Thursday 7 April 2016

paru-paruku (1)

halah, judulnya ga banget deh :-p

kenapa diberi angka satu dalam kurung? karena bakalnya tulisan ini jadi cerbung, pemirsa. alias cerita bersambung. ini bagian pertama. bagian-bagian berikutnya akan menyusul seiring perkembangan situasi hehe. ngomong apa toh ini. cuma mau cerita tentang kondisi paru-paruku...

#eh kirain mau ngebahas paru goreng :-)

yang udah sering baca-baca blog ini dan udah kenal aku #halah, pasti udah pada tahu kalo aku ini pengidap penyakit bronkhitis kronis. yang baru kenal belakangan ini, jangan panik dulu. aku ga papa kok. kadang-kadang aja penyakit ini suka kumat. cuma batuk doank sih, batuk parah hehe.

beberapa tulisan terkait penyakitku, udah pernah kuposting paling ga sampai tiga kali. ini adalah postingan keempat yang berkaitan dengan bronkhitisku. ketiga postingan terdahulu boleh dibaca-baca di tautan berikut: budak-rokok; catatan-mingguan-bumil-10; bronkhitis-kronis. karena penyakit ini memang sifatnya kambuhan, jadi kenyataannya memang aku akan tetap penyakitan :-p

nah, kira-kira dua bulan yang lalu, kembali aku terserang batuk. tadinya kukira sih itu batuk bronkhitisku yang kambuh lagi. karena khawatir dan sudah semingguan belum juga membaik, akhirnya aku ke dokter. untung urusan kesehatan di inggris sini gratis, jadi ga perlu mikir panjang ngabisin duit berapa.

nah, seperti yang sudah-sudah, akupun cerita ke dokter itu mengenai keluhan batukku.

si dokter juga tentu baca-baca juga riwayat kesehatanku di database komputer. cuma batuk yang kemarin itu kok rada beda ya, ga kayak biasanya. kalo batuk bronkhitis kan sejauh pengalamanku selalu berdahak, dan banyak banget keluarnya. iya, ini memang cerita jorok! hehe. yang lagi makan dan ga tahan banting, ga usah terusin baca deh, nanti aku lagi yang disalahin kalo kenapa-napa :-D

eniwei, singkat cerita si dokter juga curiga donk.

karena batuk kali ini parah juga, udah semingguan belum membaik, segala obat warung udah dicoba (maksudnya obat yang bisa dibeli tanpa resep, hehe. inggris ga ada warung!), tapi kok batuknya kering pemirsa. alias ga berdahak. lalu si dokter nanya, apa aku seorang perokok. kujawab, no! apa aku punya asma? kujawab, i don't know! hihi #jujur



trus aku nanya, kok asma sih dok, emang apa hubungannya? setahuku sih aku ga punya asma. kalo ternyata aku punya asma, kok aku ga tahu sampe umur 40 tahun? hihi. trus dia nanya lagi, di keluargaku (ortu dan sodara kandung) apakah ada yang asma? hmm, kayaknya ga ada deh dok. lalu dokternya yang garuk-garuk kepala haha.

karena mentok, akhirnya dia bongkar-bongkar file di internet. dan ngasih tunjuk aku kalau ada satu kondisi batuk yang bukan disebabkan oleh asma, tapi berkaitan dengan asma! bingung kan? kalian aja bingung, apalagi aku, haha. setelah ngobrol tentang asthma-related cough itu tadi, akhirnya kami sepakat untuk melakukan tes.

tes ini namanya spirometry test. silakan baca tautan wikinya kalau pengin tahu lebih detil.

tapi intinya gini. tes spirometri ini fungsinya untuk mengecek fungsi dan mengukur kemampuan dan kapasitas atau volume paru-paru untuk menampung oksigen, termasuk kecepatan alir udara yang masuk dan keluar dari dan ke paru-paru. hasilnya berupa grafik yang disebut pneumotachographs (udah ga usah nyoba dibaca, ntar keriting mulutnya haha).

