Tuesday 17 June 2014

dinasti-dinasti baru

seperti kita semua tahu, kebanyakan orang indonesia tidak mempunyai nama belakang, atau nama keluarga, atau memakai nama orang tuanya secara turun temurun.

sedikit mengenai ini sudah pernah aku tulis di postingan berjudul nama keluarga. kecuali di beberapa wilayah di indonesia seperti sumatra utara (suku batak) dan beberapa di wilayah timur indonesia, mereka memang memakai nama keluarga atau lebih sering disebut dengan marga. beberapa keluarga keturunan kerajaan jawa juga ada yang memakai nama keluarga, tapi tidak secara luas seperti halnya suku batak. selain itu, sependek pengetahuanku, memang mayoritas orang indonesia tidak mempunyai nama keluarga.


tapi beberapa puluh tahun belakangan ini, sepertinya mulai muncul fenomena baru di tengah-tengah masyarakat kita, di mana orang tua mulai menempelkan nama belakang mereka ke nama anaknya. padahal nama belakang itu juga bukanlah nama yang mereka peroleh dari nama ayahnya dulu, jadi tidak bisa disebut nama keluarga juga. namun karena generasi berikutnya juga ditempeli nama yang sama di belakangnya dengan nama belakang sang ayah, jadi kesannya nama tersebut menjadi 'semacam' nama keluarga, atau nama marga. maka mulai muncullah dinasti-dinasti baru di tengah masyarakat indonesia.

agak aneh sih menurutku....

contoh yang paling gampang, anak-anak pak SBY sepertinya diberi nama yudhoyono di belakang nama mereka kalau ga salah. padahal nama yudhoyono itu tidak diperoleh pak SBY dari ayahnya, yang menurut wikipedia adalah Raden Soekotjo. maka boleh dibilang, generasi pak SBY adalah awal dari dinasti yudhoyono. dan kini sudah ada 3 generasi yudhoyono, kalau anak-anak agus dan ibas diberi nama yudhoyono juga di belakang nama mereka. apakah nama belakang ini akan terbawa sampai generasi-generasi berikutnya? sepertinya akan begitu.

contoh lagi, ga usah jauh-jauh. anak-anak pak Hatta Rajasa juga sepertinya semua membawa nama Rajasa. cuma di wiki ga disebutkan apakah nama Rajasa itu adalah nama keluarga yang diperoleh pak Hatta dari orang tuanya, atau itu nama dinasti baru juga.

terlepas dari orang terkenal atau bukan, beberapa teman-temanku juga rupanya mengikuti tren serupa. anak-anak mereka namanya mulai ditempeli nama terakhir ayahnya, untuk mulai melestarikan kedinastian baru dengan menempelkan nama belakang yang sama pada generasi berikutnya. lalu, apakah nanti kira-kira 50-100an tahun lagi, orang-orang indonesia hampir semuanya memiliki nama keluarga?

bisa jadi!

kalau menilik sejarah bagaimana orang-orang di luar indonesia mempunyai nama keluarga atau surname, juga tak jauh beda dengan bagaimana saat ini orang-orang indonesia memulai tren ini sih. bedanya, mereka sudah dari jaman baheula menggunakan sistem penamaan dengan membawa nama belakang dari pihak ayah, hingga garis keturunan satu generasi lebih mudah dirunut dan ditelusuri. kalau kata wiki, orang inggris menggunakan nama keluarga mulai abad ke 13. negara-negara eropa lain juga memulai silsilah pemakaian nama keluarga ini pada era yang tak jauh berbeda.

sistem koloni dan penjelajahan bangsa eropa dan afrika ke benua lain, semakin menambah jumlah pengguna nama keluarga di seantero dunia. hingga akhirnya kini menjadi semacam standar internasional. dokumen perjalanan semacam paspor, perlu menyebutkan mana yang nama keluarga kita. nah, sebagai orang indonesia yang umumnya tidak mempunyai nama keluarga ini, seringkali jadinya dimodifikasi deh. yang namanya cuma terdiri dari satu kata seperti soekarno, soeharto, sumiyem, sukinem, akhirnya harus diulang dua kali di paspor. yang namanya terdiri dari dua kata, nama kedua akhirnya menjadi nama keluarga, meski sebetulnya ya ga juga. rancu yah jadinya.

