Tuesday 29 September 2015

repelita

bagi kalian yang lahir dan gede di era orde baru jamannya mbah suharto masih jadi presiden, pasti kata repelita sudah ga asing lagi di telinga. yang lahir dan gede setelah itu dan belum pernah denger, repelita itu kependekan dari rencana pembangunan lima tahun.

dulu, pemerintah indonesia saking presidennya ga pernah ganti-ganti selama 32 tahun, pelaksanaan pembangunan dikotak-kotakin dengan rencana selama lima tahun ke depan gitu deh. karena kalo rencana pembangunan dibikin tiap tahun ya terlalu pendek kali. sebaliknya kalo ga dibatesi tiap lima tahun, bakalan lebih susah bikin rencana pembangunan seumur hidup hehe. meski untuk urusan keuangan dan anggaran belanja sih tetep diajuinnya tiap satu tahun sekali (apbn).


postingan ini sebenernya bukan mau ngebahas soal pembangunan bangsa sih, haha. kejauhan idenya. cuma baru nyadar beberapa hari ini, ternyata aku tuh menerapkan repelita untuk mengeksekusi rencana-rencana dalam hidupku juga. semacam rencana jangka panjang gitu lah.





kalo jangka pendeknya mungkin yang orang-orang suka sebut sebagai resolusi tahunan itu ya, dan biasanya dimulai tiap tahun baru. meski untuk aku sih, ga pernah bikin resolusi tahun baru. alasannya ada di postingan ini.

***

sejak kita lahir, sebenarnya hidup kita juga sudah dikotak-kotakkan dalam rentang waktu, entah oleh lingkungan, institusi pendidikan, atau oleh diri kita sendiri. makanya ada masa batita (0-3 th), balita (3-5 th), lalu masa taman kanak-kanak (5-7 th), pendidikan dasar (7-13 th), pendidikan menengah (13-15 th), pendidikan atas (15-18 th), perguruan tinggi (18 dst). setelah itu memasuki masa usia kerja deh (buat yang pengin kerja hehe).

mungkin setelah lepas dari dunia pendidikan, baru bisa kita sebut sebagai rentang masa usia produktif. beberapa orang memulai usia produktifnya lebih awal, sejak lulus sekolah. beberapa menundanya sampe  lulus perguruan tinggi. usia produktif ini adalah rentang paling panjang dalam hidup manusia dewasa, berkisar antara 18-60, atau 22-60, tergantung mau pensiun di usia berapa.

dalam kurun waktu usia produktif selama kurang lebih 40 tahunan itulah hidup kita akan dipenuhi oleh rencana-rencana, baik jangka pendek maupun jangka panjang. baik bagi mereka yang berkarir, atau mereka yang memilih untuk fokus pada keluarga.

tanpa kusadari, hidupku selama ini pun ternyata mengikuti pola serupa.

begitu lulus kuliah umur 21/22 th, aku langsung terjun ke dunia kerja. meski serabutan dan ga tentu pada awalnya, dari nyoba-nyoba jualan asuransi sampe jualan semen, karirku pun akhirnya stabil juga dan terus meningkat (meski pelan), sampe sekarang.

***

dalam masa-masa awal karir yang kurang begitu mulus itu, sejak lulus tahun 1997 sampe 2000 boleh kubilang masa orientasi menghadapi kejamnya dunia nyata!

tiga tahun pertama itu juga mengajariku banyak hal.

bahwa karir idaman itu ga akan didapat hanya dalam beberapa wawancara kerja pertama. bahwa persaingan di dunia kerja itu cukup keras, ga pandang bulu, bahkan terkadang kelewat brutal. apalagi menghadapi lawan tangguh yang ga kelihatan semacam praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme. mau ijasahnya kinclong nilai transkripnya A semua juga bakal kalah telak kalo pesaingnya sudah main lewat belakang atau pake uang pelicin.

tapi ya, itulah dunia nyata!

di awal-awal masa kerja itu juga aku belajar memahami kalo semakin keras hidup menempa kita, semakin kuat mental kita menghadapi tantangan-tantangan hidup yang lain. termasuk persoalan dalam mencari pasangan hidup, serius! #hehe

setelah lolos masa orientasi dan mulai kerja mapan mulai tahun 2000, meski tadinya ga ada rencana jangka panjang pengin begini atau begitu, ternyata cuma bertahan 3 tahun saja aku sudah mulai resah gelisah. bahasa kekiniannya mungkin 'galau' lah. sepertinya kalo hidup isinya cuma bangun pagi, berangkat kerja, wiken istirahat, senin kerja lagi, akhir bulan gajian, gitu terus siklusnya berulang sampe umur 60 tahun kok ya gimanaaaa gitu. mati bosan bisa-bisa haha...

akupun lalu kepikiran bikin rencana terobosan.

dua tahun kemudian rencana itupun terwujud. setelah lima tahun kerja, tahun 2005 akupun dengan sopan mengundurkan diri dan mulai mengeksekusi rencana besarku selanjutnya. kuhabiskan dua tahun setelah itu melanglang buana ke eropa untuk kembali lagi ke bangku kuliah.

