Monday 18 May 2015

supply demand

warning: konten ini hanya untuk dibaca oleh mereka yang sudah berumur 18 tahun ke atas. adik-adik yang belum 18 tahun ga boleh baca ya. segera tutup laman ini segera. udah diperingatin lho, jangan bandel ya!

baru-baru ini kan lagi rame-ramenya tuh ya, berita-berita tanah air isinya tentang tertangkapnya para mucikari dan terbongkarnya bisnis prostitusi terselubung.

dari yang iklannya pake sistem marketing online lewat twitter lah, facebook lah, atau yang lewat handphone doank. dari yang tempat prakteknya di kos-kosan, apartemen-apartemen di pusat kota, sampe di hotel berbintang lima. dari yang pelakunya sekelas almarhumah dedeuh alias @tataa_chubby dengan tarif 350 ribu saja, sampe sekelas artis atau model dengan tarif mencapai 200 juta sekali pesan.

komplit-plit-plit! ck ck ck...

kata koh ahok, bisnis prostitusi akan terus ada selama manusia ada di muka bumi ini. aku setuju. memang semua juga sudah tahu kalau bisnis ini adalah bisnis yang umurnya paling tua dalam sejarah peradaban umat manusia. fakta yang tak terbantahkan!

selama kaum laki-laki masih punya yang namanya 'syahwat' dan sekian persen dari populasi kaum laki-laki memutuskan (entah dengan sengaja atau tidak - ya pasti 100% pada sengaja lah yaw!) untuk menyalurkan pemenuhan kebutuhan dasar primata-nya ke tempat yang 'salah' dan tidak semestinya (baca: bukan dengan pasangan resmi, bukan pula dengan pacar atau selingkuhan, tapi ke para psk dengan imbalan yang melibatkan transaksi pembayaran), maka kondisi ini akan terus  melahirkan angka demand atau permintaan, sehingga supply akan terus tersedia (atau disediakan).

demikian. ini juga fakta yang tak terbantahkan! ada yang mau ngedebat? hehe.

jangan protes kenapa yang dibahas cuma kaum laki-laki yang dituding sebagai pencetus angka demand yah. karena meski perempuan juga ada yang membutuhkan 'jasa' ini, tapi jujur saja jumlahnya ga terlalu signifikan untuk dibahas. angka statistiknya jauh lebih kecil, jadi kita skip saja.

lucunya, meski kita semua sudah tahu fakta-fakta tak terbantahkan tersebut, tetap saja ketika sesuatu yang terselubung ini terungkap dan dibeberkan di depan mata kita, seolah-olah semua orang tersentak kaget, geleng-geleng kepala, bergidik seakan tak percaya kalau kejadian tersebut benar-benar nyata.

pada polos banget apa pada pura-pura polos yaaaa....#hihi

***

ya harap maklum juga sih.

kan ga semua orang bersinggungan dengan hal-hal seperti ini dalam kehidupan sehari-hari. dan mereka-mereka yang berkecimpung di dunia ini juga biasanya ga bersinggungan dengan orang-orang yang hidupnya normal-normal saja. jadi seolah punya dunia sendiri-sendiri!

orang-orang 'normal' cenderung menghabiskan waktu hidupnya yang cuma 24 jam sehari itu dengan hal-hal normal seperti tidur, makan, ngurus anak, suami, istri, rekreasi, kerja dari jam 9 pulang jam 5, jalan-jalan, kumpul sama teman dan keluarga, ngerjain hobi positif, beribadah, baca buku, internetan, ngeblog, dan lain-lain. dunia serasa indah, normal, dan sempurna!

sementara tanpa kita sadari, ada orang-orang di 'dunia lain' yang sibuk menghabiskan waktu hidupnya yang juga cuma 24 jam sehari itu dengan hal-hal yang mungkin saat ini terdengar kurang normal di telinga orang-orang 'normal' yang mungkin melibatkan hal-hal seperti (maaf) bangun pagi di sebuah hotel ditemani entah siapa tamu yang dilayani malam sebelumnya, lalu sarapan buru-buru, telponan sama mucikari, dandan seksi sambil nunggu 'pelanggan' berikutnya, haha-hihi ketemu teman, berpesta, mabuk alkohol, ngerokok, terlibat make obat terlarang, lalu sakaw, dst. ga tega nulis hal-hal beginian kepanjangan. terlalu 'gelap' hawanya #brrr.

