...ini postingan bagian ke-2 dari tulisan bersambung tentang paru-paruku. bagian pertama bisa dibaca di sini.
minggu lalu, tepatnya tanggal 30 juni, seperti sudah dijadwalkan aku akhirnya berkunjung ke rumah sakit. untunglah jadwalnya sore jam 5, karena sebenernya aku malah kelupaan kalau hari itu adalah jadwal ke rumah sakit untuk investigasi sumbatan di paru-paruku yang menyebabkan performanya nggak bisa maksimal seperti sudah kuceritakan di postingan bagian pertama dulu itu.
gara-gara lupa, pagi-pagi pas ngantor aku pake sepatu hak tinggi donk. nah, pas harus ke rumah sakit dan ke mana-mana jalan kaki dari satu koridor ke koridor lain, dari satu gedung ke gedung lain, bahkan jarak dari gedung parkiran ke pintu utama rumah sakitnya aja lumayan jauh. pake sepatu hak tinggi jelas bunuh diri lah yah haha.
tapi di awal-awal emang lumayan bisa buat ngegaya sih. cetok-cetok di koridor rumah sakit, biar dikira dokter ya kan? kok malah ngebahas sepatu sih!
singkat cerita, aku akhirnya nyampe juga ke klinik nomor sekian. saking gedenya tuh rumah sakit, sampai dinomor-nomorin biar para pasien ngga nyasar donk. sampai sana aku tunjukin surat rujukan dari dokter setempat di deket rumahku. setelah itu aku harus duduk manis nunggu giliran dipanggil. kira-kira 15 menit kemudian namaku dipanggil suster. kirain waktunya nih ketemu dokter. eh ternyata belum. aku cuma diukur tinggi badan dan berat doank.
apa hubungannya sama paru-paru coba? tapi ya gitu deh, di inggris sini tiap kali ke dokter selalu pakai dipantau tinggi dan beratnya. untuk mencegah obesitas dini mungkin yah, biar yang jarang nimbang berat badan masing-masing jadi sadar diri hihi. nggak tahu juga dink, cuma tahuku datanya dimasukin ke komputer di database-ku aja. bagus juga sih, jadi semua terpantau siapa tahu kali-kali butuh data berat dan tinggi itu di masa depan.
setelah itu susternya nyuruh aku pindah ke ruangan sebelah untuk x-ray. heh? harus x-ray yah? kata dia, iya dokternya instruksinya begitu.
oh ya udah, manut saja.
di ruangan x-ray sebelah, aku harus ngantri lagi, duduk menunggu dengan manis setelah ganti baju pake yang baju pasien itu lho, yang nggak pake kancing cuma kayak karung doank. tak lama, namaku dipanggil lagi. kali ini untuk di-x-ray. eh, di kita di sebutnya rontgen ya. sama aja sih.
sejak aku punya penyakit batuk kambuhan ini, aku udah bolak balik kena sinar x, alias udah sering dirontgen. karena udah sering, jadi udah tahu lah musti gimana. alatnya juga di mana-mana mirip-mirip sih. bedanya kalau di jakarta dulu bayar, di sini gratis hehe.
setelah selesai, aku disuruh balik lagi ke ruangan yang tadi, nunggu lagi.
baru setelah itu aku denger namaku dipanggil lagi, tapi kali ini bukan oleh suster yang tadi. yang manggil seorang cowok ganteng, muda, dan menarik. eh, kok jadi salah fokus. dan ternyata itu dokternya haha. mirip dokter-dokter yang di serial tv er itu lho. dan yang membuatku terkesan #cieh, si dokter ini bisa nyebut nama lengkapku dengan fasih lho, padahal kebanyakan bule selalu kesulitan nyebut 'estiningsih'. tapi si mas-mas dokter ini lancar aja kayak udah kursus bahasa indonesia gitu.
tanpa merasa malu-malu, pas aku jalan menuju ke ruangan dokter dan menjabat tangannya (kenapa pake jabat tangan segala sih, dokternya ngulurin tangan duluan gimana donk, masak ngga disambut), akupun berkata mantab, well done, you pronounced it properly!
