Tuesday 12 May 2020

migran

siapa sih sebenernya yang bisa disebut sebagai kaum migran itu?

bangsa syria berdarah arab yang hampir tiap hari selama beberapa tahun belakanagan ini rame diberitakan media berbondong-bondong meninggalkan negerinya yang sedang dilanda kecamuk perang dan konflik hingga tiap hari menorehkan cerita menyayat hati tentang perjuangan mereka untuk mencapai tanah milik orang lain yang diharapkan jadi tempat yang lebih aman untuk melanjutkan hidup? (baca: aylan kurdi #1)

atau kaum rohingya yang berusaha melarikan diri dari tanah kelahiran mereka karena ga tahan lagi dengan perlakuan semena-mena dari pemerintah yang seharusnya melindungi keselamatan warganya?

kapal phinisi dipakai migrasi orang sulawesi
sumber

atau bangsa afrika berkulit hitam yang selama berpuluh-puluh dekade melanglang buana meninggalkan benuanya yang kering, tandus, dan penuh konflik ke seluruh penjuru dunia sejak jaman perbudakan sampe jaman fesbuk sekarang ini, menyebar dari amerika, kanada, eropa, australia sampe asia?

hmm....

***

atau,

bangsa cina berkulit kuning yang selama berabad-abad juga mengembara ke berbagai pelosok, membangun komunitas kaumnya di seputar kawasan yang kita kenal dengan sebutan pecinan (china town) di berbagai kota di berbagai belahan dunia?

ataukah justru bangsa kulit putih?

yang sejak jaman dulu kala bertekad untuk menguasai seluruh peradaban umat manusia hingga menyebar dari benua asalnya di eropa dan akhirnya berhasil menguasai hampir seluruh benua amerika yang dulunya milik kaum indian kulit merah, seluruh benua australia dan selandia baru yang dulunya milik kaum aborigin dan bangsa maori, sebagian wilayah afrika terutama bagian selatan itu?

nah,

kalo boleh menghakimi suatu kaum hehe #bawa_palu, kaum mana sebenernya yang paling gatel ga bisa diem di tanah kelahirannya, yang paling pengin pindah-pindah?

kaum mana sebenernya yang paling rakus dan tamak pengin merebut kepemilikan kaum lain meski dengan dalih alasan yang berbeda-beda?

kulit putih tentu saja ada di ranking paling atas! lalu bangsa cina, lalu afrika, baru kemudian bangsa-bangsa lain yang berpindah atau bermigrasi dalam jumlah kecil seperti rohingya, syria dll yang mulai meninggalkan negerinya karena dipaksa oleh keadaan.

peta dunia migrasi berdasarkan data tahun 2009, sumber dari WTO
wilayah warna hijau adalah daerah surplus alias tujuan migrasi, warna oranye adalah daerah yang ditinggalkan

tema ini basi sih sebenernya, sudah pernah kubahas di beberapa postingan terdahulu berjudul perantau gigihdiaspora 1 dan diaspora 2. tapi tetep saja masih mau ngebahas lagi hehe. mungkin karena masih banyak sisi lain yang bisa dibahas dari tema basi ini yah #maksa. 

atau mungkin karena tergerak oleh berita-berita tentang kaum migran yang selalu menghebohkan. yang paling hits sebelum isu wabah corona mengalahkan semuanya, tentu saja isu tentang brexit yang juga dilandasi oleh masalah kaum migran!

***

kira-kira sepuluh abad yang lalu (berapa tahun itu sih? #ngitung kancing), ketika kaum kulit putih mulai menjelajah dunia, bangsa-bangsa lain masih berdiam diri di tanah kelahiran mereka. sedikit sekali bangsa non-kulit putih yang dicatat sejarah gemar melakukan penjelajahan. hanya kaum bugis dengan kapal layar phinisinya yang pernah dicatat sejarah pernah menjelajah dan menginjakkan kaki sampe ke tanah amerika.

hebat bener yah orang sulawesi #bangga 

namun dari waktu ke waktu, dengan menggunakan berbagai macam cara termasuk kekerasan dan perbudakan, kaum kulit putihlah akhirnya yang terbilang sukses dan berhasil menguasai tanah-tanah baru dan menjadikannya wilayah koloni, bagian dari pemerintahan dan kekuasaan mereka. berbondong-bondonglah tanah-tanah baru itu dihuni oleh kaum penguasa.

dengan kata lain, hampir semua orang kulit putih di amerika, australia, dan selandia baru itu ya kaum migran juga. bedanya dengan kaum migran sekarang, nenek moyang mereka dululah yang migrasi ke tanah-tanah tersebut. bedanya lagi dengan kaum migran sekarang, pada waktu itu tanah-tanah yang mereka datangi, rebut, dan duduki, belum banyak penghuninya.

mungkin itulah perbedaan mendasar antara sebutan kaum migran masa lalu dan masa kini.

***

kaum migran masa lalu lebih bebas merebut satu wilayah dari tangan penduduk asli dan akhirnya menguasai wilayah itu sebagai tanah kekuasaannya, kaum migran masa kini hanya bisa berharap pada kebaikan hati penguasa wilayah di mana mereka berharap akan bernaung dan membangun hidup baru setelah meninggalkan semua yang mereka miliki di tanah kelahiran mereka.

nasib kaum migran jaman dulu dan masa kini juga jauh berbeda.


kaum migran jaman dulu, jika mereka berkulit terang, akan menjadi penguasa-penguasa baru di tanah yang berhasil mereka rebut. penduduk lokal biasanya malah tersingkir, disingkirkan, bahkan dilenyapkan.

sejarah mencatat begitu banyak konflik berdarah yang menelan korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya, antara kaum pendatang migran tipe penguasa, dengan penduduk lokal yang cenderung naïf, kurang berpendidikan dan berpengetahuan terbatas, serta tak berdaya untuk melawan.

sebaliknya kaum migran jaman sekarang, meski mereka berpendidikan, dan mungkin lebih berpengetahuan dibandingkan penduduk lokal, namun karena mereka cenderung berpindah dari daerah konflik, atau wilayah yang kurang sejahtera tingkat perekonomiannya, maka alih-alih status mereka bisa menjadi penguasa. diterima dengan baik di wilayah baru saja mungkin sudah bersyukur.

