Saturday 13 April 2013

catatan mingguan bumil 18

...sambungan...

minggu ke 36

31 mar - 6 apr

minggu ini diawali dengan acara janjian sama temen-temen sekelas kursus antenatal NCT yang ga gratis itu. kebetulan pesertanya cuma ada empat pasang suami-istri, jadi total kelompok kami ada delapan orang. karena kursusnya sudah selesai, tapi kami saling janjian bakalan sering-sering ketemuan lagi setelah ini, untuk pertama kalinya minggu ini kami janjian ketemu di restoran india sekalian makan malam.

kami juga membuat kelompok atau group diskusi di fesbuk, jadi bisa saling tukar info mengenai kehamilan kami, masa-masa melahirkan nanti dan cerita-cerita hebohnya, serta tukar menukar foto. meski di antara delapan orang itu, aku sendiri yang bukan warga inggris asli alias pendatang dari asia, tapi ketujuh orang inggris termasuk suamiku ini sangat kompak dan kocak-kocak kalau sudah ngumpul. kami sekelompok juga sama-sama sedang menantikan kelahiran anak pertama.

pasangan pertama bernama emma dan tom, emma sehari-harinya bekerja sebagai seorang perawat atau suster di rumah sakit cambridge, sementara tom adalah guru sd. pasangan kedua bernama alison dan suaminya adam, keduanya kerja di perusahaan yang sama sebagai ahli IT atau programmer, pasangan ketiga bernama meredyth dan suaminya bernama simon, yang sama-sama ngantor di cambridge sebagai manajer proyek. pasangan keempat tentu saja aku dan suamiku :-)

akhir minggu ini usia kehamilanku sudah mulai jalan masuk minggu ke-37 yang mana janin di perut sudah masuk hitungan 'matang' dan kalaupun lahir kapan saja sudah bisa dibilang bukan bayi prematur lagi. harapanku sih meskipun sudah matang, moga-moga si Beebee bisa lebih ranum lagi sampai masuk minggu ke 39 atau 40, biar matang di pohon, hehehe...

aku juga masih masuk kerja sampai tanggal 19 nanti, seminggu sebelum jadual kelahiran. mudah-mudahan air ketubanku ga sampe pecah di kantor saja, bisa repot kalau kudu manggil ambulan segala karena ga bakal bisa nyetir lagi hihihi.....

hari jumat ini ada jadual scan lagi buat ngukur Beebee dan ngitung perkiraan berat badannya seperti scan yang sudah-sudah. selain itu juga ada jadual ketemu ahli diabetes dan ahli kandungan lagi untuk evaluasi hasil pemantauan gula darahku selama kurang lebih satu bulan sejak pertemuan dengan mereka terakhir kali. hasilnya, aku dinyatakan lulus meski monitoring masih tetep jalan terus sampe nanti air ketubanku pecah, baru aku boleh berhenti minum tablet dan berhenti ngukur kadar gulaku. sementara berat si Beebee sudah sekitaran 3.1 kg sampai minggu ini, masih normal dan tidak kegendutan ;-p

sayangnya, keluhan tulang panggulku menyerang lagi, kali ini agak serius sampe aku susah jalan euy! mungkin karena berat Beebee semakin hari semakin nambah yah, sementara kaki kiriku sudah berpuluh-puluh tahun ga terbiasa menyangga beban seberat ini sepanjang hidupku, baru kali ini untuk pertama kalinya. hihi..kesian juga si kaki kurusku.... sekalian pas di rumah sakit aku konsultasi mengenai hal ini, si ahli kandungan langsung memberiku 2 opsi:

opsi 1)
mencoba bertahan dengan berbagai cara, misalnya pake kursi roda #hadeuh, jadi ke mana-mana kudu didorong #ama siapa coba, jadi kupikir solusi ini mustahil dan malah bikin ribet. atau pake tongkat penyangga buat jalan. hmm, kalau yang ini lebih masuk akal sih. kebetulan suami ada tongkat untuk hiking atau naek gunung yang aku bisa pakai. sampai rumah, aku langsung coba jalan pakai tongkat, dan hasilnya sih lumayan ngebantu kakiku supaya tidak terlalu terbebani oleh berat badan si Beebee di perut.

