Thursday 1 March 2012

cinta lintas benua

jamannya jaman internet...

apa-apa sekarang harus pakai internet. belanja di internet. kirim surat lewat internet. promosi dagang lewat internet. reunian keluarga di internet. bahkan cari jodoh juga bisa lewat internet.

sudah banyak sekali contoh perjodohan yang pada awalnya dimulai dari internet. sebagai salah satu sarana komunikasi terkini yang menghapus jeda jarak dan zona waktu, untuk menghubungkan dunia dan segala isinya, internet memang sangat ampuh.

alkisah seorang cewek jomblo yang iseng ga ada kerjaan di malam minggu lalu browsing internet, bisa saja menemukan jodohnya hari itu juga. seorang cowok malu-malu yang jarang keluar rumah karena agak kurang pede, ternyata menjadi pujaan seseorang di luar sana yang belum pernah dijumpainya.

atau kisah seorang gadis yang sedang patah hari karena kisah cintanya dengan teman sekolahnya sejak smp kandas di tengah jalan dan tidak direstui orang tua, menemukan seseorang yang tak ia kenal di dunia maya yang dengan sabar menampung semua curhatannya. merekapun akhirnya saling jatuh cinta..

ada jutaan skenario pastinya, bagaimana sebuah hubungan dimulai dari perkenalan basa basi di internet. karena pada dasarnya semua manusia butuh bersosialisasi, butuh perhatian, butuh pertemanan. dan keberadaan fasilitas teknologi internet sangat mempermudah pemenuhan kebutuhan ini. bahkan kini dengan semakin menipisnya dinding pemisah antar bangsa, dan semakin banyaknya kaum yang berpendidikan serta menguasai bahasa internasional, tautan tali perjodohan inipun sudah tak kenal ras, bangsa, warna kulit, latar belakang, bahkan tak jarang, keyakinan.

kalau diingat-ingat cerita jaman nenek kakek buyut kita dulu, seorang gadis yang beranjak dewasa di sebuah desa akan berjodoh dengan seorang bujang di desa tetangga. anak gadis pak RT akan dipinang oleh anak laki-laki pak lurah, dari desa yang sama. anak gadis pak tani yang rumahnya di ujung desa, akan menikah dengan seorang saudagar yang sering berhubungan bisnis dengan hasil sawah bapaknya. anak laki-laki pak kiai, menikah dengan seorang ukhti yang mondok di pesantren yang dikelola bapaknya.

lingkup perjodohan jaman dulu memang masih sangat lokal. selain karena terbatasi oleh jarak juga karena minimnya sarana komunikasi. untuk mengirim kabar ke sanak saudara yang rumahnya berjarak 50 km saja, seseorang harus meluangkan waktu untuk naik angkutan umum ke sana dan perlu meluangkan waktu paling tidak dua hari untuk itu. belum ongkos yang harus disiapkan untuk bepergian, membeli oleh-oleh dan lainnya. tak jarang jaman dulu banyak saudara kandung yang terpisah hidupnya di dua kota tak pernah bertemu selama puluhan tahun lamanya.

kalau mau lebih kuno lagi, sebelum mobil ditemukan orang bepergian dengan menunggang kuda atau melalui jalur air dengan kapal layar, hingga butuh waktu berbulan bulan untuk mengunjungi sebuah tempat yang kini mungkin bisa dicapai hanya dalam tempo beberapa jam saja dengan pesawat udara.

kembali ke persoalan e-jodoh, atau perjodohan lewat internet.
(e-mail = surat elektronik, e-jodoh = jodoh elektronik, tapi bukan nikah sama kulkas atau pesawat televisi ya)

alasanku menulis tema e-jodoh adalah karena beberapa hari belakangan ini sebuah milis yang aku ikuti, sedang ramai membahas mengenai masalah aplikasi visa (surat ijin berkunjung ke negara lain). kini semakin banyak pasangan yang berjodoh meski tadinya terpisah jarak ribuan mil jauhnya. seperti kusebut di atas tadi, pastinya ada ribuan kisah awal pertemuan keduanya, dan tiap pasangan pastilah mempunyai cerita seru yang berbeda-beda. namun dalam menempuh tahapan-tahapan berikutnya sejak perkenalan pertama, saling mengirim pesan melalui social media, rajin ber-chatting ria, kirim mengirim e-mail, sampai telpon-telponan, internet-lah yang banyak berjasa dan seolah-olah menjadi mak comblangnya.

