Friday, 2 May 2025

golden triangle

juni 2011

waktunya nulis tentang travelling lagi 😁

bakalan panjang tulisan kali ini ya, karena memang jalan-jalannya ke berbagai kota untuk berbagai keperluan, dan tulisannya dijadiin satu aja daripada mencar-mencar kebanyakan. foto-fotonya juga ada banyak banget sampe ratusan jadi kupilih beberapa saja yang mewakili cerita di tulisan ini.

kali ini menjauh dari benua eropa yah, kembali ke benua asia tapi di bagian selatan. yup, aku sudah pernah ke india! cuma sekali sih, dan memang sebelumnya ngga pernah kepikiran menjadikan india sebagai negara untuk jadi tujuan wisata yang pengin aku kunjungi. eh, kok malah ke sana dalam rangka hanimun setelah habis nikahan, hehe.

gara-garanya, ngga lama setelah aku dan suami nikah bulan maret tahun 2011, aku terima kabar kalau salah satu teman baikku jaman masih kuliah di budapest dan manchester dulu, mau nikah juga beberapa bulan kemudian di bulan juni. dan dia orang india, suaminya juga india. jadinya kami lalu malah sepakat untuk sekalian hanimun ke sana.

aku sudah kenal mereka berdua sejak lama, karena memang mereka pacarannya dari sejak dia belum berangkat ke eropa untuk kuliah itu. cerita-cerita tentang kuliahku di eropa sudah sering kutulis. supaya ngga diulang-ulang lagi di sini, aku kasih tautan ke beberapa tulisan ya.


temanku ini asli bangalore, sebuah kota di india bagian agak ke selatan. sementara suaminya dari bagian utara. mungkin kayak orang jogja ketemu jodoh sama orang aceh gitu kali ya, hehe. sejak aku mendarat di budapest dan tinggal di asrama mahasiswa, aku sudah akrab dengan anak india ini. selain karena kamarnya dia cuma beberapa pintu jaraknya dari kamarku, juga karena kami sama-sama dari asia. 

bukti sudah pernah ke india 😁 cerita foto ada di sini: foto ikonik

tau sendiri kan, pertama kali melanglang buana ke negara orang, pasti kita nyarinya temen yang secara kultur dan budaya agak-agak dekat dengan kita. kan manusia itu pada dasarnya rasis, seperti sudah pernah kubahas di tulisan ini hehe. jadi waktu itu memang semua mahasiswa yang asal asia ditempatkan di lantai gedung yang sama jadi bisa berteman dengan mudah. supaya ngga terlalu kesepian mungkin.

si anak india ini umurnya jauh di bawahku, lebih muda. eh memang rata-rata temen kuliahku dulu pada muda semua sih, cuma ada sekitaran 5 orang yang sudah agak tua termasuk aku haha. jadi dia kuanggap seperti adikku sendiri. diapun melihatku sebagai kakak, kadang minta pendapat, kadang agak manja-manja minta dimasakin hehe.

pas dia tau aku nikah di inggris, sebenernya dia kuundang. tapi karena dia sudah balik ke india setelah lulus kuliah, secara logistik agak susah untuk datang ke acara nikahanku. kudu pake bikin visa segala kan, repot lah. sementara pas dia bilang mau nikah itu, aku dan suami ada banyak waktu untuk siap-siap kalau kami memang mau hadir ke acara dia di india sana. sekalian jalan-jalan karena memang belum pernah ke india sama sekali.

akhirnya persiapan pun kulakukan.

tiket, visa karena pasporku paspor indonesia hehe, dan juga mikir setelah dari bangalore mau hanimun ke mana. temenku ngasih beberapa opsi pilihan. akhirnya akupun milih area yang memang sangat terkenal dengan sebutan golden triangle, terutama bagi turis yang memang belum pernah ke sana sama sekali. akupun setuju untuk mengunjungi tempat-tempat yang paling ramenya, yaitu ibukota india new delhi, lalu dari sana kami lanjut ke jaipur, kemudian mampir juga ke agra di mana taj mahal berada. tuh, fotonya udah kupajang di atas 😁

daftar perjalanan komplitnya kurang lebih seperti ini:
- dari inggris transit di dubai mendarat di bangalore untuk hadir di akad pernikahan dan resepsi
- nginap di apartemen yang disediakan oleh tuan rumah selama di bangalore
- di bangalore beberapa hari sampai acara selesai lalu terbang ke new delhi
- mendarat di new delhi, jalan-jalan dan nginep di hotel selama beberapa hari
- dari new delhi perjalanan darat sewa mobil sekalian supirnya menuju ke jaipur
- di jaipur jalan-jalan ke beberapa tempat turis dan nginep di hotel
- lanjut perjalanan ke agra selama beberapa hari dan nginep di hotel
- dari agra supir ngantar ke bandara new delhi lagi dan terbang pulang ke inggris lewat dubai

kita bahas satu persatu ya. tapi ngga janji bisa detil banget karena ingatannya sudah agak kabur, maklum sudah hampir 13 tahun yang lalu. aku nulisnya sambil lihat koleksi foto-foto dari album india saja, yang ternyata jumlahnya ratusan itu 😁

