Thursday 12 April 2012

kurikulum SD

pagi-pagi. kukuruyuk-kukuruyuk. begitulah ayam jantan berkokok.
budi cepat-cepat bangun. wati juga sudah bangun. iwan masih tidur.
di dapur ibu sedang memasak. ibu menyiapkan makan pagi.
bapak menimba air di sumur. budi dan wati segera mandi.
setelah itu berpakaian. lalu makan pagi....


hari ini dunia twitter geger. pasalnya apalagi kalau bukan buku sekolah yang menjadi kurikulum dasar anak-anak kelas 2 SD di jakarta yang isinya mengenai 'kisah bang maman' yang mengandung kata-kata 'istri simpanan' serta ide 'pancing aje dengan perempuan' kalau ga salah (link sumber).

buku sekolah itu sendiri kira-kira berjudul 'mengenal budaya jakarta'. bandingkan kisah bang maman di bawah ini dengan cuplikan di atas. paragraf di atas adalah cuplikan isi buku jaman SD tahun 80-an, masa ketika aku bersekolah. aku tidak punya bukunya, cuma sepertinya otakku masih menghafalnya luar kepala.

sumber dari sini.

namanya anak-anak, daya ingatnya memang luar biasa. apalagi usia SD. apapun yang disuguhkan di hadapan mereka dengan cepat akan dilalap dan dihafal otak mereka dengan sangat cepat. adalah tanggung jawab kita semua, para 'yang ngakunya sudah' dewasa ini, untuk menyajikan suguhan yang 'layak' untuk usia mereka. meski orang tua tak bisa sendirian dalam hal mengawasi apa-apa saja materi yang disodorkan ke otak anak-anak untuk diingat dan ditiru. masih ada guru, teman, kerabat, lingkungan, dan lebih ke atas lagi ada institusi pendidikan, yang dinaungi oleh kementerian P&K. semua (seharusnya) bertanggung jawab penuh atas materi apa yang masuk ke otak anak-anak kita, generasi penerus bangsa.

masih ingat postinganku berjudul 'anak ajaib', seorang anak umur 8 tahun di inggris yang mampu menghafal lirik lagu dewasa dengan benar dan menyanyikannya, meski ketika ditanya oleh ellen de generes, ia menjawab dengan kepolosan seorang bocah, mengaku tak tahu apa makna lirik tersebut yang memang sebenarnya tidak layak untuk dikonsumsi oleh anak seusia dia. aku sih menyalahkan orang tuanya, meski untuk ukuran masyarakat inggris, hal ini bisa dimaklumi.

tapi ya itulah anak-anak. cepat sekali menghafal.

jika hal-hal yang disodorkan di depannya adalah hal-hal yang baik-baik dan bermanfaat, ya tentunya anak akan menghafal dan meniru hal-hal yang baik juga. tapi bagaimana kalau anak SD sudah disodorkan konsep tentang istri simpanan dan main perempuan? itu pula yang akan nyantol di otaknya sampai dewasa nanti.

bagiku, buku-buku SD jaman dulu meski kalau dibaca sekarang pasti isinya kuno dan ketinggalan jaman, tapi bukan berarti isinya tak bermutu. persepsiku mengenai tulisan kehidupan sehari-hari di buku SD-ku jaman dulu tentang keluarga si budi, wati dan iwan, jelas-jelas memberikan gambaran sebuah kesibukan di pagi hari di dalam sebuah keluarga yang harmonis. sama sekali tidak ada kata-kata yang tidak layak untuk konsumsi anak-anak usia SD di situ.

secara teori, generasiku yang belajar menggunakan kurikulum sekitar tahun 80-90an akan mengingat mengenai sebuah keluarga harmonis yang bahagia, dengan 3 orang anak. sederhana sekali konsepnya, tetapi bukankah memang hanya konsep-konsep seperti itulah yang seharusnya dikonsumsi oleh anak-anak kita yang baru seusia SD?

bukannya infotainment, gosip artis ga jelas, sinetron yang dramanya bertele-tele, dan kini, kurikulum sekolahpun mengajarkan hal yang 'aneh-aneh', istri simpanan-lah, perceraian-lah, perjodohan-lah, rebutan warisan, apa lagi ya? '#ealah

uniknya, masih saja ada yang berseloroh 'tapi kan memang budayanya sudah begitu?'

