau langgeng tapi hambar.
karena ternyata ngobrol itu adalah lem perekat.
apalagi sampe bisa ngobrol receh sampe ngakak-ngakak berdua. ngomongin hal kecil yang sepele dan ngga penting, tapi nyambung dan lancar. kalau ngobrol hal receh gampang, biasanya ngobrolin hal lain yang lebih berat dan serius juga akan lancar dan gampang juga. sebaliknya, pasangan yang kalau ngobrol dikit langsung salah paham, marah dan berantem, ujung-ujungnya saling mendiamkan, ngga saling sapa, dan cuma ngomong satu dua kata saja seperlunya itupun sambil ketus. hmmm, itu rumah tangga apa rumah neraka yah 😒.
tapi nanya beneran nih.
kenapa sih cowok cewek itu pas di awal-awal masa pacaran lengket banget, ngobrol apa aja nyambung, hal-hal receh jadi kelihatan menarik, ngobrol receh lancar, selalu bahagia dan haha-hihi, eh pas udah nikah, dihimpit masalah ekonomi, beranak pinak, terbalut rutinitas rumah tangga yang ngga ada habisnya, lalu kelengketan masa pacaran dulu jadi hilang ngga berbekas, nguap gitu aja?
kenapa bisa gitu yah 😏
kalau orang bule bilang, udah ngga ada sparkle-nya lagi. ibarat kerupuk udah melempem, ibarat warna udah memudar, ibarat mesin udah mogok, karatan, bahkan mati total. makanya lalu banyak yang ambil keputusan untuk berpisah atau cerai saja. sebagian lagi memilih bertahan meski tahu kalau kehidupan rumah tangganya hambar dan sudah ngga bisa diputar balik seperti dulu lagi.
tapi apakah cerai dan nikah lagi jadi satu-satunya jalan keluar?
kenapa ngga sadar dua-duanya dan berusaha kembali menyalakan api yang dulu menyala pas pacaran tapi lalu padam?
hmm, mungkin jawabannya tergantung pada banyak hal ya.
ada pernikahan yang masih bisa diselamatkan, tapi ada juga yang memang sudah mustahil, ngga bakalan bisa menyala lagi api asmara yang sudah terlalu lama melempem dan padam tadi. mungkin di situlah kebutuhan teman baru untuk bisa sekedar ngobrol dibutuhkan, dan jadilah mereka memilih untuk nikah lagi. cuma supaya bisa ngobrol doank, lhoh!
menarik sih topik ini dari sudut pandang hubungan manusia.
karena seperti kubilang tadi, ngobrol meski receh itu ternyata penting banget. kalau kalian yang udah punya pasangan dan udah lumayan lama menjalin hubungan entah itu pacaran atau yang udah nikah, coba tanya ke diri sendiri dan mulai intropeksi, apakah kalian masih bisa ngobrol receh sama pasangan kalian dengan mudah? ngalir lancar dan tanpa kendala seperti ketika masih baru kenal dulu? sewaktu api asmara dan ketertarikan satu sama lain pas masih kuat-kuatnya?
kalau jawabnya masih, selamat deh! berarti kalian sukses menjaga dan merawat hubungan dengan baik. kalau jawabnya sama sekali blas ngga pernah lagi, wah bahaya ini, mungkin kalian sudah ada di ambang untuk berpisah meski akhirnya pisah resmi atau cuma pisah secara mental saja. nikah tapi sudah ngga nyambung!
tapi kalau jawabnya masih di tengah-tengah, kadang nyambung kadang engga. mungkin ini saatnya untuk memperbaiki dan menyalakan lagi api yang pelan tapi pasti mulai meredup itu.
caranya?
aku sendiri ngga tau haha 😂
***
kita nanya mas gpt yuk, coba dia jawabnya gimana 😁. dan ini dia jawaban si mas pas kutanyakan perihal tersebut di atas. coba kita simak bareng-bareng:
memang betul, banyak penelitian psikologi hubungan, menemukan bahwa obrolan sehari-hari, hal-hal remeh, dan humor ringan punya peran besar dalam menjaga keintiman, bahkan lebih penting daripada obrolan serius sesekali saja. kalau api asmara mulai meredup, ada beberapa hal yang bisa dilakukan pasangan untuk menyalakan kembali romansa mereka:
1. mulai dari hal kecil (obrolan ringan), contohnya ngobrol tentang film, makanan, mimpi aneh, bahkan gosip ringan bisa jadi perekat. bukan isi obrolannya yang utama, tapi kebiasaan berbagi pikiran setiap hari.
2. luangkan waktu khusus berdua, buat semacam “kencan kecil” rutin: jalan sore, ngopi bareng, atau masak bersama. bukan soal mahal/megah, tapi soal kualitas waktu.
3. sentuhan fisik sederhana, seperti pegangan tangan, pelukan, duduk berdekatan saat nonton TV. sentuhan kecil memicu oksitosin (hormon kelekatan).
4. humor dan bermain, contohnya ketawa bareng itu bonding yang kuat. bisa lewat candaan receh, game kecil, atau bernostalgia ke masa lucu di awal hubungan.