***

mari kita awali kisah perjalanan hanimun ke india ini dengan cerita naik pesawat yang ternyata jadi sangat berkesan. dari inggris, seperti biasa kami selalu pakai maskapai penerbangan emirates yang selalu transit di dubai itu. kenapa emirates? karena kami pelanggan setia, hehe. males pake yang lainnya, karena dari pengalaman memang maskapai ini yang harga tiketnya terjangkau tapi pelayanannya oke. 

karena sering banget pake maskapai yang sama, ditambah dengan suamiku yang sebelum jaman pandemik itu selalu terbang kemana-mana karena urusan kerjaan, jadi dia itu sudah jadi frequent flyer bisa ngumpulin airmiles banyak banget. tapi yang ngebayarin tiketnya selalu kantor, enak kan hehe. 

yang dapet untung ya aku.

meski aku jarang pergi-pergi dan jarang terbang, cuma kalau pas mudik doank atau dikirim kantor untuk nge-audit vendor yang cukup jarang juga, tapi kalau pas pergi-pergi bareng suami, aku bisa nebeng fasilitas yang dia dapet. karena dia memang member kelas premium dan sudah ngantongin banyak airmiles. setibanya di bandara meski tiket kami kelas ekonomi, kami bisa dapet fasilitas check-in layaknya kelas bisnis. jadi ngga kudu ikutan antri panjang mengular, kami dipersilahkan untuk check-in di konter bisnis. 

ngga cuma sampe di situ saja layanan untuk penumpang frequent flyer, kami juga bisa makai fasilitas ruang tunggu khusus yang biasanya dipake untuk yang beli tiket bisnis dan first class. di situ biasanya tersedia makanan dan minuman gratis dan sofa-sofanya juga empuk, dibandingkan kalau kudu nunggu di luar duduk di kursi besi atau plastik yang keras di pantat itu πŸ˜‚

apakah sampe di situ saja?

oh tentu tidak. keberuntungan kami terus berlanjut pas kami mau boarding, dan ngasih boarding pass ke petugas, eh boarding pass kami malah ditukar dari kelas ekonomi ke kelas bisnis karena ternyata mereka overbooked di kelas ekonominya. jadi kami malah dipersilahkan untuk duduk di kursi bisnis, tanpa bayar sepeserpun. begitu mendarat di dubai, kupikir dari dubai ke indianya bakalan balik lagi nih ke ekonomi karena tiket kami memang ekonomi.

kelas bisnis emirates, lega dan luas

eh, pas suamiku nanya ke petugas dan bilang apakah ada kemungkinan bisa upgrade pake airmiles, petugasnya bilang, tentu bisa! akhirnya separo perjalanan lagi kami juga masih duduk di kelas bisnis  dengan gratisan alias makai tabungan airmiles milik suami hehe.

***

bangalore

sampai di bangalore, temanku sudah nyiapin mobil dan supirnya untuk njemput kami.

sepanjang perjalanan menuju rumah temen ini, hawanya persis deh sama dengan di indonesia. rumah-rumah di india dan lingkungannya, termasuk juga cuaca dan keramaian penduduknya, hampir sama dengan suasana di indonesia. bedanya yang paling menonjol cuma satu, di mana-mana banyak sapi berkeliaran dengan bebas. karena memang di sana, hewan sapi itu dipuja sebagai dewa. jadi sapi-sapi ini bebas jalan di mana saja. kalau orang india ketemu salah seekor sapi, malah disentuh dikit sambil kedua tangan telangkup di dada tanda ngasih penghormatan ke dewa mereka. 

unik banget ya 😁

ketemu "dewa-dewa"

serentetan acara pernikahan sudah direncanakan selama akhir pekan itu. kebetulan waktu itu kami mendarat di hari jumat, jadi keseluruhan acara berlangsung besoknya pas hari sabtu dan resepsi di hari minggunya. sama temenku aku dikasih pinjam baju kurung ala india yang kupake selama acara di awal sebelum pesta besarnya. itu bajunya kupake pas ketemu sapi-sapi πŸ˜‚

acara hari sabtu diselenggarakan di dekat rumah saja, resepsi hari minggunya baru di hotel.