maka sangatlah wajar ketika dunia yang 'gelap' tadi terungkap, masyarakat yang hidupnya normal jadi tersentak kaget!

padahal ya, kalo mau 'ngaca' pada kasus almarhumah dedeuh, si pelaku kejahatan adalah salah satu penghuni dunia 'normal' lho. dia punya istri (bahkan istrinya kuliah di ipb!) normal kan? dan mereka udah punya anak juga, berarti pelaku juga seorang bapak kan? dia juga punya kerjaan normal, ngajar bimbel matematika kalo ga salah, pergi pagi pulang sore. pastinya dia juga tinggal di rumah normal, punya tetangga normal, dan berinteraksi dengan temannya, muridnya, anak-istrinya, ortunya, mertuanya, dll.

semua normal kan?

trus kenapa orang normal bisa jadi pelaku kejahatan di dunia 'gelap' tadi? apakah memang kedua 'dunia' itu benar-benar terpisah? apa mereka yang hidupnya terlibat dalam aktivitas dunia 'gelap' ga berkeliaran di sekitar kita menjelma jadi manusia 'normal'?

lalu apa kita-kita yang sehari-hari terlihat 'normal' yakin ga pernah bersinggungan dengan dunia 'gelap' tadi? yakin para suami ibu-ibu semua bener-bener setia, cinta mati, ga pernah lirik kanan kiri dan kepikiran untuk 'jajan'? yakin? apa justru kedua dunia itu sebenarnya 'nyampur' tapi kitanya aja yang munafik, tutup mata, telinga, dan pikiran, pura-pura seolah persoalan itu ga pernah ada? jawabnya bisa jadi yang terakhir. kita memang munafik!

doh, berat banget yah temanya? lanjutin jangan ya...

***

lanjut ah, tanggung udah di-draft hehe....

sebelum ngebahas topik utama, mari kita mundur sejenak beberapa langkah ke belakang.

jaman dulu, ketika teknologi belum semaju sekarang, ketika segala sesuatu masih tradisional, rata-rata pelaku bisnis jual beli layanan pemenuhan kebutuhan primata ini (baca: psk) alasannya kebanyakan karena faktor ekonomi. perlu pendapatan untuk sekedar makan, ngisi perut, nyambung hidup, sementara keahlian terbatas, kemampuan terbatas, lapangan kerja yang tersedia juga terbatas.

dengan kata lain kalo ga kerja jadi psk, mati kelaparan!

toh pelanggan selalu ada. demand selalu tumbuh tiap saat. sejak jaman sebelum masehi sampe lewat milenium. sejak jaman kuda gigit besi sampe kuda makan roti. hanya alasannya saja rupanya yang sudah jauh berubah dan bergeser.

sekitaran tahun 80-90an, bung iwan fals juga sudah menangkap potret bisnis yang langgeng sepanjang masa ini secara tradisional. oh yes, blogger memang penggemar (berat) lagu-lagu fals, o ye! coba perhatikan lirik lagu 'perempuan malam' dan 'pengobral dosa' di bawah ini. yang belum pernah denger lagu-lagu jadul ini seumur-umur, gugel dulu sana, hehe.

"perempuan malam"

perempuan malam mandi di kali
buih-buih busa shampo ketengan
di atas kepala lewat kereta
yang berjalan lamban nakal menggoda

disambut tawa renyah memecah langit
dengus kereta semakin genit

semua noda coba dibersihkan
namun masih saja terlihat kotor
karena kereta kirimkan debu
yang datang tak mampu ia tepiskan

perempuan malam kenakan handuknya
setelah usap seluruh tubuhnya

reff:
hangatkan tubuh di cerah pagi pada matahari
keringkan hati yang penuh tangis walau hanya sesaat
segelas kopi sebatang rokok segurat catatan yang tersimpan
perempuan malam menunggu malam untuk panjangnya malam

Oo... Oo.. Oo... Oo..
Oo... Oo.. Oo... Oo

perempuan malam di ikat tali
di hidup di mimpi di hatinya
aku hanya lihat dari jembatan
tanpa mampu untuk melepaskan

perempuan malam di pinggir jerami
nyanyikan do'a nyalakan api
perempuan malam di pinggir jerami
nyanyikan do'a nyalakan api