kalau dulu pasangan yang jatuh cinta mojoknya di kebun pisang atau di samping rumah tetangga, kini mereka mojok di ruang chatting, DM twitter atau BBM-nya blackberry. tak mengurangi tingkat kemesraan kurasa. malah mungkin ada seninya tersendiri karena harus menjalani hubungan cinta jarak jauh atau bahasa kerennya LDR (long distance relationship).

jika dulu, adat dan tradisi mengharuskan seseorang untuk menikahi pasangannya dari suku yang sama (kalau bisa), kini lambat tapi pasti adat itu tak lagi (harus) diikuti. generasi lama yang cenderung alot adatnya, berganti dengan generasi baru yang lebih toleran, lebih lunak dan mudah mengerti perubahan, karena kemajuan jaman dan teknologi tak mungkin dihindari. hanya bisa disikapi dan dikendalikan oleh masing-masing individu, dari generasi ke generasi.

tapi kini, sebuah kisah yang berawal dari pertemanan biasa saja di dunia maya, seringkali berakhir dengan komitmen berumah tangga. diawali sapaan basa-basi, hingga ketika hubungan bertambah dekat dan mulai mengenal teman-temannya, saudaranya, sahabatnya, atau bahkan orang tuanya, kopi daratpun mulai menjadi bahasan utama. tak sedikit yang rela berkorban menempuh jarak ribuan mil dan mengeluarkan uang puluhan juta demi untuk bertemu dengan kekasih pujaannya di negeri atau bahkan benua tetangga. cinta lintas benua deh pokoknya :-)

untungnya dari begitu banyak cerita yang kudengar, lebih banyak pasangan yang berakhir bahagia dan memutuskan untuk mengarungi bahtera rumah tangga bersama-sama, dalam suka dan duka. tapi seperti halnya kisah-kisah hidup di dunia fana, ada juga beberapa cerita yang tidak berakhir seperti yang diimpikan. contohnya seperti kisah berikut ini.

sebut saja nama cewek ini mawar (kan mawar dan marwan sedang tenar - red). setelah menjalin kisah kasih asmara lintas benua sekian lama dengan pujaannya di negeri nun jauh di seberang yang berjarak ribuan mil jauhnya dari negeri mawar, akhirnya masa pertemuan-pun tiba agar mereka bisa melangkah ke tahap hubungan yang lebih serius. semua rencanapun dipersiapkan. tiket pulang-pergi sudah dipesan, visa sudah diperoleh, hari keberangkatanpun tiba. semua anggota keluarga ikut senang dan mengantarkan mawar ke bandara. tak lupa peluk cium dan lambaian tangan menghiasi keberangkatannya. ia akan di sana sebulan lamanya. mawar yakin ia akan betah, sebetah ketika mereka berdua menghabiskan waktu berjam-jam dalam seminggu untuk bercengkerama dan saling mengagumi satu sama lain di dunia maya selama beberapa bulan terakhir ini.

sepanjang perjalanan, meski mawar cemas dan agak khawatir karena baru kali ini pergi sendirian keluar negeri. tapi membayangkan bahwa ia akhirnya bisa bertemu dengan pujaan hatinya yang telah berbulan-bulan ini mengisi hari-harinya, menelponnya, bercakap dengannya, menulis pesan-pesan sayang untuknya, mau tak mau membuatnya tersenyum. perjalanan panjangpun tak lagi terasa melelahkan.

