Wednesday, 19 March 2025

kita semua rasis

dih, kok tiba-tiba nuduh gitu sih?

well, awalnya sih sebenernya ini adalah diskusi atau debat kusirku sama kolega di kantor soal pemilu amerika yang udah berlangsung bulan november kemarin. pertarungan antara partai demokrat dan republik yang diwakili oleh bu harris dan pak trump. diskusinya akhirnya pun merembet ke arah, kalau pak trump menang lagi, dia bakalan bikin ulah apa lagi yah? πŸ˜‚

dengan gaya kepemimpinannya yang aneh bin ajaib gitu, kira-kira kalau dia jadi presiden lagi di situasi dunia yang lagi kacau begini, apakah dia bakalan membereskan konflik-konflik perang yang sudah ada, atau sebaliknya? membuat kekacauan-kekacauan diplomatik baru di mana-mana? atau bikin onar media-media masa dengan pernyataan-pernyataannya yang selalu kontroversial itu lagi? dan lain sebagainya. eh, beneran donk doi menang dan jadi presiden lagi. tak lama, kebijakan-kebijakan ajaib-nya pun bermunculan.


percakapan di kantorpun dengan sendirinya beralih dari kebijakan-kebijakan ajaib pak trump ke isu rasisme. ya nggak jauh-jauh amat sih sebenernya pergeseran topiknya. karena pak trump kan memang sering dikaitkan dengan isu rasial. apalagi soal deportasi ini, banyak yang katanya dasarnya adalah rasisme. kata media lho ini. dari sini, aku angkat bicara dengan membuat pernyataan yang sempat membuat heboh sesaat bahkan beberapa temanku sempat protes.


aku bilang gini, eh kalian tau ngga, sebenernya semua manusia itu rasis, lho!

wo wo wo, nggak donk, tergantung orangnya, kata kolega sebelahku. yang lain menimpali, nggak bisa pukul rata gitu donk, masak semua orang rasis sih, darimana sumbernya tuh, yang bener aja. lalu lainnya bilang, kalau semua orang rasis bisa kacau donk hidup bermasyarakat, baru beberapa oknum aja yang jadi rasis, kita semua udah gerah dengan berita-berita miring di media.

aku senyum-senyum saja.

trus aku bilang, barusan aku kirim sesuatu ke kalian. coba buka deh. dengan ragu-ragu mereka buka tautan  masing-masing. isinya cuma satu artikel, tentang temuan hasil studi dari seorang doktor ahli syaraf yang menyimpulkan, bahwa otak manusia itu secara tidak sadar selalu membuat keputusan-keputusan berdasarkan pengelompokan manusia sesuai rasnya. dengan kata lain, manusia itu sudah rasis dari sononya.

kalau kalian penasaran juga, coba baca tautan berikut, hasil penelitian lama tayang tahun 2012 yang lalu oleh Dr. Elizabeth Phelps dari universitas new york. ini tautannya, semua in english ya jangan protes 😁

ya dah, kuterjemahin deh!

"rasisme tertanam dalam otak dan beroperasi secara tidak sadar karena area yang mendeteksi etnisitas dan mengendalikan emosi saling terhubung erat, menurut para ilmuwan.

para peneliti menjelaskan bahwa sirkuit otak yang memungkinkan kita mengklasifikasikan seseorang ke dalam kelompok etnis tertentu tumpang tindih dengan sirkuit lain yang memproses emosi dan membuat keputusan, yang mengarah pada keputusan tidak sadar berdasarkan ras orang lain.

sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal nature neuroscience menemukan bahwa pemindaian otak menggunakan pencitraan resonansi magnetik fungsional mengungkapkan bahwa interaksi antara orang-orang dari kelompok ras yang berbeda memicu reaksi yang mungkin sepenuhnya tidak disadari oleh diri kita yang sadar.

para peneliti yang dipimpin oleh psikolog dan ahli saraf Dr. Elizabeth Phelps dari universitas new york meninjau studi pencitraan otak sebelumnya yang menunjukkan bagaimana kategori sosial ras yang berbeda diproses, dievaluasi, dan diintegrasikan dalam pengambilan keputusan.