tapi karena daftar tunggunya agak panjang, aku baru bisa dites sebulan lagi. kataku, ya udah ga papa asal batuknya sembuh aja dulu. urusan tes itu belakangan. dan untuk sementara waktu, aku diberi resep inhaler yang biasa dipake penderita asma, untuk dihirup kalo aku batuk. inhaler ini aku sempat pake sih, cuma beberapa kali doank. karena kayaknya ga ngaruh sih. biarin aja lah batuknya sembuh sendiri.

dan emang bener, ga lama setelah itu batukku berangsur membaik dan akhirnya sembuh. tapi aku masih tetep penasaran dengan kondisi paru-paruku dan diagnosa dokter yang nyebut ada kemungkinan aku punya asma itu tadi. ga papa lah ikutan tes, gratis ini hihi.

***

sebulan kemudian, tepatnya tanggal 11 maret yang lalu, akupun kembali ke dokter karena sudah dijadwalkan untuk dites spirometri. yang ngetes seorang suster.

aku diminta masuk ke ruangan dan dipersilakan duduk. si suster kemudian ngasih penjelasan prosedur pelaksaan tes. prosedurnya gampang sih, ini aku kopi dari wiki yah prosedur aslinya:

"Generally, the patient is asked to take the deepest breath they can, and then exhale into the sensor as hard as possible, for as long as possible, preferably at least 6 seconds. During the test, soft nose clips may be used to prevent air escaping through the nose."

kalo diterjemahkan, kira-kira begini:

pada umumnya pasien diminta untuk menarik nafas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan diminta menghembuskan nafas ke alat ukur spirometri melalui mulut selama minimal 6 detik. selama melakukan tes, hidung pasien dijepit dengan penjepit hidung khusus untuk menghindari kebocoran udara lewat hidung. kayaknya gampang yah?

tapi pas aku disuruh begitu dan diulang sampe tiga kali, ngos-ngosan juga lhoh, hahaha.

setelah itu, aku diberi masker oksigen berisi semacam obat untuk asma (semacam inhaler tapi ini lebih kuat dosisnya), bentuknya cair gitu, tapi begitu dituang ke alat namanya nebulizer, cairannya berubah jadi uap warna putih. aku disuruh menghirup uap itu selama 15 menitan kalo ga salah. sambil ngobrol sama susternya, yang sibuk nanyain ini itu tentang riwayat penyakit batukku, sambil si suster mulai ketak ketik di computer.

setelah itu aku disuruh keluar ruangan ke ruang tunggu. kira-kira setengah jam kemudian aku dipanggil masuk ke ruangan itu lagi.

prosedur yang samapun kuulangi sekali lagi seperti sebelum aku diberi obat. setelah selesai, aku disuruh pulang. ternyata hasilnya baru akan dikirim ke dokter besok paginya, dan aku diminta untuk buat jadwal kunjungan lagi dalam kurun waktu kurang lebih sebulan. beuh, lama amat!

yeeee, kan gratisan, jadi harus nurut hehe.

***

sebulan berselang, tepatnya tanggal 5 april kemarin, aku balik lagi ke dokter itu. dan akhirnya aku bisa ngelihat juga hasil pengukuran fungsi paru-paruku. pas aku masuk ke ruangan si dokter, dengan senyum manisnya si dokter berkata, there is a good news, but also a bad news.

wadoh!

berita baiknya, katanya, aku ga punya asma! yuhuiiii. tuh kan, mosok kalo aku punya penyakit asma sampe umur 40-an gini belum ketahuan juga sih, hehe. lega deh. kan kalo ada asma itu hidupnya sangat tergantung sama inhaler, kemana pergi kudu dibawa. males banget.

kesimpulan ini dihasilkan dari hasil performa paru-paruku dengan membandingkan sebelum dan sesudah pemberian obat asma dulu itu. dan hasilnya ternyata sama sekali ga ada perubahan di grafik. kalo aku penderita asma, dengan obat tersebut seharusnya grafiknya berubah. tapi rupanya obat itu tidak ada efeknya sama sekali ke hasil pengukuranku. jadi bisa disimpulkan kalo aku ga punya asma.