setibanya di bandara, pujaan hatipun telah menunggu di sana. pertemuan berjalan lancar sesuai rencana. hari berganti, tak terasa telah satu minggu berlalu. mawar pun mulai mengenal 'pacar' nya lebih dekat. ia mulai kenal juga dengan teman-teman sang pacar, tempat tinggalnya dan kebiasaan sehari-hari si dia. mungkin karena ini pertama kalinya mawar keluar negeri sendirian dan bukan sebagai turis, selain culture shock yang harus ia hadapi, beberapa kejadian sempat membuatnya khawatir dan ragu akan niatannya semula berkunjung ke negara si do'i. apakah ia benar-benar sosok lelaki yang selama ini dipujanya lewat dunia maya? pertanyaan ini mulai terngiang-ngiang di kepala mawar.

begitu banyak kebiasaan hidup mawar yang berbeda dan bahkan bertentangan dengan gaya hidup sang kekasih. hati kecilnya mengatakan tak setuju dan agak kecewa, tapi lagi-lagi perasaan cintanya selalu mencoba memaklumi perbedaan itu. lagipula pikir mawar, menjalin hubungan asmara dengan satu suku, satu bahasa, satu adat dan satu tradisi saja, masih bisa terjadi ketidakcocokan, apalagi yang ekstrim lintas benua seperti mereka. iapun menelan rasa kecewanya bulat-bulat. mungkin hanya butuh waktu.

melewati minggu kedua, mawar mulai gelisah. ingin rasanya ia protes, tapi ia tak mau membuat lelaki yang ia cintai manjadi marah atau tak enak hati. lagi-lagi iapun diam saja. memasuki minggu ketiga mawar tak tahan lagi. semua impian yang berbulan-bulan ini berseliweran di kepalanya, tentang betapa indahnya waktu kebersamaan mereka berdua saat bertemu, pelan-pelan mulai sirna. impian ternyata jauh dari kenyataan yang kini dihadapinya. akhirnya ia utarakan juga isi hatinya suatu pagi. dan seperti dugaannya, reaksi sang pacarpun menyebabkan hubungan mereka tak lagi semanis ketika masa-masa pendekatan melalui internet dulu.

yang lebih menyakitkan mawar, si cowok ternyata malah cuek dan tak merasa ada yang salah. puncaknya, mawarpun memilih untuk pergi, meski masa tinggalnya belum habis sesuai rencana semula. kini ia bingung tak tahu entah harus kemana. tak ada saudara, tak ada rencana kedua. untunglah keluarganya yang sempat panik ketika mawar telepon ke rumah dan menyampaikan apa yang telah terjadi, mendapatkan nomor telepon seorang mahasiswi indonesia yang sedang kuliah di dekat kota di mana sekarang mawar berada. berkat bantuan si mahasiswi inilah, akhirnya mawar mendapatkan tempat menginap sampai tiba waktunya ia harus terbang pulang. dari si teman ini pulalah akhirnya kisah cinta lintas benua mawar yang kandas pun terkuak.

namanya jodoh. kalau belum waktunya ketemu, dikejar ribuan mil jauhnya pun takkan didapat. meski berakhir dengan patah hati, keputusan mawar untuk berani meninggalkan lelaki yang dulu dipujanya itu patut dikagumi. karena terkadang ada juga hubungan lintas benua yang terlalu memaksakan diri untuk 'terus bersama' meski sebenarnya tidak seperti yang diharapkan sewaktu berkenalan lewat internet dulu. tak jarang ada juga yang memutuskan untuk mengubur impian hidupnya dalam-dalam dan menelan kepahitan hidupnya, demi status menjadi istri atau suami orang asing. yang seperti ini mudah-mudahan jangan bertambah lagi jumlahnya.

memutuskan untuk pulang dan memulai lagi lembaran hidup baru seperti kisah si mawar mungkin lebih baik, daripada memaksakan diri untuk menerima sesuatu yang sebenarnya tidak kita sukai, kita inginkan, atau kita bayangkan. karena konsekuensinya kita harus hidup dengan keputusan itu, selamanya.



.:kalau kamu suka artikel di atas, mungkin kamu suka ini juga:.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...