jumat sore.
sebentar lagi udah waktunya selesai jam kantor dan memasuki wilayah akhir pekan atau wiken. eh, kok ada email masuk. kirain ada tugas tambahan penting dari si bos. ternyata cuma undangan seminar yang diselenggarakan oleh gedung di mana kantorku berasa. mereka memang sering mengadakan berbagai seminar dengan bermacam-macam topik yang sedang menarik atau sedang trendi.
tema seminar kali ini cukup unik. dalam bahasa inggrisnya sih resminya berjudul “how to handle being the only woman in the room”. kalau diterjemahkan bebas ke dalam bahasa otakkukusut kurang lebihnya, "gimana caranya bersikap kalau kamu cewek sendiri di ruangan".
unik kan?
![]() |
saking uniknya, pas kutanyakan ke chatgpt, dia sampe ngeblank beberapa saat lhoh, ngga bisa ngejawab dengan gesit seperti biasa kalau aku nanyain hal-hal lain yang lebih sains, payah dah π
dan inilah jawabannya, yang udah diterjemahin:
that’s a big question—and a really important one. menjadi satu-satunya perempuan di ruangan, terutama dalam konteks profesional atau situasi penting, bisa menimbulkan campuran perasaan: tekanan, kekuatan, dan terkadang ketidaknyamanan. cara kamu menghadapinya sangat bergantung pada situasinya, tapi berikut beberapa saran yang mungkin membantu.
1. kuasai ruangmu
kamu pantas berada di sana. kamu ada di ruangan itu karena pengalaman, pengetahuan, dan kontribusimu. jangan mengecilkan diri, baik secara fisik maupun verbal. duduk tegak, bicara dengan jelas, dan ambil ruang yang memang milikmu.
2. persiapkan diri
terkadang menjadi satu-satunya perempuan berarti ide-idemu lebih sering dipertanyakan. mengetahui materi dengan baik, punya data pendukung, dan mengantisipasi pertanyaan bisa menambah rasa percaya diri.
3. gunakan suaramu
bersuara. meskipun awalnya terasa tidak nyaman, berpartisipasi dalam diskusi menunjukkan bahwa pendapatmu penting. jika ada yang memotong pembicaraanmu, tidak apa-apa untuk dengan tenang tapi tegas mengambil kembali giliran bicara: "saya ingin menyelesaikan poin saya."
4. cari sekutu
cari orang-orang di ruangan, baik laki-laki maupun perempuan, yang menghargai kontribusimu. membangun hubungan bisa membuat suasana terasa lebih mendukung, dan sekutu bisa membantu menguatkan suaramu jika diperlukan.
5. tanggapi bias (jika dirasa aman)
kalau kamu melihat pola, misalnya idemu diabaikan sampai laki-laki yang menyampaikannya, atau ada asumsi yang salah, tidak apa-apa untuk menanggapi, baik secara langsung maupun pribadi. pilih waktu yang tepat, tapi kamu juga tidak harus selalu membiarkannya.
6. bersandar pada sistem dukungan
ngobrol dengan mentor, teman, atau komunitas perempuan dalam atau luar industri. kamu tidak sendirian dalam pengalaman ini, dan berbagi cerita atau strategi bisa sangat menguatkan.
7. ingat: kamu sedang membuka jalan
mungkin sekarang kamu satu-satunya perempuan, tapi kehadiranmu mengubah dinamika, membuka pintu lebih lebar, dan membuatnya sedikit lebih mudah bagi perempuan berikutnya. itu adalah sesuatu yang sangat berarti.
wahhhh, menarik banget ya sudut pandangnyaπ
pertanyaannya sekarang adalah, apakah aku akan ikutan hadir dalam seminar itu? hmm, setelah kutimbang-timbang sebentar, kayaknya engga usah deh. kenapa begitu? bukankah itu kesempatan baik untuk pengembangan diri? iya sih, tapi sepertinya pengembangan diri di sisi yang ini sudah ngga begitu kuperlukan. karena sebenarnya sejak jaman dulu pun aku sudah sangat terbiasa, meski konteksnya engga selalu persis sama, tapi seringnya memang selalu jadi cewek sendiri di berbagai kesempatanπ
beberapa yang masih kuingat dengan jelas akan kujabarkan sebagai berikut.
hidupku normal-normal saja sejak sekolah tk sampe lulus sma. teman-temanku juga beragam, campur cowok dan cewek. meski sejak smp dan sma kayaknya entah kenapa aku lebih seringnya ngumpul sama temen cowok dibanding temen cewek. pas smp kelas 1 malah aku sempat duduk sendirian selama setahun karena jumlah cewek di kelasku waktu itu ganjil. jadi semua cewek lain berpasangan duduk sebangku berdua, aku memilih duduk sendirian.
karena ini pula, kadang ada beberapa cowok yang suka nemenin pindah duduk ke bangku sebelahku. bukan nemenin mungkin niatnya, tapi mau nyontek jawaban hehe.
tapi waktu itu aku ngga masalah. ngga ngerasa gimana-gimana atau kesepian ngga punya temen. cuek dan hepi-hepi berteman dengan siap saja.
pas sma, kebetulan sepupuku cowok seangkatan sekolahnya. waktu itu aku malah lebih sering main sama dia dan gerombolan gang cowoknya sepupu. geruduk ke sana geruduk ke sini bareng cowok-cowok. jadinya kadang memang aku cewek sendiri, atau ada beberapa temen cewek lain yang juga satu kelompok sama kita kalau bikin pr atau belajar bareng.
