setelah masuk, tutup pintu dan duduk, di kantor si pak bos besar itupun aku diinterogasi.
***
ngga pake basa-basi, pertanyaan pertama adalah, kenapa pindah?! doh, si bapak. masak nanya begitu sih hehe. setelah aku basa-basi kenapa aku pengin pindah, si bapak pun mulai melancarkan jurus jualan obatnya.
aku ditawarin mau dikasih tanggung-jawab lebih, gaji lebih tentunya, dan ditambahin anak buah lagi, asalkan aku ngga jadi mengundurkan diri. trus si bapak juga bilang kalo dia terima banyak feedback positif dari staff yang lain tentang aku, dan mungkin sudah saatnya aku dipercaya untuk jabatan yang lebih tinggi lagi, gitu. apalagi bosku juga mundur kan. kesempatan terbuka lebar buat aku untuk melebarkan sayap.
dikasih tahu gitu bangga donk? iya sih, ternyata selama ini kerjaanku diapresiasi. tapi aku juga was-was, jangan-jangan ini hanya jebakan betmen! pas ada maunya aja dipuji, kalo ngga ada maunya business as usual, jadi aku harus tetap waspada, jangan terbuai dulu.
aku ditawarin mau dikasih tanggung-jawab lebih, gaji lebih tentunya, dan ditambahin anak buah lagi, asalkan aku ngga jadi mengundurkan diri. trus si bapak juga bilang kalo dia terima banyak feedback positif dari staff yang lain tentang aku, dan mungkin sudah saatnya aku dipercaya untuk jabatan yang lebih tinggi lagi, gitu. apalagi bosku juga mundur kan. kesempatan terbuka lebar buat aku untuk melebarkan sayap.
dikasih tahu gitu bangga donk? iya sih, ternyata selama ini kerjaanku diapresiasi. tapi aku juga was-was, jangan-jangan ini hanya jebakan betmen! pas ada maunya aja dipuji, kalo ngga ada maunya business as usual, jadi aku harus tetap waspada, jangan terbuai dulu.
setelah interogasi yang berlangsung kurang lebih cuma 10 menit itu, pak bos pun mengakhiri pertanyaan-pertanyaan. akupun pamit untuk keluar ruangan, dan menutup pembicaraan dengan gaya diplomatis, mau pikir-pikir dulu lagi hehehe.
besoknya hari jum'at aku berusaha ngga papasan sama bos besar. kebetulan juga tiap jum'at bosku yang ibu-ibu selalu kerja dari rumah, jadi sementara ini kondisi aman terkendali. pak bos besar juga ngga butuh jawabanku secepatnya, aku boleh pikir-pikir sampai hari senin, karena mereka juga butuh keputusanku secepatnya, mau tetep keluar kerja, atau batal risain dan menerima tawaran jabatan lebih tinggi tadi.
***
di rumah, aku diskusi lagi sama suami. kami duduk dan coba berpikir jernih, apa sebetulnya yang kami butuhkan sebagai keluarga, pada saat ini.
siapa sih yang ngga mau jabatan lebih tinggi dan gaji lebih banyak? semua orang butuh uang donk. munafik kalau ada yang jawab engga hehe. tapi, kami nanya ke diri kami berdua lagi, apakah saat ini kami kekurangan secara finansial? apakah aku butuh gaji lebih? jawaban dari kedua pertanyaan itu adalah engga.
kami cukup nyaman saat ini dengan kondisi finansial keluarga. ngga berlebihan tapi ngga kekurangan juga. pas-pasan lah. pas pengin beli ini itu, pas ada duit. nyaman kan hehe.
kalau aku terima iming-iming jabatan lebih dan gaji lebih, pasti akan sepaket dengan tingkat stress yang juga lebih. dan aku ngga mau itu. apalagi dengan rencana mau nambah adik buat ethan. yang aku butuhkan adalah kerjaan yang serius tapi santai aja. dan di kantor baru nanti, sepertinya akan seperti itu.
aku dan suami pun akhirnya merasa mantap, jawaban apa yang akan kuberikan ke pak bos besar hari senin nanti.
***
senin
si bosku yang ibu-ibu udah cemas sejak pagi nungguin aku. si pak bos besar juga sama. begitu aku nyampe kantor, aku langsung kasih kode ke bu bos kalo aku akan tetep mundur. dia ngerti. lalu aku langsung ke kantor pak bos besar untuk menyampaikan hal yang sama. pak bos besar sedikit kecewa dengan jawabanku, karena iming-iming yang dia berikan ngga mempan ternyata hehe. tapi dia juga bilang kalo dia hormati apapun keputusanku, karena itu perkara pribadi. kan yang mau ngejalanin kerja aku, bukan dia hehe.
sekarang gantian pak bos yang pusing nyari dua pengganti karena aku dan bosku akan mundur hampir berbarengan, cuma selisih satu setengah bulan saja. kalau ngga buru-buru dapet pengganti, departemen ngga ada yang jagain. mana rencananya kami akan resertifikasi awal tahun depan. nah lo. tapi ya, dia jadi bos besar kan juga dibayar mahal untuk menangani hal-hal seperti ini. ya udah aku egepe aja.
sekarang gantian pak bos yang pusing nyari dua pengganti karena aku dan bosku akan mundur hampir berbarengan, cuma selisih satu setengah bulan saja. kalau ngga buru-buru dapet pengganti, departemen ngga ada yang jagain. mana rencananya kami akan resertifikasi awal tahun depan. nah lo. tapi ya, dia jadi bos besar kan juga dibayar mahal untuk menangani hal-hal seperti ini. ya udah aku egepe aja.
resmilah sejak hari senin 10 juli itu, proses pengunduran diriku baru disetujui, setelah sempat drama-drama.
tapi karena masa transisiku adalah 3 bulan, aku masih harus kerja di kantor sekarang sampai akhir september nanti. awal oktober baru aku gabung ke kantor baru. dan kalau dihitung-hitung sejak awal kerja di perusahaan ini, sampai akhir september nanti, total jendral aku udah kerja selama delapan tahun delapan bulan. makanya judul postingan ini delapan-delapan. hehe, agak-agak maksa.
sebagai penutup seri 8-8 ini, doain aja moga-moga aku betah di kerjaan baru nanti ya. banyak cerita juga nanti pastinya di sana. as usual, stay tuned...
Arrrhh akhirnya pindahhhh
ReplyDeletehahaha nungguinnya sampai tiga episode ya makkkk #lalumaktettypingsan
DeleteMbaaa, kayak baca cerbung.
ReplyDeleteWah, keren, pasti kinerja Mba Naya keren banget. Selamat ya mbak.:)
Dan baru tau alasan 88. Hehe.
makasih Pipit... tapi masih banyak yg lebih keren kok di kantor. kalau orang Asia apalagi perantau sih biasanya memang rata2 pekerja keras, dan rajin, maklumlah hidup di negeri orang, buat bertahan hidup hihi. makasih udah bersabar baca cerbungnya ππ
Delete