sambil mengumbar senyum manis, si dokter menjawab, really? I wasn't sure at first but I tried my best! glad to know it was the correct pronunciation.
setelah mempersilakan duduk, si dokter cakep itu #uhuk mulai nanya-nanya ini itu. riwayat penyakit maksudnya, bukan nanya hobi dan sejenisnya yah. dia juga ngecek hasil x-rayku tadi di layar komputernya. eh, dia sempet nanya aku kerja di mana dink, basa-basi doank biasalah. ini kalau masih jomblo dua-duanya mungkin bisa berlanjut lebih panjang kayaknya ngobrolnya haha.
oi! oi! oi! kembali ke paru-paru!
dari hasil ngobrol dan ngeliat hasil data pemeriksaan sebelumnya, dokternya belum bisa ngasih jawaban sebenernya paru-paruku tuh kenapa. ada beberapa kemungkinan:
1) alat yang dipakai untuk tes spirometry yang aku cerita di postingan terdahulu, bisa jadi diseting untuk masyarakat eropa sebagai pemakai utama. artinya, bisa jadi karena aku ras asia, si alat menerjemahkan berat badan, tinggi badanku sebagai ras eropa. jadinya kapasitas paru-paruku yang secara anatomi bisa jadi lebih kecil dibanding ras kulit putih atau kaukasia, performa paru-paruku diartikan sebagai di bawah normal oleh alat tersebut. nah lo!
2) kalau teori investigasi nomer satu tidak terbukti benar, kemungkinan lain adalah, paru-paruku memang sudah ada semacam 'cacat' sebagai akibat dari infeksi kambuhan selama bertahun-tahun yang udah aku bahas tuntas juga di tulisan berjudul bronkhitis kronis dulu itu.
atau, bisa jadi kombinasi nomer 1 dan nomer 2!
nah, untuk meyakinkan lagi, aku harus menjalani satu tes lagi, yaitu CT-scan. si dokter akhirnya ketak-ketuk ngetik di komputer, merujuk aku untuk CT-scan. sayangnya karena ada daftar tunggu, aku nggak bisa langsung di-scan hari itu juga. harus nunggu katanya. nanti rumah sakitnya akan ngirim surat ke rumah. udah gitu doank, trus aku pulang, setelah bilang terima kasih dan bye-bye for now #halah.
beberapa hari kemudian, ada surat yang dikirim dari rumah sakit. isinya jadwal CT-scan. aku harus datang hari selasa tanggal 12 juli (kemarin). karena sudah pernah ke sana, kali ini aku tahu kalau ada jadwal ke rumah sakit itu bawa sandal jepit biar kaki ngga lecet hehe. ngga dink, aku pake sepatu juga kok, tapi yang ngga pake hak tinggi kayak dulu.
dan kali ini, karena sudah tahu koridor-koridor di rumah sakit, aku jadi nggak celingukan lagi nyari-nyari ruangan. sesampainya di sana, prosesnya cepet banget. aku disuruh tidur di alat scan-nya dan semua bergerak otomatis. serasa robot lagi direparasi deh, hihi. kira-kira 30 menit kemudian prosesnya selesai dan aku boleh pulang.
kok nggak ketemu dokter ganteng itu? nggak, nanti ketemunya sama dokter udah dijadwal terpisah lagi, nggak bisa hari itu juga karena hasil scan-nya kan ngga langsung jadi kayak pas x-ray (katanya gitu). surat dari rumah sakit juga udah nyampe rumah, isinya jadwal kunjungan ketemu dokter nanti tanggal 4 agustus, untuk menjelaskan hasil CT-scan kemarin.
oh ya satu lagi, dokter gantengnya ternyata namanya dr nathan! #infogapenting :-p
bersambung. stay tuned ya...