***

mengamati pola kedua jenis migrasi di dua jaman yang sangat berbeda ini, berikut kesimpulan yang berhasil aku pikirkan setelah merenung beberapa saat #halah

niat banget bikin ginian 😆😆😆

kok semuanya cenderung negatif yah?

nggak jaman dulu nggak jaman sekarang, apakah migrasi itu memang hanya membawa dampak buruk? kalau ada dampak positif, apakah dampak positif itu? ok, mari kita merenung sejenak lagi #pret

dari hasil renungan kedua dan setelah mencoba mengingat-ingat, inilah beberapa dampak positif migrasi berdasarkan informasi serta sumber pengetahuan yang pernah kubaca.

  • memutar roda perekonomian
  • menambah sumber daya manusia
  • memperkaya budaya 
  • membentuk proses asimilasi

mari kita bahas satu persatu tapi pendek-pendek saja yah, supaya yang mbaca ngga pada ngorok 😅.

***

migrasi memutar roda perekonomian

bukti nyata banyak terlihat di kantong-kantong imigran di berbagai kota besar di seluruh dunia. biasanya, dengan makin banyaknya imigran di satu wilayah, akan memicu munculnya pemenuhan kebutuhan hidup dan akan membangkitkan perekonomian di wilayah tersebut.

karna tiap manusia perlu makan, kan ya.

dan terkadang ngga jarang justru para imigran ini bisa menciptakan lapangan kerja dan peluang-peluang baru untuk memutar roda ekonomi.

di tiap kota besar yang ada pecinan-nya, biasanya akan menjadi pusat perdagangan kebutuhan pokok orang-orang asia, dan juga berimbas ke ekonomi lokal di sekitaran daerah itu.

migrasi menambah sumber daya manusia

jelaslah kalau ini ya. namanya ketambahan jumlah penduduk, pastinya menambah sumber daya apalagi kalau daerah tujuan migrasi sebelumnya kekurangan jumlah tenaga kerja.

contohnya dulu ketika aku masih kuliah di manchester tahun 2006 yang lalu, kebutuhan tenaga kerja engineer di negeri ratu elizabeth ini sangatlah kurang. maka pada waktu itu kementrian keimigrasian inggris membuka kesempatan untuk para engineer lulusan inggris untuk tinggal lebih lama dengan memberikan perpanjangan visa untuk para mahasiswa yang udah lulus, agar bisa mencari kerja.

gara-gara itulah aku jadi netap di inggris sini meski tadinya ngga ada rencana begitu 😛

di berbagai wilayah lain yang kekurangan sumber daya tertentu juga sangat mengharapkan penambahan sumber daya manusia dari para imigran.

sekarang-sekarang ini, di inggris yang masih kekurangan tenaga adalah pekerja untuk sektor kesehatan, seperti perawat untuk panti maupun rumah sakit, dan juga tenaga dokter.

sok atuh-lah pada ngelamar, sumangga...

migrasi memperkaya budaya

ngga usah jauh-jauh contohnya. kenapa di indonesia banyak yang suka makan mi, bakso, bakpao, bakpia, dan aneka bak-bak lainnya? ya karena dulu-dulunya manusia perahu dari daratan tiongkok bermigrasi ke nusantara dan membawa budaya mereka terutama makanan bak-bak-an itu, untuk dipersatukan dengan budaya kita.

trus kenapa coba resep sayur lodeh orang jawa persis sama dengan resep green thai curry punyanya orang thailand, hehe. itu baru makanan ya. belum agama, kepercayaan, adat kebiasaan, seni, bahasa, dan masih banyak lagi budaya-budaya baru yang muncul karena perpindahan manusia dari wilayah satu ke wilayah yang lain.

jadi kalau kalian warga negara indonesia, jangan pikir kalian 100% indonesia ya, yang 100% itu cuma homo wajakensis, fosil manusia purba yang ditemukan di malang dan hidup di tanah jawa kira-kira 5000 tahun yang lalu. kalau kalian hidup di abad 20-an ngga bakalan 100% turunan manusia purba jawa, bisa jadi di dna kalian ada sekian persen darah tiongkok, vietnam, filipina, jepang atau bahkan korea, ihiyyyy...

migrasi membentuk proses asimilasi

ini masih berkaitan dengan pengayaan budaya di atas. dengan datangnya orang-orang baru ke satu wilayah, mau ngga mau kebiasaan lokal dan budaya lokal akan mulai bergeser. orang baru akan membawa budaya baru, kebiasaan baru dan semuanya yang serba baru. melalui interaksi terus menerus, meski terkadang akan terjadi benturan karena ketidaksamaan kebiasaan, akhirnya tetap akan terjadi asimilasi atau peleburan.

setiap dari diri kita, pasti pernah mengalami proses asimilasi. karena pada dasarnya manusia itu makhluk sosial, butuh interaksi, dan selalu beradaptasi dengan setiap perubahan. bener apa bener? udah ah, jadi makin serius bahasannya, hehe...

segini aja dulu deh ya, besok ganti topik lagi.

1 comment:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...