prosesi acara sabtu itu agak banyak. detilnya aku lupa, yang paling berkesan yaitu apalagi kalau bukan upacara nggambar henna! sebagai tamu, aku juga ikut digambari henna di tanganku. lalu ada acara kayak pemujaan pakai bunga-bunga, api, makanan, dan kayak minta restu dari para sesepuh kakek nenek buyut gitu deh. ada adat berbau unsur agama hindu dan budha-nya, dicampur sama tradisi lokal di india mungkin sih.

semua keluarga, sanak saudara dan tetangga temanku pada ngumpul di tempat acara yang letaknya ngga jauh dari rumah. semacam balai gitu lah. lengkap dengan hiasan kain warna-warni, makanan yang disediakan dengan konsep prasmanan, dan tak lupa juga ada tarian-tarian khas india.

suasana prosesi hari sabtu

selain acara prosesi yang sangat berkesan itu, mengamati sekeliling area di mana temanku tinggal juga sangat menarik. terlihat sangat jelas betapa kehidupan di sana itu kesenjangan kesejahteraan masyarakatnya sangat menyolok. ya harap maklum karena mereka kan memang ada sistem kasta ya. di mana kasta brahmana sebagai kasta tertinggi adalah lapisan atas dari rakyat india yang biasanya sangat kaya dan dihormati. kasta ksatria sebagai kasta di bawahnya biasanya juga masih makmur hidupnya, dan terpandang di masyarakat. kasta waisya biasanya orang kebanyakan dan pegawai-pegawai dan wirausahawan. kasta terendah atau kasta sudra biasanya lapisan yang terlahir miskin dan tetap miskin karena kesempatan yang diperoleh sangat terbatas untuk memperbaiki kemakmuran hidupnya.

nah, sekilas melihat kehidupan masyarakat sehari-hari di sana, kelihatan banget loh, betapa banyaknya kaum miskin atau kasta sudra ini. apalagi negara ini termasuk kedua terbesar secara populasi setelah cina, pada waktu itu. sekarang sih india sudah jadi yang paling banyak populasinya. padahal mungkin yang besar persentasenya ya yang kasta sudra atau golongan yang susah tadi. di bawah ini aku iseng foto sama serombongan mas-mas india yang lagi nunggu proyek bangunan mereka mulai. karena ini masih pagi banget, lokasi proyeknya belum dibuka jadi mereka duduk-duduk sambil nunggu. makanya baju-bajunya masih pada bersih, belum kena semen dan pasir. ngga cuma mas-mas, ada anak kecil seumuran smp juga yang ikut kerja jadi kuli bangunan di sana. mungkin dia terpaksa kerja karena miskin ngga bisa sekolah 😩

foto bareng mas-mas pekerja bangunan

banyak banget deh, yang berkesan dari pengamatanku terhadap kehidupan masyarakat di bangalore ini. nanti deh kapan-kapan aku tulis terpisah ya. kalau dicampur di sini jadi kepanjangan, ini aja masih belum ngebahas acara nikahannya πŸ˜‚

setelah acara hari sabtu kelar, hari minggunya nikahan temenku dilanjutkan ke acara resepsi di hotel. karena ini adalah acara utamanya, dari serentetan acara-acara lain di akhir pekan itu, akupun udah nyiapin baju sarie ala india yang kubeli online pas masih di inggris. niat banget kan?

makai sarie ternyata agak susah juga yah. aku sampe kudu nyari video di yutub supaya ngga terjadi hal-hal yang ngga diinginkan. kan ngga lucu make sarie pertama kali tapi ngasal dan ngga bener, trus melorot 😁 bisa kabur semua tamu-tamu acara nikahannya πŸ˜… karena belum begitu terbiasa makai sarie, saking takutnya melorot sampe beberapa bagian kujahit pake tangan terutama kebaya bawahnya yang mirip kain jarit jawa itu. kocaklah pengalaman makai sarie india ini. 

tapi pas difoto cakep lho jadinya, nuansa pink dan hijau ditambah gemerlap pinggirannya ada warna peraknya. sayangnya cuma kepake sekali doank beli sarie mahal-mahal, rugi dehπŸ˜†

siap-siap ke acara resepsi pake sarie, tanganku pake henna

mejeng dulu sama pak suami di lobi hotel tempat resepsi

acara resepsi di hotel itu berjalan lancar dan meriah. semua tamu-tamunya orang india semua cuma aku dan suami yang mukanya rada beda, hehe. untunglah keluarga temenku ini ada juga yang tinggal di luar negeri beberapa di amrik, dan mereka semua datang ke acara, jadi aku dan suamiku banyak teman ngobrol pake bahasa inggris, ngga cengok sendirian hehe. 