***

iwan fals - sumber

"pengobral dosa"

di sudut dekat gerbong yang tak terpakai
perempuan ber make-up tebal dengan rokok di tangan
menunggu tamunya datang

terpisah dari ramai
berteman nyamuk nakal dan segumpal harapan
kapankah datang tuan berkantong tebal

reff:
habis berbatang-batang tuan belum datang
dalam hati resah menjerit bimbang
apakah esok hari anak-anakku dapat makan
oh Tuhan beri setetes rezeki

dalam hati yang bimbang berdoa
beri terang jalan anak hamba
kabulkanlah Tuhan

itulah potret atau gambaran dunia 'gelap' yang tradisional pada waktu itu, sebelum muka jaman diubah oleh internet. sedih ya. jaman itu, memang profesi ini diidentikkan dengan kawasan kumuh di bawah jembatan, di stasiun kereta dengan sudut-sudut gelapnya, kawasan lokalisasi pinggiran kota, warung remang-remang dekat pangkalan truk, motel-motel murahan dan seterusnya.

para psk-nya juga identik dengan potret para perempuan berbusana minim, paras seadanya yang penting make-up lebih tebal dari pemain lenong, gincu merah menyala, rambut dikeriting dan disasak tinggi berjambul, pake parfum murahan, dan senyum menggoda.

kalo mau mundur lagi ke belakang, jaman ketika para kolonial atau penjajah eropa masih merajalela menguasai negeri-negeri jajahannya untuk mengeruk sebanyak mungkin kekayaan bumi dan memeras tenaga rakyat jajahan demi kepentingan kapitalis kolonial, bisnis psk ini juga sudah marak. namanya juga bisnis paling populer sepanjang jaman. fakta yang tak terbantahkan!

bedanya, dari potret yang dituliskan oleh pak pramoedya toer di buku-buku novel karangannya, dunia psk waktu itu diwarnai oleh para wanita yang sengaja di-'impor' atau didatangkan dari singapura, korea, jepang, thailand bahkan tiongkok, untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan yang kebanyakan tentu para penjajah kulit putih sendiri, dan mungkin beberapa tuan tanah serta pejabat pribumi yang berkantong tebal dan punya kuasa.

mucikarinya? engkoh engkoh tionghoa. pribumi mana ada yang berani jadi mucikari. perempuan pribumi juga ga disebut ada yang jadi psk di novel-novel lama. atau mungkin ada tapi aku belum nemu novelnya hehe.

tahun 45 ketika kita merdeka dari penjajah ternyata juga membawa masalahnya sendiri.

perempuan-perempuan indonesia lalu merasa 'merdeka' pula untuk memasuki dunia per-psk-an. entah kemana perginya para perempuan dari negara-negara tetangga itu. yang pasti 'kemerdekaan' juga membawa angin segar bagi perempuan pribumi. ada demand ada supply. atau karena ada supply maka muncul demand? para lelaki hidung belang-nya pun bukan lagi hanya mereka-mereka pribumi yang berkuasa dan berduit saja, tapi sudah merambah ke semua lapisan masyarakat. dari yang berpenghasilan minim sampe yang menjabat direktur.

demikian meski wajahnya berubah, konsepnya ya begitu-begitu juga. kembali lagi ke permasalahan pemenuhan kebutuhan primata yang tidak disalurkan sebagaimana mestinya.

***

mari kembali ke masa kini... .

dengan terkuaknya bisnis kuno tapi baru karena sekarang marketingnya menggunakan teknologi internet ini, orang lalu saling tuding. masyarakat terpecah-pecah opininya. pemerintah tentu saja selalu jadi sasaran empuk untuk disalahkan. siapa lagi yang bisa kita omeli dengan gratis kalo ga pemerintah, hehe..

tapi serius nanya nih, sebenarnya fenomena ini salah siapa sih?

mau nyalahin syahwat?
mau nyalahin rendahnya akhlak, moral, agama, budi pekerti?
mau nyalahin orang tua, guru, pejabat lokal, pemerintah pusat?
mau nyalahin kemiskinan, kemajuan teknologi, tuntutan gaya hidup?
ayo, mau nyalahin siapa?

lho kok malah nanya, hehe.