singkat cerita, aku akhirnya nyampe juga ke klinik nomor sekian. saking gedenya tuh rumah sakit, sampai dinomor-nomorin biar para pasien ngga nyasar donk. sampai sana aku tunjukin surat rujukan dari dokter setempat di deket rumahku. setelah itu aku harus duduk manis nunggu giliran dipanggil. kira-kira 15 menit kemudian namaku dipanggil suster. kirain waktunya nih ketemu dokter. eh ternyata belum. aku cuma diukur tinggi badan dan berat doank.
apa hubungannya sama paru-paru coba? tapi ya gitu deh, di inggris sini tiap kali ke dokter selalu pakai dipantau tinggi dan beratnya. untuk mencegah obesitas dini mungkin yah, biar yang jarang nimbang berat badan masing-masing jadi sadar diri hihi. nggak tahu juga dink, cuma tahuku datanya dimasukin ke komputer di database-ku aja. bagus juga sih, jadi semua terpantau siapa tahu kali-kali butuh data berat dan tinggi itu di masa depan.
setelah itu susternya nyuruh aku pindah ke ruangan sebelah untuk x-ray. heh? harus x-ray yah? kata dia, iya dokternya instruksinya begitu.
oh ya udah, manut saja.
di ruangan x-ray sebelah, aku harus ngantri lagi, duduk menunggu dengan manis setelah ganti baju pake yang baju pasien itu lho, yang nggak pake kancing cuma kayak karung doank. tak lama, namaku dipanggil lagi. kali ini untuk di-x-ray. eh, di kita di sebutnya rontgen ya. sama aja sih.
sejak aku punya penyakit batuk kambuhan ini, aku udah bolak balik kena sinar x, alias udah sering dirontgen. karena udah sering, jadi udah tahu lah musti gimana. alatnya juga di mana-mana mirip-mirip sih. bedanya kalau di jakarta dulu bayar, di sini gratis hehe.
setelah selesai, aku disuruh balik lagi ke ruangan yang tadi, nunggu lagi.
baru setelah itu aku denger namaku dipanggil lagi, tapi kali ini bukan oleh suster yang tadi. yang manggil seorang cowok ganteng, muda, dan menarik. eh, kok jadi salah fokus. dan ternyata itu dokternya haha. mirip dokter-dokter yang di serial tv er itu lho. dan yang membuatku terkesan #cieh, si dokter ini bisa nyebut nama lengkapku dengan fasih lho, padahal kebanyakan bule selalu kesulitan nyebut 'estiningsih'. tapi si mas-mas dokter ini lancar aja kayak udah kursus bahasa indonesia gitu.
tanpa merasa malu-malu, pas aku jalan menuju ke ruangan dokter dan menjabat tangannya (kenapa pake jabat tangan segala sih, dokternya ngulurin tangan duluan gimana donk, masak ngga disambut), akupun berkata mantab, well done, you pronounced it properly!
sambil mengumbar senyum manis, si dokter menjawab, really? I wasn't sure at first but I tried my best! glad to know it was the correct pronunciation.
ini mau periksa sakit apa mau kencan yah hahaha
setelah mempersilakan duduk, si dokter cakep itu #uhuk mulai nanya-nanya ini itu. riwayat penyakit maksudnya, bukan nanya hobi dan sejenisnya yah. dia juga ngecek hasil x-rayku tadi di layar komputernya. eh, dia sempet nanya aku kerja di mana dink, basa-basi doank biasalah. ini kalau masih jomblo dua-duanya mungkin bisa berlanjut lebih panjang kayaknya ngobrolnya haha.
oi! oi! oi! kembali ke paru-paru!
dari hasil ngobrol dan ngeliat hasil data pemeriksaan sebelumnya, dokternya belum bisa ngasih jawaban sebenernya paru-paruku tuh kenapa. ada beberapa kemungkinan:
1) alat yang dipakai untuk tes spirometry yang aku cerita di postingan terdahulu, bisa jadi diseting untuk masyarakat eropa sebagai pemakai utama. artinya, bisa jadi karena aku ras asia, si alat menerjemahkan berat badan, tinggi badanku sebagai ras eropa. jadinya kapasitas paru-paruku yang secara anatomi bisa jadi lebih kecil dibanding ras kulit putih atau kaukasia, performa paru-paruku diartikan sebagai di bawah normal oleh alat tersebut. nah lo!