nah, berita kurang baiknya, dari hasil pengukuran fungsi, rupanya paru-paruku cuma berkapasitas 66% saja sodara-sodara. eh? apa artinya?

inilah grafik pneumotacho paru-paruku, payah ya?

dari grafik pneumotacho yang dihasilkan oleh alat yang waktu aku disuruh tes dulu itu, menunjukkan kalo paru-paruku kapasitasnya kurang optimal. paru-paru normal atau sehat, seharusnya berkapasitas paling ga 80% atau lebih dari kurva normal. nah ini hasilku cuma 66%, kurang banget kan, hiks.

trus sebabnya apa donk, kalo bukan asma tapi kenapa paru-parunya tetap ga bisa berfungsi normal? hmm, ini pertanyaan sulit yang dokternya pun ga tau jawabannya. walhasil, aku harus dirujuk ke rumah sakit!

di rumah sakit nanti akan ada alat yang lebih canggih yang bisa menganalisa paru-paruku dengan lebih teliti, dan aku akan ditangani oleh spesialis atau ahli di bagian respiratory and thoracic.

nah lo! jadi serius begini...

ga juga sih. sebenernya pada kenyataannya aku merasa sehat-sehat saja kok. asal ga batuk, aku ga punya keluhan sama sekali tentang pernafasanku. memang aku ga pernah olah raga sih, tapi aku bukannya yang jalan dikit udah ngos-ngosan kayak orang-orang gemuk yang kelebihan lemak itu #uhuk. aku merasa biasa saja dengan aktivitas normal sehari-hari. apa mungkin karena sudah terbiasa punya bronkhitis sejak tahun 2000, jadi sudah siap mental kalau-kalau kumat sewaktu-waktu?

entahlah.

misalnya aku ga tinggal di inggris, dengan kondisi ini di indonesia aku mungkin juga ga akan repot-repot ngecek ada apa dengan paru-paruku. ya kan di sono ke dokter ga gratis. apalagi tes-tes laboratorium semacam ini. ya mending dicuekin, kalo sakit parah baru ke dokter hehe.

di indonesia, kebanyakan orang memang baru ke dokter kalo kondisi penyakitnya udah parah. ya karena biaya berobat adalah beban pasien. jadi kalo baru sakit sedikit, ga usahlah buang-buang duit. siapa tahu sembuh sendiri kan pake obat warung hehe. sayangnya, karena biasanya pada ke dokternya kalo sudah parah, malah kemungkinan sembuhnya jadi lebih kecil, atau malah biayanya jadi lebih besar. ini akibat dari menunda-nunda.

sebaliknya di inggris, karena biaya kesehatan adalah beban negara dari uang pajak, rakyat berobat gratis, jadi sekecil apapun keluhan pasien, akan segera ditangani, diteliti dan diobati sesegera mungkin. secara biaya, ini lebih ringan dan lebih murah dibandingkan kalau kondisi penyakit si pasien sudah parah. kondisi penyakit yang lebih parah justru akan lebih mahal biaya penanganan dan penyembuhannya. makanya sedini mungkin penyakit dideteksi, diobati, dan disembuhkan. ga heran orang negara maju rata-rata usia harapan hidupnya lebih tinggi. karena kesehatannya dirawat dengan baik oleh pemerintah masing-masing.

yang pasti aku sih oke-oke saja mengikuti hasil penyelidikan akan fungsi paru-paruku ini. ga ada jeleknya toh, mengetahui kondisi organ tubuh sendiri. lagian gratis ini hehe. meski butuh waktu tunggu lama, ya ga papa. ga perlu buru-buru juga. mungkin paru-paruku memang sudah agak bobrok sejak tahun 2000 lalu, jadi untuk apa buru-buru.

kunjungan berikutnya adalah ke rumah sakit.

aku sudah ngedaftar online lewat internet berdasarkan surat rujukan dari dokter kemarin itu. jadwal paling cepet yang tersedia adalah nanti, akhir juni. makanya cerita ini bakalan panjang, karena investigasi atas kondisi kesehatan paru-paruku baru akan dimulai. tunggu cerita berikutnya akhir juni nanti ya.