5. hargai dan ucapkan terima kasih, seperti bilang “makasih” untuk hal sepele sering kali lebih menghangatkan daripada hadiah besar. perasaan dihargai bikin hubungan lebih hangat.
6. buka diri untuk ngobrol tentang perasaan, selain obrolan receh, sesekali perlu juga ngobrol jujur soal kebutuhan emosional. bukan dalam nada mengkritik, tapi saling berbagi rasa.
romansa bukan soal hal-hal besar saja, tapi tentang ritual kecil sehari-hari: ngobrol ringan, ketawa bareng, saling sentuh, dan merasa dihargai. pasangan yang terus merawat hal kecil ini biasanya punya hubungan yang lebih awet dan hangat. berikut contoh “mini ritual harian" yang bisa dilakukan setiap hari, dan hanya butuh waktu 5–15 menit, tapi efeknya bisa besar untuk menjaga hangatnya hubungan:
1. morning check-in (1 menit), tiap pagi sebelum beraktivitas, sapa pasangan dengan senyum, pelukan, atau kata kecil: “semoga harimu lancar ya.” kecil tapi bikin pasangan merasa diperhatikan sejak pagi.
2. obrolan receh (3–5 menit), pilih waktu singkat di sela-sela hari (sambil makan, nonton TV, atau bahkan lewat chat). ngobrol soal hal random: meme lucu, makanan enak, hal kocak di kantor.
3. gratitude note (1 menit), ucapkan satu hal yang kamu hargai dari pasangan hari itu. misalnya: “makasih ya udah bikinin teh tadi pagi.”
4. evening connection (5 menit sebelum tidur), tutup hari dengan ngobrol singkat: “apa hal paling menyenangkan/hambarnya hari ini?” bisa diselingi pelukan atau pegangan tangan.
kalau dilakukan rutin, meskipun receh, kebiasaan ini bikin pasangan tetap merasa dekat, dihargai, dan nyambung — itulah yang menjaga “api asmara” tetap menyala. kalau usaha harian sudah dilakukan, berikut contoh "weekend ritual" yang sederhana tapi bisa jadi “bensin” tambahan untuk api asmara:
1. kencan mini (1–2 jam), tidak harus mahal, cukup jalan sore, naik motor keliling, piknik kecil di taman, atau ngopi di warung favorit. fokusnya: waktu berdua tanpa gangguan gadget.
2. proyek bareng, seperti masak resep baru, beresin rumah sambil pasang musik, atau coba hobi kecil bersama (misal tanam bunga, puzzle). aktivitas bersama menciptakan teamwork dan kenangan baru.
3. memory lane session, lihat foto/video lama bareng, ingat masa awal hubungan, atau cerita lucu waktu PDKT dulu. nostalgia bisa menghidupkan kembali perasaan “jatuh cinta pertama kali.”
4. quality talk (15–30 menit), bedanya dengan obrolan receh: ini lebih reflektif. bahas impian, rencana masa depan, atau sekadar, “kamu lagi butuh apa dariku belakangan ini?”
5. ritual penutup, bisa berupa pelukan lama, doa bareng, atau sekadar ucapan: “senang bisa habiskan weekend ini berdua sama kamu.”
***
wuihhhh, segitu dalemnya si mas gpt ngasih contoh-contoh, komplit banget. gimana nih, coba kita refleksi masing-masing. kira-kira sudah ngelakuin hal-hal yang dicontohkan di atas atau belum sama pasangan kita. jangan sama pasangan orang lain yah! memangnya ani-ani, cih 😆
punya suami bule, mungkin sedikit banyak jadi semacam berkah juga sih kalau dipikir-pikir. karena orang barat itu kayaknya lebih ekspresif soal ngungkapin perasaan. meski selalu ada perkecualian, kebalikan halnya dengan yang kuamati di eropa sini, tapi menurutku memang rata-rata cowok timur atau asia itu kayak kanebo kering ngga sih, kaku gitu haha.
kalau cowok barat emang kebanyakan kek di film-film gitu sih, lebih jelas soal perasaan. suka bilang suka, ngga suka bilang ngga suka.
sejak kenal suamiku, itu juga yang kualami. sampe sekarang udah kenal selama hampir 17 tahun dan udah nikah selama 14 tahun pun, tiap pagi dia masih bilang "good morning". sehari-hari selalu bilang, please, thank you, atau sorry kalau bikin salah atau kutuduh bikin salah meski tanpa bukti tapi tetep suami selalu salah yekan? hehe. dan tiap hari selalu ngebikinin aku teh panas tawar tanpa diminta. kek gitu-gitu mungkin ya, yang cowok timur keknya masih "kurang", lagi-lagi ngga semuanya yah. apa mungkin karena beda faktor budaya, kebiasaan, adat istiadat dan juga konsep patriarki di timur yang masih cenderung kuat, yang mungkin jadi semacam kelambu tipis penghalang untuk lebih berekspresi?
entahlah.
gimana menurutmu? silakan komen di bawah, gratis kok 😁
No comments:
Post a Comment