2) kalau teori investigasi nomer satu tidak terbukti benar, kemungkinan lain adalah, paru-paruku memang sudah ada semacam 'cacat' sebagai akibat dari infeksi kambuhan selama bertahun-tahun yang udah aku bahas tuntas juga di tulisan berjudul bronkhitis kronis dulu itu.
atau, bisa jadi kombinasi nomer 1 dan nomer 2!
nah, untuk meyakinkan lagi, aku harus menjalani satu tes lagi, yaitu CT-scan. si dokter akhirnya ketak-ketuk ngetik di komputer, merujuk aku untuk CT-scan. sayangnya karena ada daftar tunggu, aku nggak bisa langsung di-scan hari itu juga. harus nunggu katanya. nanti rumah sakitnya akan ngirim surat ke rumah. udah gitu doank, trus aku pulang, setelah bilang terima kasih dan bye-bye for now #halah.
kira-kira seperti ini lah, pas diCT-scan sama siemens |
beberapa hari kemudian, ada surat yang dikirim dari rumah sakit. isinya jadwal CT-scan. aku harus datang hari selasa tanggal 12 juli (kemarin). karena sudah pernah ke sana, kali ini aku tahu kalau ada jadwal ke rumah sakit itu bawa sandal jepit biar kaki ngga lecet hehe. ngga dink, aku pake sepatu juga kok, tapi yang ngga pake hak tinggi kayak dulu.
dan kali ini, karena sudah tahu koridor-koridor di rumah sakit, aku jadi nggak celingukan lagi nyari-nyari ruangan. sesampainya di sana, prosesnya cepet banget. aku disuruh tidur di alat scan-nya dan semua bergerak otomatis. serasa robot lagi direparasi deh, hihi. kira-kira 30 menit kemudian prosesnya selesai dan aku boleh pulang.
kok nggak ketemu dokter ganteng itu? nggak, nanti ketemunya sama dokter udah dijadwal terpisah lagi, nggak bisa hari itu juga karena hasil scan-nya kan ngga langsung jadi kayak pas x-ray (katanya gitu). surat dari rumah sakit juga udah nyampe rumah, isinya jadwal kunjungan ketemu dokter nanti tanggal 4 agustus, untuk menjelaskan hasil CT-scan kemarin.
oh ya satu lagi, dokter gantengnya ternyata namanya dr nathan! #infogapenting :-p
bersambung. stay tuned ya...
Mbak, kalau ketemu lagi sama Dr. Nathan, aku titip salam ya. Sambil tunjukin fotoku gitu. Siapa tahu dia naksir. Hihihi...
ReplyDeletehahaha oke Kim, siapppp! tgl 4 bulan depan yah. foto yg avatar itu apa yg mana nih? inbox yah, sama emailmu sekalian bwahahaha
DeleteHai, salam kenal.
ReplyDeleteSelama ini silent reader tapi karena ada dokter ganteng, jd pengen comment soalnyaaaaa nama anak saya itu Nathan. Semoga jadi ganteng dan pinter kaya dr Nathan ya. Hehehe...
Diana
hai Diana, salam kenal balik ya. akhirnya nongol kan, nggak silent lagi hehe. amiiinnn, semoga ananda Nathan jadi pinter dan ganteng kayak mas dokter itu π
DeleteJd semangat ke RS ya mbak kalo dokternya ganteng gitu? Haha
ReplyDeletehahaha... iya bener juga Rosalina, sebagai motivator ya haha. jarang-jarang soalnya. seringnya dapet yg tua, kalo ngga muda tapi jutek haha
Deletebahahaa, awas berlanjut awassss..wkwkwkwk
ReplyDeletebwahaha doain ya mak Tetty, doain jangan sampe berlanjut, bisa prahara ntar wkwkwk. bayangkan kalo tiap pasien yg dirujuk ke dia kelakuannya kayak aku gini, dokternya bisa pusyinggggg. sapa suruh cakep ya kan wkwkwkwk
Delete