Friday 13 April 2012

man utd, taken for granted

kalau dulu aku ditanya mengenai sepak bola, atau tim mana yang jadi tim andalanku, mungkin aku tak punya jawabannya, atau jawabanku mungkin ga akan jelas terdengar antara menggumam dan kumur-kumur. sebatas itulah dulu pengetahuanku tentang jenis olah raga populer yang satu ini. 

hanya empat tahun sekali ketika demam piala dunia terasa di seantero jagat raya, baru deh aku bela-belain bangun tengah malam untuk pindah tidur ke depan televisi lengkap dengan bantal dan selimut, dengan niat nawaitu awalnya nonton bola. kalau yang main pas tim andalan (dulu sih argentina sama jerman), kantukku serta merta akan hilang. tapi kalau pas yang main tim lainnya, otomatis niatan nonton bola hanya tinggal mimpi belaka, dan praktis akupun hanya pindah tidur dari kamar ke depan tivi untuk dibangunkan ibu atau bapakku agar pindah lagi ke kamar, setelah pertandingan usai. #useless banget ga sih

lain halnya dengan adik-adik cowokku dan kakak-adik iparku. para cowok ini secara kodrati apa memang ditakdirkan untuk suka bola ya. aku kadang tak habis mengerti. mengapa beda jenis kelamin begitu kuatnya mempengaruhi ketertarikan atau minat seseorang akan sesuatu hal. kenapa para cowok lebih suka memelototi siaran langsung sepak bola sedangkan cewek lebih suka nonton drama korea atau telenovela? meski ada satu dua kasus pengecualian di mana cewek suka bola dan cowok suka drama korea #ihiyyyy, tapi pasti jumlahnya tak begitu banyak.

hingga ketika aku pindah ke eropa dan memutuskan untuk memilih manchester sebagai universitas tahun keduaku, aku masih kurang begitu ngeh, kalau di kota yang terletak di wilayah barat laut kerajaan inggris raya ini begitu terkenalnya karena ada dua klub raksasa yang bermarkas di sana. cowok mana sih yang ga tahu liga inggris. siapa sih yang ga kenal david beckham, ryan gigs, christiano ronaldo, atau wayne rooney. siapa yang belum pernah dengar kebesaran nama manchester united, atau manchester city.

tapi dasarnya aku ga gitu suka bola, pindah ke manchester-pun masih tak terpikir tentang dunia sepakbola, yang kini hanya berjarak sejengkal dari kos-kosan mahasiswaku. baru dua bulan setelah aku menetap di sana dan kuliahku mulai stabil, salah seorang teman mengajakku untuk berkunjung ke markas salah satu klub sepakbola terbesar di dunia, manchestre united di old trafford. jarak ke sana cukup dekat, hanya perlu naik bis satu kali saja waktu itu. sebenarnya kalau tidak diajak teman sih, rasanya juga malas kalau harus ke sana. sekarang aku baru sadar, betapa banyaknya orang yang bermimpi untuk bisa datang ke old trafford tapi belum kesampaian. akunya yang sudah tinggal sejengkal, ternyata pun masih ogah-ogahan. susah ya kalau memang tidak ada rasa ketertarikan dari dalam hati. #eaaaa

tanpa target apa-apa, akhirnya kamipun berangkat ke old trafford di satu hari di bulan oktober tahun 2006 yang lalu. eh, ternyata setelah sampai di sana, aku yang ga gitu suka bola tetap terpesona lho dengan stadionnya, museumnya, prestasi-prestasi man-utd, dan setelah selesai mengikuti tur komplit selama beberapa jam yang dipandu oleh bapak-bapak pegawai old-trafford yang ramah banget, ada rasa aneh gimana gitu sepulang dari sana. 