mari kita salahkan saja semuanya! lho kok gitu? ya karena sedikit banyak semua hal di atas ikut andil dan berperan pada kusutnya permasalahan supply-demand bisnis kuno ini.

bayangkan seandainya ada sulap yang paling ampuh yang bisa bikin keadaan berubah total sampe ga ada satu butir-pun laki-laki yang iseng pengin 'jajan' dan pengin ngumbar syahwat seenak udelnya, tentu ga akan ada demand!

kalo demand-nya nol, mau semua psk itu berjejer menari-nari sampe bugil juga kalo ga ada yang ngegubris, ya mereka ga bakal laku dan akan berhenti menjajakan bisnisnya toh ya. para mucikari gulung tikar, warung, kos-kosan, motel, dan hotel remang-remang kehilangan pelanggan, para istri gembira karena suaminya selalu pulang ke rumah ga lembur mulu #uhuk, dan tentu begitu banyak sektor kehidupan lain yang berubah 180 derajat! ini khayalan pertama.

selanjutnya, bayangkan kalo semua manusia di muka bumi ini berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur dan rajin menabung #eh, bermoral, alim khusyuk beragama (meski yang ga beragaman tapi bermoral juga banyak, dan sebaliknya yang khusyuk beragama tapi syahwat tetep diumbar juga ada #uhuk), ga bakal ada perempuan berakhlak mulia, bermoral, alim dan berbudi pekerti luhur yang mau kerja jadi psk! .

dan ga bakal ada laki-laki dengan ciri yang sama yang nekat ngebohongin anak istri pamitnya lembur tapi kruntelan sama perempuan lain demi pelampiasan syahwat sesaat.

bayangkan kalo semua orang tua sempurna, bisa mencukupi segala kebutuhan anak-anaknya, dari limpahan kasih sayang yang tak berbatas, finansial yang tercukupi, perlindungan dan keselamatan hidup serta kesejahteraan anak-anaknya. mana ada anak yang terpaksa nyambi jadi psk karena kudu bayar kuliah, terjerumus jadi psk karena kurang perhatian, perlindungan, dan kasih sayang di lingkungan keluarganya.

bayangkan kalo guru-guru di sekolah, pejabat lokal dan seluruh jajaran pemerintah semua negara bekerja sempurna, murid-murid sekolah pintar semua, lapangan kerja tersedia, rakyat makmur sejahtera, kemiskinan cuma sebuah kata di dalam kamus, tak pernah ada kesenjangan ekonomi atau sosial, buat apa jadi psk?

bayangkan kalo kemajuan teknologi yang kata orang bagaikan pisau bermata dua dipergunakan sebagaimana mestinya, semua pemakainya pintar dan bertanggung jawab, jadi ga bakal ada yang menyalahgunakan fungsinya.

terakhir, bayangkan kalo manusia kehilangan nafsu untuk pamer, gengsi, dan berlomba-lomba siapa yang paling wah terhadap sesamanya. bayangkan kalo semua orang nrimo dan gembira dengan apapun yang diperolehnya, dan ga ada ambisi untuk saling mengalahkan. tentu tuntutan gaya hidup seperti apapun tidak akan pernah 'menuntut'!

beres kan? persoalan selesai kan? gampang solusinya kan?

***

masalahnya itu semua cuma khayalan penulis semata hehe.

karena mereka yang sudah terlanjur terjun ke dunia glamour seperti contohnya para artis, selebriti, dan publik figur, jarang yang mau mundur turun kasta ketika pendapatan mereka tak lagi bisa mencukupi tuntuan gaya hidup kaum jet set ketika sudah tak lagi populer. begitu tersedia jalan pintas untuk memperoleh penghasilan yang lumayan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, siapa yang ga ngiler. sementara mereka yang baru saja masuk dunia gemerlap ini langsung silau dan maunya kaya mendadak.

demand selalu ada kok, laki-laki hidung belang yang kebanyakan duit karena bisa dengan mudahnya ngembat uang rakyat, mark-up anggaran, kong kalikong proyek akan selalu ngiler untuk ngumbar syahwatnya dengan sebanyak-banyak wanita. makin tinggi kelasnya, makin banggalah pemakainya. serasa ngumpulin tropi atau piala, makin banyak koleksi makin gede kepala kolektornya.