pikir-pikir lagi, aku nemu ide satu lagi untuk mengurangi berat perutku yang mulai buncit parah karena sejak masuk minggu 37, kepala Beebee udah mulai turun jadi buncitnya ngegantung gitu. ibarat tiang, mungkin badanku udah mulai doyong ke depan deh, hihihi.... iseng-iseng aku coba ide baru dengan mengalungkan syal kain yang biasa dipakai di leher kalau musim dingin, aku lilitkan ke bawah perut lalu ditarik ke arah punggung dan disilangkan, kemudian kedua ujungnya aku ikatkan ke depan dada.

mirip-mirip kepiting yang masih hidup dan capitnya diiket yang dijual di pasar-pasar ikan itu sih jadinya, hahahaha. hasilnya? luar biasa manjur! kakiku ga begitu sakit lagi kalau dipakai jalan, hehehe... ideku emang jenius #halah. padahal kalau mau beli, memang ada sih penyangga perut hamil tua ini dijual di internet, tapi dasarnya aku tukang irit, pake kain panjang aja cukup deh, gratis dan ga perlu modal duit hihihi... toh berfungsinya sama saja! :-p

opsi 2)
pilihan kedua adalah rumah sakit menawarkan kalau aku mau diinduksi supaya bayinya keluar lebih cepat dari seharusnya. karena memang meskipun baru menginjak usia 37 minggu, si Beebee sudah tidak masuk kategori prematur lagi, artinya semua organ dan tubuhnya sudah komplit dan siap meluncur keluar kapan saja. pilihan induksi ini diberikan rumah sakit kalau aku merasa beban berat kandungan ini sudah tidak bisa aku tolerir lagi, alias aku sudah tidak kuat lagi nahan sakit di panggulku.

induksi adalah penanganan khusus terhadap bumil yang bayinya belum waktunya lahir tapi karena sesuatu hal proses persalinan harus dipercepat, atau penanganan khusus terhadap bumil yang bayinya harusnya sudah lahir tapi air ketubannya belum pecah-pecah juga secara alami, jadi hamilnya kelamaan. induksi atau percepatan proses persalinan, kata bu bidanku bisa dilakukan dengan banyak cara, dari yang paling tradisional tanpa dukungan bukti ilmiah sampai yang medis dan ilmiah.

yang tradisional dan belum ada bukti ilmiahnya biasanya rada-rada buat bahan becandaan juga sih, seperti makan yang pedas-pedas supaya air ketuban cepat pecah, atau melakukan hubungan suami istri (dengan suami masing-masing tentunya yah ;-p), karena rupanya cairan yang keluar pada saat berhubungan mengandung zat yang bisa merangsang lapisan pelindung air ketuban supaya cepat pecah, hihihi.

lalu ada lagi cara yang agak medis sedikit yaitu dengan bantuan alat sederhana dari plastik berbentuk seperti gagang sendok dengan ujung berupa kaitan yang fungsinya untuk mengorek lapisan pelindung air ketuban supaya robek sedikit dan lalu bisa pecah dengan sendirinya setelah dikorek tadi. tentunya bidan yang bisa melakukan hal ini. induksi lain yang lebih berbau medis adalah dengan bantuan tablet atau jelly yang dimasukkan ke jalur lahir, atau ada juga yang diteteskan.

meski diharapkan setelah tindakan ini kontraksi akan segera terjadi, kadang-kadang tetap gagal lho dan si dedek bayi tetep kekeuh pengin di dalem perut si ibu lebih lama lagi. kalau sudah begini ya kalau kondisi kesehatan ibu tetap fit, biasanya dibiarkan saja nunggu sampai air ketuban pecah secara alami. tapi kalau kesehatan ibu dan bayi beresiko, maka operasi sesar harus dilakukan, meski di inggris opsi ini tetap menjadi pilihan terakhir dan kalau bisa dihindari :-)

dengan adanya dua opsi itu, tentu saja aku milih opsi pertama. ga papa deh ke mana-mana jalan sekarang pakai tongkat seperti nenek-nenek, yang penting si Beebee bisa lebih mateng lagi di dalam perut ga usah dipercepat lahirnya. enaknya lagi, di sini semua keputusan diserahkan ke bumil. rumah sakit, dokter, ahli kandungan dan bidan selalu memberikan opsi-opsi dan menjelaskan dengan rinci mengenai pilihan tersebut, lalu kita sendiri yang mengambil keputusan. apapun keputusan yang kita ambil, mereka akan menghormati dan menghargainya tanpa bertanya mengapa begini mengapa begitu lagi.