glory glory.... man utd. album komplit bisa dilihat di sini

rasanya merasa bersalah, sumprit! merasa bego, tak tahu bersyukur dan berterima kasih karena selama ini telah mengabaikan keberadaan sesuatu yang sangat besar artinya bagi begitu banyak orang tapi mereka tidak bisa atau belum diberikan kesempatan untuk mengunjunginya dan banyak yang hanya berakhir sebagai mimpi seumur hidup saja. sementara aku yang sudah tinggal di manchester dan punya begitu banyak waktu, malah menganggap sepele dan mengabaikan keberadaan old trafford dan manchester city yang sudah ada di depan mata. orang sini bilang, taken for granted.

bukan salahku juga sih sebenarnya. ketertarikan dan selera orang kan beda-beda ya. kalau ga selera dipaksa-paksa ya susah juga. ya kan ya kan :-p

intermezo: aku pernah sempat kerja paruh waktu juga di old-trafford, ketika sudah lulus tapi belum dapet kerja permanen (juni-juli 2007), jadi iseng-iseng daftar kerja di sana daripada nganggur waktu itu. kerjanya enteng, cuma bantu jualan di kios di bawah tempat duduk penonton pas ada pertandingan. sayangnya pegawai ga boleh ikutan nonton pas pertandingan dimulai hehe... tapi lumayanlah dapet suasana hebohnya, dapet gaji, dan dapet kartu pegawai. #ihiyyy...

kartu pegawai paruh waktu Old Trafford

taken for granted artinya kurang lebih adalah sikap kita dalam mengabaikan sesuatu, kurang menghargai sesuatu hanya karena sesuatu itu sudah ada di sana atau sudah dianggap umum keberadaannya dan bukan sesuatu yang dianggap spesial untuk diberikan perhatian khusus atau dihargai. contohnya ya kasusku dengan old trafford tadi. begitu banyak yang bermimpi sampai ngiler ingin menginjakkan kakinya di sana, termasuk keluargaku sendiri terutama adik-adik cowokku, akunya yang beruntung bisa tinggal di manchester selama 1 tahun, malah tak berminat. untunglah impian adik-adikku sudah terpenuhi sekarang. kuajak mereka semua berbulan madu bersama suamiku ke old-trafford sehari setelah mereka menghadiri pernikahanku. meski ga ada romantis-romantisnya sih, tapi yang penting keluargaku senang.

para hooligans dari indonesia menyerbu old trafford - 4 mar 2011 :-D

meski tadinya cuek, rupanya aku memang berjodoh dengan old trafford lagi, ketika aku bertemu laki-laki yang kini jadi suamiku, ia asli manchester dan sejak kecil sekeluarganya sudah penganut paham man-utd sejati. orang sering bilang, di inggris sepakbola itu seperti agama. memang begitulah kenyataannya. keluarga suamiku semua penganut 'agama' man-utd hehehe... dari bokapnya, kakaknya, kakak ipar, ia sendiri, dan sepupu-sepupu. turun temurun orang di sini mewariskan kefanatikannya akan satu klub sepakbola layaknya sebuah 'agama'. kalau bokapnya penganut man-utd, anaknya kudu sama. kalau bokapnya chelsea, anaknya juga kudu chelsea. dan sebagai anak-anak, mereka sama sekali ga boleh pindah-pindah 'agama', bisa ga dapet uang saku sebulan hehehe...

contoh taken for granted lagi adalah suamiku yang ternyata tak pernah melihat buckingham palace meski ia orang inggris asli. pernah sekali katanya, itupun cuma lewat saja sambil nyetir mobil pas ada meeting di london. yang kedua kali adalah ketika akhirnya aku mengajaknya ke sana untuk pertama kalinya, baru ia sadar bentuk buckingham palace itu aslinya seperti apa. padahal begitu banyak orang yang bermimpi untuk bisa pergi jalan-jalan ke london dan melihat palace ini tapi belum kesampaian. tapi orang-orang asli inggris sini taken for granted atas keberadaan istana buckingham.