laki-laki dewasa yang duitnya pas-pasan tapi dasarnya 'doyan jajan' juga banyak. kalo perlu ngutang juga dijabanin. remaja-remaja tanggung yang iseng dan rasa keingintahuannya tinggi tapi lalu mencari jawaban dengan cara yang salah juga sayangnya ga sedikit.

sementara dengan kemajuan teknologi, tingkat pengawasan terhadap kebebasan semakin berkurang. dunia serasa terbuka tanpa batas. orang selalu mencari cara untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa memikirkan rambu-rambu mana yang etis mana yang ga etis. jadi harap maklum kalo seorang dedeuh dengan mantabnya ngebuka akun twitter @tataa_chubby dan mulai menjajakan dirinya tanpa tedeng aling-aling dan sangat vulgar.

dengan ketatnya persaingan antar sesama psk pemakai sosial media yang juga mencoba mencari pelanggan melalui media internet, hampir segala tips dan trik pemasaran dipakai. bahkan testimoni-testimoni para pelanggan pun dipajang dan dengan mudahnya bisa diakses pemakai internet di seluruh dunia. sayang sekali sebenarnya pengetahuan si dedeuh mengenai marketing ini layak diacungi jempol lho.

meski kehidupan para penghuni 'dunia gelap' belakangan ini tak lagi melulu karena faktor kemiskinan seperti yang dipotretkan oleh bang iwan fals, tentu masih ada sebagian pelaku dunia gelap yang memang menjalankan pekerjaan ini karena faktor keterbatasan ekonomi.

keberadaan lembaga-lembaga pendidikan dan institusi kenegaraan juga masih ga bisa sepenuhnya membendung dan menyelesaikan permasalahan klasik nan pelik ini. apalagi persoalan-persoalan bangsa yang lain masih menumpuk untuk diselesaikan. persoalan psk mungkin takkan pernah menjadi prioritas paling atas.

mau nyalahin orang tua para pelaku dan penikmat bisnis ini juga sepertinya usaha yang sia-sia. lagipula mana ada sih orang tua yang pengin anaknya terlibat dalam dunia per-psk-an ini? mana ada ibu yang pengin anak gadisnya melayani para lelaki hidung belang? mana ada ibu yang pengin anak-anak lelakinya yang selalu ditimang dan disayang sewaktu masih kecil berubah menjadi laki-laki dewasa yang suka jajan dan mengkhianati istri-istrinya?

pastinya hampir semua orang tua sudah berusaha mendidik anaknya dengan baik. kalopun akhirnya akhlak, moral, dan budi pekerti si anak yang sudah beranjak dewasa berubah dari norma-norma yang pernah diajarkan, ya itulah potret nyata kehidupan!

jadi kuncinya sepertinya kembali ke persoalan syahwat dan teori dasar ekonomi supply-demand. ga papa kita salahin para cowok aja, karena bloggernya cewek hihi.

jika saja para lelaki mampu menjaga syahwatnya dengan benar, demand untuk pelayanan kebutuhan dasar primata yang tidak semestinya ini lenyap dari muka bumi, maka ga bakal ada supply, alias bisnis psk juga akan tamat riwayatnya.

ngimpi kali yeeeee....

***

terlepas dari itu semua, semua perempuan mah ngimpinya pengin hidup kayak cinderela, terlahir cantik mempesona, kaya raya, berpengetahuan cerdas dan pintar, sehat dan berbudi pekerti luhur, lalu menjelma jadi gadis remaja cantik jelita kayak kate middleton dan dipersunting pangeran william lalu hidup bahagia selamanya.

kalo boleh milih nih, ga bakal ada satupun perempuan yang ngimpi pengin jadi psk. fakta yang tak terbantahkan!

tapi sayangnya kenyataan hidup terlalu kompleks. masih banyak banget perempuan yang ga seberuntung kita. jadi cobalah bersikap netral, jangan gampang nge-judge. mentang mentang posisi kita jauh lebih beruntung dibanding mereka.

kalo laki-laki hidung belangnya sih siapa peduli. yang penting ada syahwat, sama kambing juga jadi. yang 'marah' atau 'tersinggung' berarti hidungnya belang yaaaa. hayooo mau apa sekarang. memang ini fakta tak terbantahkan! hehe...

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...