penelitian sebelumnya menemukan bahwa amigdala, wilayah otak berbentuk almond yang terletak jauh di dalam otak yang memproses ketakutan dan emosi, korteks prefrontal dorsolateral yang terlibat dalam kontrol emosi dari atas ke bawah, dan korteks cingulate anterior yang mengelola konflik antara kecenderungan yang disengaja dan tidak disengaja, serta area wajah fusiform yang membedakan antara wajah yang dikenal dan tidak dikenal, secara bersamaan aktif selama tugas yang melibatkan bias rasial seperti meminta peserta melihat wajah hitam dan putih sambil melakukan tugas yang berbeda.

Phelps dan timnya mengatakan bahwa tidak hanya area otak ini penting dalam ekspresi sikap rasial yang tidak disengaja dan implisit, konektivitas fungsional yang menghubungkan mereka bersama-sama juga penting untuk pemrosesan ini.

"beberapa dekade yang lalu, tidak terpikirkan bahwa melihat otak untuk memahami representasi kelompok sosial seperti hitam versus putih bahkan mungkin, apalagi bahwa eksplorasi semacam itu dapat menghasilkan pengetahuan yang berguna," tulis para penulis, menurut Daily Mail. "bukti dari ilmu saraf telah sangat penting dalam menjelaskan bagaimana kognisi antar kelompok berkembang."

para peneliti mengatakan bahwa penelitian tentang ilmu saraf ras akan membantu mereka mengungkap perilaku individu tentang apa yang terjadi ketika kognisi antar kelompok dipertaruhkan dan apakah mungkin untuk mengubah interaksi manusia yang nyata.

"bagaimana menggunakan pengetahuan ini dari otak dan perilaku untuk lebih memperluas pengetahuan dasar dan mendorong aplikasi adalah generasi pertanyaan berikutnya yang harus kita ajukan," tulis mereka. "jika orang baik yang berniat baik bertindak dengan cara yang tidak sesuai dengan standar egalitarianisme mereka sendiri karena kelompok ras yang dimiliki 'orang lain', maka pertanyaan tentang perubahan menjadi makna baru dan mendesak."

"urgensi ini mengharuskan kita memperhatikan bukti tentang bagaimana pikiran kita bekerja ketika kita menghadapi perbedaan ras dan kelompok lainnya," mereka menyimpulkan.

"ini kembali ke teori psikobiologis yang kuat tentang perilaku manusia," kata psikiater dan ahli saraf Anthony Harris, dari sekolah kedokteran universitas sydney, menurut The Australian. "tetapi sangat sulit untuk menguraikan pengaruh budaya pada proses biologis kita."

para peneliti mengatakan bahwa langkah selanjutnya adalah mengembangkan teknik untuk mengurangi atau menghilangkan asosiasi negatif yang membentuk sikap rasial implisit yang tidak diinginkan."

makasih chatgpt! πŸ˜‚ 

***

tuh kan, sejak lahir, kita tuh udah dibekali syaraf otak yang cenderung rasis. sebagai makhluk sosial, manusia itu gemar berkelompok. dan selalu mengutamakan kelompoknya. apakah itu keluarga sendiri, teman sendiri, atau sesama rasnya sendiri. kalau sudah kelihatan beda kelompok atau beda warna kulit, pengambilan keputusan-keputusan di otak manusia akan cenderung bias. 

semua yang beda akan dikesampingkan dan dinomorduakan.

yang dimenangkan selalu kelompoknya sendiri, termasuk yang sejenis dalam hal ras, suku, agama, warna kulit, kelompok sosial, dan seterusnya. bener apa betul?

karena memang otak kita udah diprogram seperti itu. dengan tanpa sadar, kita akan selalu memilih hal-hal yang serupa, senada dan sekelompok dengan kita. karena semua perbedaan itu secara ngga sadar akan kita anggap sebagai ancaman!