setelah lulus tahun 2007, kembali aku dihadapkan pada tantangan untuk memulai lembaran baru dalam hidup, yaitu kerja di inggris. meski kerjaan pertamaku ga bertahan lama, cuma 1.5 tahun, masa itu boleh kubilang sebagai masa orientasi hidup di negeri orang.

awal tahun 2009 ketika aku diterima di kerjaanku yang sekarang ini, kusebut itu sebagai awal masa baru setelah aku lulus orientasi hidup di inggris. kerjaan yang kedua ini memang kuakui lebih nyaman, lebih menjanjikan, dan lebih stabil meski gajinya nambahnya lamaaaa #haha

sejak kerja di sini, hidupku juga pelan-pelan semakin mapan. aku ketemu suami, kami nikah, beli rumah, dan punya anak.

***

semua baik-baik saja, sampe beberapa waktu lalu tiba-tiba aku kepikiran gini.

aku udah ngantor di sini hampir lima tahun lamanya (sempat cuti setahun setelah ngelahirin ethan). dan aku mulai resah gelisah lagi. sepertinya kalo aku berada di rutinitas yang sama, aku cuma bias bertahan selama maksimal lima tahun deh.

dulu kerja di bekasi juga lima tahun trus resah. melanglang buana dan kerja di awal-awal juga butuh empat tahun. sekarang setelah kerja mapan lima tahun, resah lagi. tapi mosok aku kudu pindah kerja sih. kan aku masih seneng kerja di sini, ga kayak para barisan sakit hati itu. ga kayak suamiku juga yang selalu adem ayem saja meski udah kerja selama 20 tahun dan ga pernah pindah-pindah, hihi.

entah suamiku ngerasa kalo aku mulai suka galau belakangan ini, entah emang kebetulan aja, eh tiba-tiba dia mulai nyinggung-nyinggung soal pindah rumah lho.

seperti kalian semua tau #halah, kami saat ini tinggal di rumah yang kami beli patungan berdua sejak nikah dulu. rumahnya sih nyaman banget, karena aku dekorasi sendiri (foto-foto ada di sini dan sini), furniture dan pernik-perniknya kami pilih-pilih sendiri, lingkungan sekitarnya juga ga ada masalah sama sekali.

tapi berhubung aku orangnya ternyata punya sindrom repelita ala orde baru, tiap lima tahun dalam hidup rupanya aku butuh sesuatu yang menantang, yang beda, yang ga monoton. kalo ga gitu aku galau! #haha
tadinya kepikiran mo sekolah lagi, seperti yang pernah aku curhatin di postingan ini. tapi rupanya setelah aku pelajari dan selidiki lebih lanjut, sistem belajarnya simpel banget ga seperti yang aku kira. intinya, bahan kuliahnya cukup didonlot saja dari internet, ga ada tatap muka, dan boleh langsung ujian kapan aja kita siap. lulus deh. yah, itu mah kurang menantang hehe.

kepikiran juga mo ambil s3 kayak beberapa temenku yang emang pengin banget punya gelar doktor di depan namanya.

tapi kupikir-pikir lagi, males ah empat tahun meres otak yang udah kering kerontang ini cuma buat gelar yang ga gitu dilihat istimewa di negeri ini, ga kayak di negeriku sana yang kebanyakan masyarakatnya masih memandang tinggi dan mendewakan gelar akademis hehe. lupakan phd!

sampe tiba-tiba suamiku ngasih ide itu, pindah rumah!

***

selama ini sebelum punya ethan, aku ga pernah ngeluh kudu nyetir dua jam pulang pergi ke kantor tiap pagi dan sore hari. setelah punya ethan, rupanya suamiku ngerasa kalo aku jadi lebih cepet capek, lebih cepet uring-uringan, dan lebih sering ngeluh karena kantorku jauh. akunya sih ga nyadar haha.

tapi emang kepikiran sih pengin nyari rumah baru yang jaraknya ga gitu jauh dari kantor. yah minimal separonya lah, karena kalo yang deket banget pasti ga bakalan mampu beli properti dengan ukuran yang sama di deket kota. harganya mencekik leher euy!
rumah idaman ;-p




akhirnya udah beberapa minggu ini kami sibuk milih-milih rumah di internet. mungkin rencana mo pindah awal-awal tahun depan lah, ngepasin ethan masuk pre-school biar dia ga kagok karena kudu ninggalin nursery-nya yang sekarang.

karena proses pindah rumah ini bakalan agak-agak ribet, bisa bikin stres terutama urusan jual beli, kpr, dan tentu saja ngepak barang-barang yang seabreg itu (pindahan rumah gitu lho), kayaknya ini bakalan jadi proyek lima tahunanku yang menantang supaya aku ga gitu galau lagi.

nanti kalo udah pindah aku kabarin :-)

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...