Tuesday 21 February 2012

pin BB

"ada pin BB ga, bagi donk"

untuk kesekian ratus kalinya (halah, hiperbolaaaa) pertanyaan itu terlontar entah dari teman dekat, teman jauh, temannya teman, teman yang ga kenal akrab, teman nemu di jalan, atau teman nemu di twitter. jawabankupun selalu sama.

"ga punya BB euy, beliin donk :-p"

hal-hal yang sedang booming atau sedang in-fashion atau sedang populer terkadang membuat orang berasumsi bahwa siapapun pasti juga berada pada situasi yang sama dan mempunyai jenis barang yang sama atau sedang mengalami hal yang sama.

mereka sering lupa bahwa...
tidak semua orang mampu beli blackberry
tidak semua orang ingin memakai blackberry
tidak semua orang perlu beli blackberry

kenapa?

karena kemampuan finansial tiap orang beda-beda.
masih banyak orang yang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari saja masih susah. membeli barang elektronik sekelas blackberry mungkin masih impian jauh di awang-awang. jangankan blackberry, untuk beli ponsel bekas yang hanya bisa untuk nelpon dan sms saja mungkin masih mikir! besok pagi masih bisa makan saja sudah sujud syukur...

karena keinginan dan selera tiap orang beda-beda.
tidak semua orang yang meskipun mampu untuk beli blackberry, harus beli blackberry. ada yang lebih suka iphone, ada yang lebih suka samsung galaxy, ada yang lebih suka nokia E-series. selera kan ga harus sama. orang bebas memilih apa yang mereka sukai dan memakai apa yang mereka senangi. dan itu ga selalu harus blackberry.

karena keperluan tiap orang beda-beda.
tidak semua orang perlu ping-pingan di bbm tiap hari. tidak semua orang perlu akses ke internet duapuluh empat jam dalam genggaman setiap hari. tidak semua orang perlu diperbudak teknologi setiap waktu, setiap saat, setiap hari. mereka yang bisa memilah dan memilih untuk berkata 'tidak' ketika cengkeraman teknologi mulai menggerogoti kebebasan untuk bertindak dan menentukan pilihan-pilihan dalam hidup sehari-hari, adalah orang-orang yang langka.

arus perubahan demikian kuat. sedemikian kuat sehingga orang berasumsi bahwa seluruh dunia juga mengamini perubahan itu. seperti halnya fenomena blackberry di atas, kita juga sering berasumsi bahwa semua orang pasti mempunyai akun di facebook. ternyata inipun salah. beberapa temanku 'memilih' untuk menutup akun facebook-nya karena menurut mereka akun tersebut tidak memberikan manfaat apapun, dan beberapa memilih untuk sama sekali tidak menyentuh perubahan yang bernama 'facebook' itu. apakah berarti mereka ketinggalan teknologi?

tidak juga.

dengan tidak memiliki akun facebook, bukan berarti mereka tidak berkomunikasi dengan sarana lainnya. mungkin saja mereka memang tidak memerlukan facebook sebagai sarana teknologi yang bisa membantu aktivitas kehidupan mereka. mungkin saja dengan tidak membuka akun facebook, sebagian waktu hidupnya yang oleh kebanyakan kita dihabiskan di depan layar komputer untuk hal-hal remeh temeh dan sia-sia di facebook, mereka gunakan untuk hal-hal yang jauh lebih bermanfaat dan berguna.

demikian pula halnya dengan blackberry.

tidak memiliki blackberry untuk yang mampu membelinya, bukan berarti ketinggalan teknologi pemakaian sarana komunikasi instan dengan aplikasi bbm dan pin-nya yang kerap diminta teman-temanku tadi.

bagi aku pribadi, ketiadaan pin blackberry berarti kebebasanku untuk memilih sarana komunikasi lain yang bisa kupakai hanya jika aku memerlukannya. lagipula di inggris sini, blackberry tak begitu populer.

ketiadaan pin blackberry juga berarti komitmenku untuk memiliki sesuatu hanya jika aku memerlukannya, dan bukan karena aku menginginkannya karena semua orang mempunyai gadget yang sama.



.:kalau kamu suka artikel di atas, mungkin kamu suka ini juga:.

6 comments:

  1. Tuuullll...setuju, Bu. Tar klo ke Indo jangan kaget liat org2 atau berhadapan dg org2 yg lebih sibuk ma BBnya dibanding dg org2 yg ada di depan mata mrk. Siapin mental dr sekarang, Rin.

    ReplyDelete
  2. udah separah itu yah.. oke deh aku akan mempersiapkan mental untuk dicuekin :-p *eh jadi males pulang*

    ReplyDelete
  3. Temenku klo ditanya PIN BB jawabnya S14N71N6...hahaha

    ReplyDelete
  4. boljug tuh... ntar kalo ada yg nanya lg kukasi itu ya haha

    ReplyDelete
  5. i do agree :)
    dosenku yg "mampu" beli BB tapi gak beli, menganggap org2 ber-BB menjadi berubah, tadinya suka baca buku jadi jarang baca. suka diskusi jd lebih milih mantengin BB-nya terus, dll

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah, itulah hehe... hidup pak/bu dosen #lho?!

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...