dan kalau kita merasa "terancam" dalam tanda kutip, maka seluruh reaksi tubuh kita akan mengatakan untuk mempertahankan diri. caranya ya dengan memilih segala sesuatu menurut apa yang kira merasa lebih nyaman, lebih sama atau serupa dengan diri kita sendiri, dan segolongan dengan kita. nah, apa ngga rasis itu namanya? hah? hah? hah? hehe.

kalau mau nyari contohnya banyak kok dalam kehidupan sehari-hari.

kenapa anak-anak sekolah suka tawuran? karena mereka merasa kudu membela kelompoknya! yang bukan anggota dianggap sebagai musuh. meski kadang hal yang menyulutnya cuma hal sepele, tapi karena di otakbawah sadarnya mereka kudu membela kelompok tertentu, jadilah pertengkaran sepele itu berujung tawuran yang kadang sampe serius dan bahkan menimbulkan korban. itu kan dipicunya karena sentimen kelompok.

sama halnya dengan perlakuan-perlakuan rasisme dalam skala besar kepada beberapa minoritas di berbagai negara. entah itu minoritas suku, warna kulit, agama, atau kewarganegaraan. sekali pihak yang merasa mayoritas menunjukkan ketidaksukaan, ketidaksetujuan, atau prasangka negatif terhadap pihak lain, ini akan berpengaruh pada pengambilan keputusan-keputusan penting.

contohnya, beberapa hari lalu ada seorang wanita bergelar doktor universitas yang dideportasi dari amrik salah satunya katanya karena dia muslim dan di hp-nya ada foto-foto yang mengaitkan dia dengan teror!s? doh, lagi nyari beritanya malah nemu pak trump udah wanti-wanti kemungkinan kalau perang dunia ketiga kejadian karena negosiasi perdamaian antara rusia dan ukraina sangat sulit diprediksi 😩

kenapa dunia jadi begini dah, udah 2025 hellow? πŸ˜“

bukannya makin maju peradaban, makin berkurang konflik-konflik dan manusia makin toleran terhadap manusia lain, ini kok malah kebalikan ya. apakah benar jadinya, karena pada dasarnya kita semua rasis, jadi mau dipaksakan supaya dunia selalu adem ayem dan damai, tetap akan ada konflik dan rasisme di mana-mana dan ngga akan pernah berakhir?

kalau begitu, mungkin nunggu kiamat kali ya, baru masalah ini selesai.

beuh πŸ˜‘

Tuesday, 18 March 2025

si tukang ngambeg

topik ini pernah dibahas di salah satu grup whatsapp yang aku gabung sejak lama.

waktu itu aku sempat cerita sedikit tentang grup yang suka tiba-tiba ngebahas topik-topik ajaib ini. termasuk topik tentang "si tukang ngambeg" yang akan jadi ide postingan kali ini.

kebanyakan para bapak-bapak sih ya, yang sering mengeluhkan kalau istrinya itu adalah si tukang ngambeg. kalau mau bercermin, sebenernya akupun dulu masuk juga dalam kategori ini, yaitu kategori istri-istri yang dikit-dikit ngambeg, hehe. tapi sekarang udah engga tuh. 

kok bisa berubah? kok istri-istri lain masih banyak yang belum berubah? kenapa bisa begitu? apa titik tolaknya ketika memutuskan untuk berubah? dan apakah siasat ini bisa juga diterapkan oleh para istri yang sampe sekarang masih juga jadi si tukang ngambeg?

yuk kita bahas!

Friday, 14 March 2025

gaya nulis

sebagai blogger abal-abal, aku udah seneng nulis sejak jaman smp.

waktu itu aku diikutkan guru bahasa indonesiaku untuk ngirim sebuah karangan tentang penghijauan mewakili sekolahku, ke sebuah perlombaan mengarang. meski ngga jadi juara pertama, tapi karanganku dapet piagam sebagai juara harapan ketiga hehe.

kok masih inget?