...bersambung

13 comments:

  1. Mbak Naaay... Semoga paru-parunya gak kenapa-kenapa ya... *peluk*

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe kayaknya emang udah terlanjur kenapa-napa Kim, tapi separah mana mudah-mudahan ga gitu parah. makasih untuk doa dan pelukannya #pelukbalik

      Delete
  2. Kenapa namanya bronkithis kronis? Kayanya udah parah banget dengan kata kronis tsb?

    Bukanya bronkithis tuh, penyakit paru2 basah gitu ya, mbak?
    Mungkin disana cuaca dinginnya, mbak cuma pake baju tipis, jadi angin cepet masuk ke tubuh? Seperti cerita april mop, yang tadinya 10 jadi 3 derajat, hahaha

    Btw, kalo masalah berobat gratis di Indonesia, justru semakin gratis, semakin lama kerjanya di kita mah, aneh juga ya, ckckck

    ReplyDelete
    Replies
    1. nama doank Daysssss... jangan panik haha. karena macamnya emang cuma ada dua, kronis dan akut! nah pilih mana coba? ga enak semua kan hahaha. baca deh yg tautan ke bronkhitis kronis, ada detilnya di situ bedanya di mana antara kronis dan akut.
      paru-paru basah itu pneumonia. tapi bronkhitis bisa juga jadi penyebab pneumonia. kayaknya sih gitu.
      dan penyebabnya bukan cuaca dingin. justru pas masih di Indonesia sampe th 2005, penyakitku ini kambuhnya bisa tiap tahun. pas pindah ke eropa yg hawanya dingin, udah tinggal di sini sejak 2005-sekarang, cuma kambuh dua kali doank. jadi sepertinya ini soal polusi udara, Asia lebih polluted! hehe.
      yaaaa, mungkin karena ga ada duit ekstra buat nambah semangat yg ngerjain, jadi kalo gratis jadi lelet haha.
      di inggris ga boleh gitu karena waktu tunggu dihitung dan dipantau. dan harus selalu diperpendek untuk perbaikan pelayanan. kalo di Indonesia selama ada uang pelican langsung lancar apa-apa cepet, karena orang kita hidupnya udah disetir oleh uang, uang, dan uang untuk motivasi hidup! sedih memang, hiks.

      Delete
    2. kok uang pelican sih, hahaha... dasar auto-correct! maksudnya uang pelicin LOL

      Delete
    3. Ga pake nama panjang mbak, jadi bronkhitis aja gitu, ga ada gitu?
      Kesannya teh udah parah pisan

      Iya, mbak, kadang2 saya juga penasaran, katanya sih kalo menggunakan asuransi BPJS, memang gratis, tapi lama banget terus fasilitasny juga ala kadarnya
      Bener pisan, disetir uang, uang dan uang >.<

      Tapi ati2 mbak Naya, di Panama Papers, Inggris menjadi salah satu kandidat terbanyak, hahahaha, konon sih, orang2 yang kerja di Government banyak yang munafik. Mau denger ceritana?
      Jd gini, kemaren ini pas maen ke Bangkok, Days ketemu temen orang Indonesia, tapi lagi belajar bahasa Thai di Bangkok. Nah, dia cerita, dia kerja (ilegal sih) sebagai guru les bahasa Inggris. Nah, di tempat kerjanya ada orang Inggris. Dia dulunya kerja di pemerintahan Inggris. Ga banyak orang yang tahu masalah ini, tapi katanya dia udah capek kerja di "lahan basah" yang dimanfaatkan (Mungkin jujur orangnya). Dia bilang gini,"Inggris dikenal sebagai negara maju, orang2 ga tau apa sebenarnya terjadi di pemerintah. Sedangkan di Thailand, orang2 udah pada tau pemerintahnya tukang korupsi". Ngerti ga mbak maksudna? Hahhaha, sorry my bad
      Misal gini :
      Inggris - tidak terkenal dengan korupsi - tapi yang sebenarnya terjadi banyak banget, tapi ditutup2i
      Thailand - terkenal dengan korupsi - rakyat udah pada tau
      Jadi dia ga mau jadi orang yang munafik gitu lah