acara prosesi arak-arakan pengantin

makanan prasmanan

setelah acara resepsi selesai, kami kembali lagi ke penginapan di apartemen, baru besoknya kami pamit ke keluarga besar temanku dan mengucapkan banyak terima kasih atas jamuan dan penginapan serta makanan yang disediakan oleh mereka selama kami berdua di bangalore. blas, kami ngga keluar biaya sedikitpun selama di bangalore itu karena semuanya disediakan. dari akomodasi, makanan, sampai transportasi. komplit lah dimanjakan teman. kata dia sebagai bayaran karena mereka ngga bisa datang ke nikahan kami di inggris, dan kami malah datang ke nikahan mereka jadi kami berhak dimanja 😍

dari bangalore, kami naik pesawat domestik menuju ke new delhi!

***

new delhi

apa yang paling berkesan dari new delhi? puanasssss puollllll πŸ˜‚

seumur-umur hidup di indonesia lalu pindah ke eropa, belum pernah aku ngerasain hawa panas sepanas di new delhi. dari sejak pesawat yang membawa kami dari bangalore mendarat di bandara, sampe beberapa hari berikutnya di sana sebelum lanjut ke jaipur, suhu udara rata-rata di atas 45 derajat bahkan sampe menyentuh angka 51-52 derajat selsius pada waktu itu. ini ibukota negara apa neraka yak 😰

saking kagetnya, pas aku dan pak suami turun dari pesawat pake tangga biasa gitu karena pesawatnya kecil untuk penerbangan domestik jadi ngga pake garbarata, kupikir tadinya hawa panas itu adalah jet mesin pesawat yang disemburkan ke penumpang yang baru turun lhoh! 

sumpah persis kayak disembur jet saking panasnya.

begitu nyadar kalau hawa panas itu ya memang suhu udara di new delhi pada waktu itu, kami baru ngeh. omaigat, kok bisa hidup orang-orang di sana ya, serasa beraktivitas di dalam oven atau di atas bara api yang engga bisa padam apinya. begitu kami masuk ke taxi yang nganterin kami ke hotel tempat kami nginep, baru deh terasa banget betapa hidup manusia di daerah yang berhawa panas ngga akan enak tanpa air cond! nyampe di hotel, langsung ngadem di lobi dan di kamar ber-ac. males keluar-keluar lagi hehe.

ini hotel di new delhi tempat kami nginap

kami nginap di hotel bernuansa kolonial. memang india kan dulu dijajah inggris lama ya. jadi banyak sekali bangunan-bangunan besar dari jaman kolonial itu yang sekarang diubah jadi hotel. enak sih klasik gitu arsitekturnya. dan lebih adem karena biasanya bangunannya berlangit-langit tinggi dan sirkulasi udaranya dirancang sedemikian rupa supaya ngga sumuk.

kereta bawah tanah atau metro di new delhi

cerita detil jalan-jalan di new delhinya aku ngga gitu ingat. tapi dari foto-foto yang banyak banget di albumku, beberapa hari di delhi kami manfaatkan untuk muterin lokasi-lokasi wisata yang biasanya dikunjungi turis. dari ngobrol-ngobrol dengan para pegawai hotel dan nanya-nanya orang sekitar, ternyata memang kami salah musim, hehe. bulan juni sampe september itu memang bulan panas-panasnya di sana jadi biasanya malah sepi turis.

tugu peringatan entah apa di tengah kota new delhi

yah, namanya juga ke sananya dalam rangka kondangan ya, hehe. ngga papa-lah malah enak rada sepi ngga terlalu banyak pengunjung. itu juga masih kelihatan rame dan banyak banget manusia di mana-mana kok. padahal low season atau bukan musim turis katanya. gimana kalau banyak turis ya, etdah bisa pengap malahan mungkin, kebanyakan manusia hehe. 