mungkin karena belakangan ini orang indonesia hidupnya pada makin makmur dan pada makin sering keluar negeri dan pada mulai punya paspor, maka fenomena memulai dinasti-dinasti baru tadi mulai bermunculan, yaitu dengan menempelkan nama belakang sang ayah ke nama anaknya, entah itu cowok apa cewek. nanti di paspornya si anak, kolom nama keluarga si ayah akan menjadi sama isinya dengan kolom nama keluarga si anak. jadi mirip orang barat deh.

herannya, kenapa sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama islam, orang-orang ini ga menyontek sistem negara-negara arab saja yah? pakai bin sama binti gitu? kan lebih islami. kan lebih kedengaran agamis gitu. kenapa bin sama binti dipakainya kalau pas ijab kabul doank sih? ada yang bisa jawab ga pemirsa? hihi. aku belum pernah lihat paspor orang arab sih, ga punya teman arab juga, jadi ga tau mereka nulis nama keluarganya kek gimana ya kira-kira di dokumen perjalanan? pas coba nyari, agak susah juga ga banyak contohnya di internet, cuma nemu ini di mbah google.

this is what a passport Arabic translation should look like

sumber dari sini

tuh kan, tetep ada surname (nama keluarga) dan forename juga. cuma kok di baris namanya dihapus demi privasi, jadi ga kebaca deh ditulisnya apa. ya sudahlah, nanti kalau aku ketemu sama orang arab di inggris, aku tanyain ya, hihihi...

kembali ke soal nama...

kalau dalam sejarahnya, dari yang kubaca, pemakaian nama keluarga di jaman eropa kuno itu seringkali diambil dari nama desa atau wilayah di mana seseorang dilahirkan. dan jaman dulu itu cuma kalangan ningrat kayaknya yang memakai nama keluarga dengan cara ini. jadi kalau pas jalan-jalan di inggris atau di negara eropa lain, pasti nemu banyak nama kota atau wilayah yang dipakai sebagai nama keluarga. contohnya banyak, washington (kota kecil deket newcastle, inggris), aberdeen (kota produksi minyak di skotlandia utara), abbot (nama desa), dll.

kalau penasaran, ini tautan ke database daftar nama keluarga orang barat (eropa, amerika, kanada, australia, selandia baru dll dari keturunan nenek moyang eropa).
http://www.surnamedb.com/Surname

selain nama tempat atau wilayah, banyak juga nama keluarga yang berasal dari mata pencaharian seseorang. aku sering nemu atau kenal dengan nama-nama orang inggris dan jerman yang nama keluarganya artinya adalah pekerjaan yang nenek moyangnya lakukan jaman dulu. kata sejarah sih, dulu itu di desa misalnya si a yang jadi tukang kayu akan dipanggil a si tukang kayu (carpenter), atau misalnya si b tukang bikin bir, maka namanya b si tukang bikin bir (brewer) - aku punya teman kantor namanya ini lho, asli! jadi temenku itu dulu nenek moyangnya emang tukang bikin bir, lucu juga yah. orang jerman juga rata-rata nama keluarganya dari mata pencaharian juga sih katanya. banyak lagi lah contoh mata pencaharian yang akhirnya jadi nama keluarga, cari-cari aja sendiri di database di atas kalau penasaran hehe.

nah, kalau orang indonesia di abad ke 21 ini baru memulai menggunakan nama keluarga, meskipun penamaannya dilakukan secara acak saja dengan menambahkan apapun nama belakang ayahnya menjadi nama belakang anaknya tanpa ada sejarah tertentu seperti halnya orang-orang eropa jaman dulu, dan meskipun kadang nama orang indonesia tersebut tidak mempunyai arti tertentu, apakah kebiasaan ini akan bertahan, menjadi sebuah tradisi dan akhirnya dilestarikan? apakah nantinya di masa depan ada dinasti yudhoyono (maaf ya keluarga pak SBY jadi contoh terus, hehe) yang menyebar luas di seantero indonesia dan dunia seperti halnya marga simatupang dari batak yang memang sudah mempunyai nama keluarga sejak jaman baheula? kita lihat saja nanti, kalau diberi umur panjang, amin :-)

kalau kamu para pembaca, sudah punya nama keluarga jugakah? atau termasuk yang baru mulai menempelkannya ke nama anakmu? atau ga tertarik sama sekali dengan fenomena nama-namaan dinasti baru ini?

2 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...