Friday 20 April 2012

a higher level conflict

draft ini sudah agak lama nongkrong tanpa kusentuh. lagi-lagi aku ragu untuk menulis sebuah tema 'berat' yang mungkin akan 'sulit' tercerna oleh pembaca blog ini. bukan karena aku meremehkan kemampuan kalian, tapi memang dibutuhkan tingkat fleksibilitas cara berpikir yang menurutku cukup tinggi untuk mengunyah tema-tema semacam ini, tanpa tersedak dan memuntahkannya lagi, sebelum sempat mencicipi rasanya, menelan, apalagi mencernanya :-)

di inggris, masyarakatnya sudah jauh lebih terbuka dalam hal cara berpikir. suka tak suka, kita harus akui itu. maka tema-tema yang diangkat di acara BIG QUESTION yang disiarkan oleh stasiun televisi milik pemerintah yaitu BBC, setiap hari minggu ini memang tidak main-main. sebuah tema yang aku tonton kira-kira sebulan yang lalu membahas mengenai 'has the church of england reached a crossroad?' - apakah gereja-gereja inggris telah sampai di persimpangan jalan?

tema-tema dalam acara big question ini selalu dikemas dengan format debat antara dua atau tiga kelompok, atau debat antara penonton dengan panel. seringkali, perdebatan menjadi demikian panas dan seru, tapi hebatnya si pembawa acara selalu stay cool dan selalu bisa mengendalikan gejolak yang hampir pasti selalu terjadi setiap kali acara yang tayang LIVE ini mengudara.

seperti halnya tema keagamaan yang dari berbagai sisi bisa menjadi bahan perdebatan tanpa akhir, di acara ini kemasannya selalu dibuat menarik dan profesional. mungkin itu bedanya dengan debat-debat lain di tingkatan rakyat jelata yang ujung-ujungnya hampir selalu menjadi pemicu konflik berdarah antar sesama warga negara di sebuah negeri nun jauh di sana :-)

inti tema 'has the church of england reached a crossroad?' adalah perdebatan mengenai kecenderungan generasi masa kini terutama di inggris yang sudah tidak lagi melakukan ibadah dengan pergi ke gereja setiap minggu, dibandingkan dengan generasi-generasi pendahulu mereka. pengunjung gereja kini menurun drastis dan sebagian besar jamaahnya hanya generasi tua dan paruh baya. itupun tak banyak jumlahnya.

untuk mengobrak-abrik tema ini, ada dua kelompok panel yang di'adu' dalam acara debat tersebut. kelompok pertama berisi beberapa orang pendeta kristen, beberapa ulama islam, beberapa rabi yahudi dan perwakilan tokoh hindu india. mereka duduk bersama dalam satu panel, melawan panel satunya lagi, yang terdiri dari para penganut agnostik dan atheis yang angka statistiknya memang terus meningkat dari tahun ke tahun. agnostik - mereka yang masih skeptikal tentang keberadaan tuhan atau ajarannya, atheis/theis - mereka yang tidak percaya adanya tuhan / atau percaya bahwa tuhan itu tidak ada (yang rupanya kini konsepnya sudah bercampur dan bertransformasi menjadi agnostik-atheis dan agnostik-theis). #cukup membingungkan, silakan google sendiri bagi yang merasa penasaran

bisa dibayangkan serunya debat ini. para ulama, pendeta dan rabi berjuang keras meyakinkan para agnostik-atheis bahwa beragama itu sebuah esensi, sementara pihak yang lain berjuang keras meyakinkan para pemuka agama ini bahwa semua yang mereka yakini itu tidak benar adanya. seru kan?

sayangnya debat ini cuma dibatasi  waktunya hanya selama 20 menitan. begitu banyak informasi dan argumen-argumen cerdas yang terlontar dari kedua belah panel. tapi sebagai penonton, di manapun posisi kita, debat ini kusebut sebagai debat tingkat tinggi yang memerlukan pola pikir dan kemampuan membangun argumentasi yang sangat tajam dan to-the-point. sangat bernas dan bermutu.

bagiku pribadi, acara yang tak mungkin bisa kulihat di negeriku semacam ini bisa membuka wawasan dan memperluas pola pikir otak kita yang sudah lebih dulu dijejali dogma, aturan, norma dan pembatas-pembatas ajaran yang terkadang menyurutkan langkah untuk berani berpikir di luar kotak.

jika di tempat lain di sebuah negeri nun jauh di sana, mereka yang sama-sama beragama masih saja saling bermusuhan, bertentangan, pukul-pukulan, saling membunuh, saling menyakiti, dan saling membumi-hanguskan karena merasa paling benar sendiri, di sini mereka yang beragama bergandengan tangan berdebat dengan sopan dan cerdas melawan mereka yang tidak yakin akan keberadaan agama. a higher-level conflict eh?

ps: seperti biasa, kolom komentar kumatikan, maaf bagi yang ingin berkomentar, ditahan saja keinginannya. silakan tulisan ini dijadikan bahan renungan kalau berkenan, dan tidak dijadikan bahan untuk memulai sebuah perdebatan baru :-) #phew




.:kalau kamu suka artikel di atas, mungkin kamu suka ini juga:.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...