***

jaipur

setelah beberapa hari nginap di new delhi, kami lanjut perjalanan ke jaipur. kali ini kami lewat jalur darat pake mobil. dapet sewa mobil dan sopirnya atas rekomendasi teman yang memang sering pake jasa pak sopir ini kalau pas ke daerah ibukota. mobilnya mobil kecil hatchback model toyota yaris gitu lah. model persisnya aku lupa, hehe.

duduk di pinggir jalan depan hotel, berlatar jal mahal

hotel tempat nginap dekat jal mahal

berkunjung ke salah satu istana untuk wisatawan

naik gajah, baru sekali seumur-umur 😁

jaipur kotanya cantik, lebih kecil dari new delhi. banyak bangunan-bangunan berwarna merah, pink, dan terracotta, yang merupakan ciri khas kota tersebut. banyak istana-istana peninggalan raja-raja india jaman dulu yang bisa dikunjungi turis-turis. di jaipur kami nginap di hotel dekat jal mahal, atau istana di tengah danau yang sempat kami kunjungi juga. 

karena sudah lupa persisnya kami kemana saja, kukasih lihat aja ya beberapa foto-foto selama kami jalan-jalan di jaipur, termasuk foto naik gajah!!!

***

agra

dari jaipur, si bapak sopir dan mobilnya membawa kami ke agra. oh ya selama di jaipur bapak sopirnya tetep nungguin lho. ternyata di india itu semua hotel ada fasilitas tempat tidur untuk para sopir yang nungguin majikan kalau mereka nginap di hotel. 

inilah makanya sistem kasta itu menyolok banget di india. pas kami masih di bangalore juga gitu, lupa cerita di atas. keluarga temenku itu kemana-mana naik mobil pake sopir lho. padahal jarak yang ditempuh itu bisa cuma beda dua gang gitu doank! aku dan suami sampe ngga abis pikir. kami juga disuruh naik mobil tapi kami ngga mau malah milih jalan kaki, karena memang deket banget, gais. jalan paling cuma 5 menit, tapi semuanya pada naik mobil. baru setelah beberapa hari di sana aku ngeh. ternyata kehidupan di sana memang begitu. 

yang jalan kaki itu cuma kaum miskin, kasta sudra. mereka-mereka yang hidupnya lebih baik dan bisa punya mobil, engga sudi gitu kayaknya kalau kudu jalan. mereka kudu naik mobil supaya secara kasta dipandang lebih tinggi. beneran sih bikin geleng-geleng kepala. jalan 5 menit nyampe kok pada sibuk nunggu dijemput dan diantar pake mobil cuma demi gengsi kasta, etdah 😁

kehidupan di india

jadi harap maklum kalau di hampir semua hotel pasti ada tempat bagi para sopir untuk tidur karena majikannya yang kastanya lebih tinggi lagi nginep di hotel tersebut. ngga mewah kok tempat para sopir ini, cuma semacam area di luar pojokan tempat parkir hotel gitu. kayak pos ronda tapi luas lah, buat tidur banyak orang bareng-bareng. makannya juga mereka urus sendiri, jajan di pinggir jalan gitu. karena memang sopir ngga boleh masuk ke hotel. kesian ya 😐

bocah-bocah india di salah satu obyek wisata

di agra, seperti halnya jaipur, juga banyak sekali tujuan-tujuan wisata untuk dikunjungi. secara suhu udara, meski jaipur dan agra ngga sepanas new delhi karena keduanya lebih kecil kotanya, tetep saja masih di atas 45 derajat selsiusan. kami jadwalkan berkunjung ke beberapa tujuan wisata yang terkenal, dan tentu saja taj mahal!

berfoto di salah satu istana berlatar taj mahal

taj mahal yang terkenal itu

suami dan bapak penjaga pintu hotel di agra

begitulah cerita singkat dan padat tentang perjalanan hanimun kami berdua ke tiga kota terkenal di india, yang lebih sering disebut sebagai golden triangle itu. kondangan sekaligus hanimun dink 😁 sekali merengkuh dayung, dua tujuan tercapai lah ya. 

kapan lagi bisa ngelihat negeri india yang gede banget itu kalau ngga pas diundang nikahan teman baik. kalau iseng-iseng pengin jalan-jalan ke sana kok kayaknya ogah ya. apalagi ngeri ngelihat video-video yang berkeliaran di sosmed jaman sekarang ini, bahwa betapa joroknya orang india itu dalam hal masak memasak. sampe dijuluki netizen kaum prindavan πŸ˜‚

untungnya selama kami di sana, kebutuhan makan kami cukup terjamin. pas di bangalore disediakan oleh tuan rumah yang dimasak oleh para pembantu rumah tangga dan perusahaan katering pas acara, jadi bisa dijamin kebersihannya. dan setelah terbang ke new delhi dan nginap di hotel, kami selalu milih makan di restoran di hotel saja sampai akhirnya terbang balik ke inggris. blas sama sekali kami ngga jajan di tempat umum. takut kena muntaber! meski pengalaman selama di sana cukup berkesan dan engga ada kejadian aneh-aneh, kalau sekarang ditanya pengin ke india lagi ngga?

jawabku: engga lah, udah cukup sekali saja 😁

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...