eh, kita kan lahir punya otak (meski punyaku seringnya kusut ;-p). kalau sebuah budaya dinilai pakai logika ga bener, apa tetep kudu diajarkan ke anak cucu dan dilestarikan? apa punya istri simpanan itu sebuah budaya? apa masyarakat asli betawi akan rela kalau 'mempunyai istri simpanan' itu disebut sebagai budaya mereka yang patut dibanggakan hingga harus dipelajari oleh bocah-bocah usia SD sejak dini? kalau bego kira-kira donk :-p *asep keluar dari telinga* puff pufff

lagipula kenapa harus merendahkan martabat perempuan seperti itu. memangnya perempuan itu barang simpanan? bagaimana nanti pola pikir anak-anak perempuan yang masih SD terbentuk kalau belajarnya di sekolah adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar kisah tentang istri simpanan? bisa-bisa mereka bercita-cita jadi istri simpanan nantinya :-p #amit amit jabang bocah

tapi ah, sudahlah...

harapan terbesar kami, para dewasa yang 'cuma bisa' protes ini, mudah-mudahan kemendikbud mencabut buku tersebut sebelum dampak psikologisnya terlanjur parah di otak anak-anak SD di ibukota negeriku. kasihan mereka. disodori sampah oleh para dewasa yang kurang bertanggung jawab.

soal bagaimana buku itu ditulis, oleh siapa, otaknya pas mikir apa ketika menulis, editornya siapa, percetakan yang lepas tangan, kemendikbud yang cuci tangan, sudah bukan prioritas utama lagi. yang lebih penting sekarang, sodorkan hal-hal yang bermutu dan mengandung nilai-nilai luhur dan baik ke anak-anak kita. sudah begitu saja masih mungkin ketika dewasa nanti mereka masih menyimpang, apalagi kalau sejak dini sudah disodori hal-hal yang 'nyleneh', bisa lebih parah! #postingan edisi nggrundel - pembaca diharap maklum :-p




.:kalau kamu suka artikel di atas, mungkin kamu suka ini juga:

9 comments:

  1. setuju buanget mbak, miris denger berita kayak gitu.

    ketika anak2 nanti terlalu cepat dewasa; ketika anak TK dan SD sudah mulai pacaran, ciuman, memperkosa, membunuh sesama teman; ketika anak SMP mulai fly dengan nge-"lem"; ketika anak SMA sudah di-drop out gara2 hamil di luar nikah; ketika remaja kuliah banyak yg menjajakan tubuhnya kepada orang sembarangan
    --> semuanya bisa jadi sudah terlambat menyadari, bahwa pembentukan karakter anak itu harus dimulai sejak dini; anak2 paling banyak menyerap informasi pada usia 0-6 tahun, dst

    tapi, tidak ada kata terlambat jika kita mau memulainya...minimal kepada anak kita sendiri. Amin :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. amiennnn... ayo mulai dr anak kita sendiri...errr.. tp mana anaknya? wekekeke

      Delete
  2. ketahuan nih angkatannya.. masih pake budi, iwan dan wati... hehehe.. ga tahu ya jaman sekarang buku bacaaan anak seperti apa ya.. dulu mah isinya ya kegiatan budi dan wati itu...

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha iya, angkatan jadul ya budi dan wati itu :-D nanti mungkin kalo punya anak jd tahu kurikulum sekarang... eh ga jg dink, kan ga sekolah di indonesia, jd emang ga bakal tahu kayaknya mas :-p

      Delete
  3. wuuuuu saaaaa... wuuuu.. saaaaa... tarik nafas dalam, keluarkan..sabar sabar mbak hehehe..;-)dah reda to nggrundelnya?
    setuja dengan tulisannya mbak!
    jaman sekarang peran anak yang seharusnya sebagai seorang anak-dengan keceriaan, kepolosan, kejujuran & apa adanya malah seringkali dijadikan peran sebagai orang dewasa hihihihi... korban orang dewasa yo..

    ReplyDelete
    Replies
    1. mas moko, maaf baru bales komennya, baru nemu ini soalnya masuk spam... iyo mas setuju dg sampeyan.. yg dewasa harusnya yang waras ya hehe

      Delete
  4. Kurikulum tahun 80 an lebih bermutu dan menitik beratkan pada kesederhanaa yg beretika dan moral,bukan kehidupan glamour dan konsumtif.

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih komennya. jadi kangen: Ini Budi, Ini ibu Budi, Ini bapak Budi ya :-)

      Delete
  5. monggo mampir di web kami..
    http://www.istanamadumurni.web.id/home

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...