      Aduh maaf jadi panjang ceritana, gara2 uang pelican, hahahaha :p

      Delete
    4. oh iya, udah pada tahu juga itu.
      jadi intinya gini:
      manusia itu sampe kiamat pasti tetep tamak, rakus, haus kuasa dll. itu fitrah. lha dulu yg bangun koloni, menjajah, merampok hasil bumi, perbudakan siapa? ya orang kulit putih. terutama bangsa inggris hehe. sejarah tetep ga bisa dihapus.
      nah, di sisi lain, manusia juga pengin beradab, hidup damai, adil, dan berbudaya. maka dibangunlah sistem, peraturan, regulasi, dan hukum. dan penerapan serta implementasi sistem ini sudah berjalan lebih baik di negara2 maju, dibanding negara berkembang. oleh karena itu tingkat korupsi karena hasil ketamakan dan kerakusan tadi lebih bisa dikontrol dan ditekan di negara maju. meski demikian tetep adalah orang-orang yg selalu nyoba ngakalin sistem. ya itu tadi yg temenmu omongin, inggrispun masih ada korupsi, tapi karena mereka setengah ilegal, sistem kan juga ada batasannya, jadi ga terekspos, atau susah ngebuktiinnya, seperti panama papers yg masih kontroversi itu.
      sebaliknya negara berkembang masih kewalahan ngebagun sistem, karena sistem yg kurang kuat untuk mencegah korupsi. makanya korupsi di negara berkembang kesannya lebih banyak. begitu.
      mau kujadiin postingan? hahaha

      Delete
    5. Hahaha, terserah mbak
      Kalo obrolan berat kaya gini ada yang baca ato ga

      Tapi ya gitu mbak, dulu pernah 2 taun di Jerman (Mungkin kita kenalnya pas Days ada disana), ada plus minus nya juga sih, sekarang Days udah kaya orang Jerman dalam sikap, yang kalo diterapkan di Indonesia itu masih sangat sulit. Misal, masalah ngantri orang nyerobot? Kl dulu sama ortu, udahlah biarin, malu2in aja, kalo sekarang mah Days tembak langsung, kenapa nyerobot? Hahahaha. Malahan Days ngerasa tambah sekarang, manusia di Indonesia itu ya, semakin dia salah, semakin gede omongannya, malah nyalahin balik, lol

      Delete
    6. ah aku mah biasanya ga peduli Days, berat ringannya topik. ada yg baca sukur, ga ada ya gpp emang gue pikirin. kalo mikir nulis topik yg bakalan banyak dibaca orang doank mah, jadi jonru donk. nulis aja yg hoax, yg mlintir2, dan yg kontroversial, pasti laris manis hehe. tapi aku kan ga gitu orangnya lol #dibahasssss
      iya, dulu lu masih di jerman, pas aktif ngedengerin radio ppi dunia buka sih? yg ama mas boy itu kan yah. lupa2 inget kan gw dah tua, pikun haha.
      orang-orang yg nyolot itu kurang piknik Days. hidupnya susah, makan susah, jadi gampang marah. baiknya sih yg ngebilangin bukan elu, tapi seseorang yg dikultuskan orang tsb, pasti nurut. karena buat mereka kebenaran itu apa kata idolanya. meski juga belum tentu bener. ya gitu deh ah šŸ˜

      Delete
  3. enak ya tinggal di sana... smoga cpt ketahuan masalahnya jd bisa segera dapetin solusinya jg...

    ReplyDelete
    Replies
    1. enak karena layanan kesehatan gratis ya bu hehe, jadi bisa langsung investigasi hehe. iya syukurlah dapet nasibnya mangkal di UK. kalo amerika tetep bayar bu, setahuku. jadi yang kaya bisa berobat yang miskin agak kesusahan juga. ga semua negara maju punya system layanan kesehatan nasional. mungkin sebagian besar eropa barat sudah punya system ini. kurang tahu aussie/selandia baru/kanada.

      Delete
  4. semoga mbakku baik2 saja disono mbakkk..
    aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. aminnnn, makasih matur nuwun dik Pety :-)

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...