taken for granted yang paling parah sebenarnya adalah ketidakpedulianku akan keindahan alam indonesia. baru ketika kini aku berdomisili di eropa, aku tersadar begitu banyak hal yang kuabaikan di tanah airku sendiri. ke monas saja aku belum pernah, yang kalau dipikir jaraknya cukup dekat dari tempat tinggalku dulu di bekasi. parah banget ga sih :-p

kalau untuk keliling nusantara melihat-lihat indahnya alam indonesia yang belum pernah kulakukan sampai sekarang sebenarnya masih bisa dimaklumi sih. bukannya aku tak mau atau terlalu taken it for granted waktu itu, cuma memang tidak ada dana untuk jalan-jalan. hidup saja susah bagaimana mau menyisihkan dana untuk keliling nusantara. sekarang pengin keliling, malah jauh *halah* :-D

renungan ini pun membuatku tersadar, sebetulnya banyak sekali hal-hal kecil di sekeliling hidup kita sehari-hari yang seringkali kita abaikan dan kita take for granted. jika suatu saat hal-hal kecil ini tiada, baru kita sadar betapa selama ini kita telah mengabaikannya. perhatian-perhatian kecil dari suami ke istri dan sebaliknya, kesetiaan pasangan, senyuman di pagi hari, kicau burung di ranting pohon, adalah contoh-contoh hal sepele yang sering tidak kita apresiasi, karena kita menganggap memang begitulah yang seharusnya terjadi. kita lupa, padahal hal-hal kecil ini tak selamanya kekal. kicau burung mungkin akan sirna suatu hari nanti. pasangan mungkin akan meninggalkan kita sooner or later, dan stadion old trafford mungkin tak akan sedekat saat aku di manchester lagi untuk dikunjungi.

mudah-mudahan kita semua belum terlambat untuk mulai mengapresiasi hal-hal indah di sekitar kita, yang orang lain nun jauh di sana mungkin hanya bisa membayangkan dan memimpikannya. pasir putih di pantai, terik matahari, hawa panas menyengat bisa jadi sangat dirindukan mereka yang terancam mati kedinginan di tengah-tengah padang es tanpa alat pemanas. hutan dan gunung yang rimbun dan hijau mungkin sangat diimpikan mereka yang sedari kecil terlahir dan besar di padang pasir. ombak menderu dan lautan biru bisa jadi sangat didambakan mereka yang dari kecilnya hanya melihat daratan luas tanpa lautan maupun ombak. 

kini lihatlah sekelilingmu. apapun itu, bayangkan jika yang kau lihat tak lagi ada di sana, hilang atau pergi untuk selamanya. akankah kau akan merindu kehadirannya? jika iya, apresiasilah keberadaannya sekarang, sebelum semuanya terlambat :-)

have a good weekend everyone!!!
 




.:kalau kamu suka artikel di atas, mungkin kamu suka ini juga:.

6 comments:

  1. wah, saya jamin mbak bakal kangen kalau sudah berkeliling indonesia. saya pernah ngubek2 jawa barat dengan dana terbatas, dan itu wow :)
    smoga saya kesampaian mengunjungi opa fergie

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah itu, enaknya jadi keliling ga ya hehe... takut malah kangen terus malah repot :-) amiennn, kabar2i kalau ketemu opa ya

      Delete
  2. GLORY GLORY MANCHESTER UNITED!!! *CAPSLOCK RUSAK* *SENGAJA SIH*

    *kemudian dikeplak* :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. wuehehe *eh lupa nyalain capslock* WUEHEHEHEHEH... ADA SATU KORBAN MU LAGI GLORY GLORYYYY HAHAHA...*NGEPLAK KIMI, TAPI KEPLAK SAYANG* HOHOHO

      Delete
  3. Jadi ngiri nih. Saya kebetulan fans berat MU. Pingin banget ke Old Trafford.

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau diniatin pasti bisa jalan-jalan ke Old Trafford mas Albert. di mana ada kemauan pasti ada jalan. saran saya, nabung dulu hehe...

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...