inget lah, wong piagamnya aku masih simpan sampe sekarang. entah siapa yang jadi juara pertamanya aku ngga tau. apakah si juara pertama itu sampe sekarang juga masih rajin nulis? entahlah. tapi meski ngga juara, aku tetep seneng nulis. ngga peduli bagus atau jelek, ngga peduli ada yang mbaca atau ngga, yang penting keinginanku nulis tetap jalan dan kepuasanku untuk bisa terus nulis tetap terpenuhi.

kamp

mauthausen 2006

nyambung tulisan tentang wina austria di tautan ini. aku kopas ya, bagian yang kudu disambung:

"salah satu yang paling berkesan tentang kunjungan ke austria ini sebetulnya malah juga yang paling menyesakkan dada sih. yaitu sewaktu aku main ke wina dan diajak jalan-jalan sama saudaraku sekeluarga ke kamp konsentrasi jaman perang dunia kedua, yang mana naz! jerman dengan kekejamannya waktu itu ke keturunan yahudi di seantero eropa, meninggalkan luka kemanusiaan yang sangat dalam. kalau kamp auschwitz di polandia yang paling terkenal, di austria kami waktu itu berkunjung ke sebuah kamp deket kota linz, yaitu mauthausen.

karena bakalan sedih ceritanya, nanti aja deh ya kutulis terpisah soal topik yang ini. karena pastinya butuh energi ekstra buat nulisnya, heu heu."

baru mulai nulis judulnya saja, rasanya udah kayak ada mendung berawan gelap menggelayuti pikiranku, gais. lebay kedengarannya ya. tapi kalau kalian pernah mengunjungi salah satu kamp konsentrasi di manapun di wilayah eropa, hawanya memang gitu. gelap, sedih, putus asa, dan horor πŸ™ˆ

Wednesday, 12 March 2025

deportasi

lagi rame ya belakangan ini tentang deportasi.

sejak pak trump terpilih jadi presiden amrik, kebijakan-kebijakannya memang sangat brutal. yang paling banyak diomongin baru-baru ini ya itu, mendeportasi imigran-imigran gelap dari tanah amrik. kesian? ya jelas donk! sebagai sesama imigran, aku tahu kok rasanya berada di negara yang diimpi-impikan demi untuk memperoleh kesempatan penghidupan yang lebih baik dan lebih layak. bedanya kalau aku imigran resmi, tapi mereka-mereka yang kena sapu bersih ini memang ngga punya dokumen keimigrasian yang sah untuk membuktikan kalau mereka berhak untuk hidup dan tinggal di negara tersebut.

ngomongin soal imigran ini memang ngga abis-abis.

Thursday, 6 March 2025

layar iphone

cerita ini terjadi awalnya sudah hampir dua tahun yang lalu, dan yang kedua kali sekitaran setahun yang lalu. yaitu ketika layar hape-ku pecah sampe dua kali!

seperti aku sudah pernah tulis di sini dan di sini, kalau aku tuh jarang banget gonta-ganti hape. sampe tahun 2017 yang lalu ketika aku ganti kerjaan, tempat kerjaku yang baru, semua karyawan begitu gabung dikasih laptop dan hape. waktu itu sih aku juga punya hape sendiri meski sangat jadul hapenya dan sangat terbatas kemampuannya. eh, sama kantor dikasihlah motorola. jadi malah akhirnya kemana-mana bawa dua hape. satu nomor kantor dan tagihannya dibayari kantor, satunya lagi nomor pribadi yang jujur saja, juga sangat jarang kepake. 

Saturday, 1 March 2025

sangkar emas

sebut saja namanya lin.

ia adalah seorang wanita yang berasal dari salah satu negara di asia tapi bukan indonesia, yang akan kuceritakan di postingan kali ini. kisahnya nyata, tapi sedikit kusadur di sana sini dan akan keselipi opiniku pribadi tentang beberapa hal.

aku kenal lin karena anaknya sama-sama satu sekolahan dengan anakku. orangnya ramah, tipikal orang asialah ya. bahasa inggrisnya terdengar agak informal, dan terkadang dia masih kesulitan untuk mengekspresikan kalimat-kalimat yang ingin dia ucapkan. 

suami lin orang inggris asli.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...