nah, begitu lulus sma, aku udah sering cerita deh gimana perjuanganku nyari sekolah gratis supaya bisa kuliah meski ngga punya duit. beberapa tautan ke tulisan lama ada di sini ya:
aku inget banget waktu ikut ujian masuk kuliah gratis ini, yang diadainnya di jogja waktu itu, dari seluruh ruangan yang ikut tes, aku cuma satu-satunya cewek di auditorium yang luas banget dan yang ikut tes ada ratusan. semuanya cowok. cewek cuma satu hehe.
keder?
jelas engga! aku cuek aja udah terbiasa juga kok ngumpul sama cowok sejak jaman sekolah. mungkin ini bekal yang sangat penting bagiku merasa cukup nyaman berada di lingkungan cowok. mungkin ya. karena kadang kalau cewek-cewek ngumpul dan ngerumpi itu aku malah ngga betah. kalau ngumpul sama cowok itu malah lebih sat set hehe. karena itulah aku ngga pernah ngerasa gimana-gimana dikelilingi cowok doank sementara aku sendiri cewek.
pas udah kuliah, ada dua cewek lagi yang waktu itu ketrima di perkuliahan, mereka tes masuknya lewat kantor pusat di jakarta, sementara aku di jogja. makanya aku cewek sendiri waktu tes. yang di jakarta katanya sih memang ada beberapa, tapi akhirnya yang lolos cuma dua. ditambah aku satu dari jogja, totalnya ada 3 cewek di kelas selama kuliah. sementara cowoknya ada 33 orang!
kalau ngga biasa ngumpul sama cowok mungkin memang risih ya.
tapi bagiku malah engga. lebih nyaman dan udah biasa. ngga serem kok para cowok itu. mereka juga manusia haha π
karena kebiasaan ini jugalah mungkin yang ngasih aku kepercayaan diri ketika masuk dunia kerja. pas kerja di pabrik dulu, meski jumlah cewek dan cowok berimbang, tapi lagi-lagi karena posisi dan jabatan yang kuemban selama kerja di situ, mengharuskan aku untuk berurusan dengan banyak cowok-cowok di bagian engineering. anak buah juga banyak yang cowok. meski ngga melulu jadi cewek sendiri karena kerja di pabrik itu justru malah lebih banyak cewek nya di bagian produksi, tapi untuk konteks jabatan ada beberapa kasus di mana lagi-lagi aku berada di situasi di mana aku jadi cewek sendiri.
contohnya pas dikirim untuk pelatihan ke korea selatan.
aku jadi satu-satunya cowok indonesia yang berangkat, bersama para engineer lain yang semuanya cowok! tautan cerita ke korea selatan pas pelatihan ada di tulisan ini.
ngga sampe di situ. pindah ke eropa dan kerja di inggris selama hampir 20 tahun, juga mengantarkanku ke berbagai macam situasi di mana aku selalu jadi cewek sendiri. terutama di lingkungan kerjaan yang notabene selalu di bidang alat kesehatan, sains, atau manufaktur. kebanyakan selalu berada di ruangan meeting yang hampir semuanya cowok, dan aku yang cewek sendiri. kalau para cowoknya anak buah semua sih gampang, mereka tau aku ibu buah jadi pada nurut hehe. tapi kalau para cowoknya yang sejabatan atau lebih tinggi, ini biasanya yang dipermasalahkan.
tapi aku cuek saja tuh, meski di ruangan ada bos besar sekalipun, aku tetep pede meski cewek sendirian. di meeting tersebut. atau pas kunjungan kerja tugas ke luar inggris, lagi-lagi biasanya aku kudu seperjalanan dengan rombongan bapak-bapak dan om-om, atau mas-mas. aku yang cewek sendirian. enak sih banyak bodyguards kan malahan π
meski mungkin kata orang jadi cewek sendiri itu bisa bikin canggung, makanya sampe ada seminar khusus buat ngebahas topik ini, tapi bagiku jadi cewek sendirian di ruangan atau di rombongan ya biasa saja.
aku ngga pernah ngerasa gimana-gimana karena mereka semua sudah tahu posisiku di perusahaan itu sebagai apa. reputasi kerjaku juga cukup jelas. enaknya kerja di eropa itu, meski sedikit banyak masih tetap ada saja yang seksis soal laki-perempuan, tapi selama aku kerja profesional di inggris sini sejak 2007 sampe sekarang, sekalipun aku belum pernah ngalami kejadian yang ngga enak soal urusan jadi cewek sendiri di ruangan ini.
kalau konteksnya di luar urusan kerjaan, sayangnya aku belum dan ngga pernah ngalamin. jadi aku ngga bisa tahu apakah kepedeanku tetap akan terjaga kalau misalnya tiba-tiba aku berada di satu pertemuan asing yang ngga kenal semua orang dan aku cewek sendiri. tapi ngapain juga datang ke pertemuan yang satupun ngga ada yang kenal kita ya kan? kurang kerjaan itu namanya π
bener kata chatgpt di atas. asalkan kita pede, bisa membawa diri, bersikap profesional, orang ngga akan menyepelekan kita hanya karena kita cewek sendiri kok. tapi syaratnya memang dari awal mereka kudu tahu kita siapa, dan punya reputasi bagus. jadi bisa menunjukkan kalau kita ini cewek tapi bertaring, dan taringnya tajam, jadi jangan macem-macem haha π
berarti mungkin kuncinya reputasi ya. meski cewek, dan meski jadi satu-satunya di ruangan atau di rombongan, kalau mereka paham kita siapa dan paham reputasi kita, pastinya ngga ada yang perlu dikuatirkan. intinya, cuek dan pede aje.
semangat buat para cewek! πͺ