jadi kemarin ketika aku ditanya, aku tetap diberikan kebebasan untuk memilih. dan tentu saja aku langsung menjawab, bahwa aku akan coba untuk mengatasi keluhan panggul ini dengan caraku sendiri dulu. dan mereka mengatakan kalau keputusan itu jelas sangat bijak. kalau akhirnya toh aku ga sanggup lagi, mereka (pihak rumah sakit dan bidan) siap dihubungi 24 jam kapan saja kalau aku berubah pikiran dan minta diinduksi untuk mempercepat proses persalinan.

akhir pekan, kami kedatangan dua orang teman indonesia dari london maen ke rumah sekalian pengin liat perut buncitku kali ye, hehe... dan mereka nginep. seperti biasanya, acara temu kangen selalu diwarnai dengan masak-masak dan makan-makan. moga-moga Beebee ga nambah gemuk gara-gara pesta pora ala indonesia ini, hihihi ;-p


minggu ke 37

7 apr - 13 apr

senin, meski jalan tetap tertatih-tatih, badan masih diikat-ikat pakai syal kayak kepiting, aku tetep ngantor.

hari ini tapi sengaja masuk telat nunggu lalu lintas agak sepi dulu supaya nyetir ga terlalu stress. suami kudu pergi ke manchester nengok maminya jadi aku ga bisa nodong dia buat jadi pak supir, hiks. gpp juga sih sebenarnya, karena kalau sudah duduk dan dipake nyetir doank panggulnya ga berasa apa-apa, cuma sekalinya berdiri tegak dan berat si Beebee serta gaya grafitasi bumi mulai numpuk di atas tulang panggulku, baru deh berasa sakitnya. untung dengan bantuan syal dan tongkat, beban berat ini bisa agak dikurangi sehingga aku masih bisa jalan meski pelan-pelan kayak siput.

hari selasa suami berbaik hati mau nganter-jemput, tapi rabunya aku musti nyetir sendiri lagi karena suami ada tele-conference dari (kantor) rumah yang mana jadualnya kudu pagi-pagi pas jamku berangkat ngantor. kamis-jumat aku ngantor dari rumah karena ada jadual ke bidan dan jumatnya si Beebee mau dimonitor, kali ini dipantau detak jantungnya dan aku dipantau plasentaku setiap kali Beebee bergerak. pemantauan ini akan dilakukan dua kali seminggu sampai tiba waktu melahirkan nanti. lamanya sekitaran setengah jam-an.

bidan yang nanganin aku kali ini beda dengan bidan diabetesku. orangnya kali ini agak tua dan berumur. aku pikir wah, bakalan galak nih biasa bidan senior gini, eh...ternyata orangnya malah lucu lho, suka becanda! lebih enaknya lagi, dia sangat perhatian banget dan nanya-nanya ini itu, memastikan semua baik-baik saja dan aku sudah paham prosedur-prosedur apa saja yang harus kujalani sampai saat melahirkan nanti.

dari ngobrol-ngobrol santai sambil nunggu si mesin mencatat semua data detak jantung Beebee dan pergerakan plasentaku, jadi ketahuan deh ternyata karena pemantauan kadar gula yang kudu aku jalani selama kehamilan ini, aku mungkin ga boleh nyoba ngelahirin di air, dan ga boleh lewat tanggal kelahiran jadi kudu diinduksi kalau sampe telat! nah lo...gubrag deh!!!

padahal kan aku udah rencana rapi-rapi dari dulu pengin pake kolam dan ga mau ada acara induksi-induksian yang setahuku aku masih boleh telat ngelahirin sampai 7 hari, pegimane sih... #mulai protes

untungnya si bidan yang baik hati ini cukup bijak dan memahami keberatanku mengenai larangan ini, dan memutuskan untuk konsultasi lagi ke ahli kandungan yang nangani kasusku. hari itu juga setelah selesai monitoring detak jantung ini, aku dijadualkan untuk ketemu ahli kandunganku sekali lagi untuk diskusi mengenai rencanaku untuk melahirkan di air, dan masalah kesalahpahaman kapan waktu induksi harus dimulai. karena hawanya udah pengin protes mulu, suamiku mulai berusaha menenangkan aku supaya ga terlalu emosi, hihihi... #siap perang ngasah golok

pas ketemu si ahli kandungan, kami berdiskusi lumayan lama, dan aku kejar terus si dokter itu dengan pertanyaan-pertanyaan konyol kenapa ga boleh begini kenapa kudu begitu, apa buktinya, sudah ada penelitiannya belum, dll sampai si dokter kewalahan, xixixi...

ujung-ujungnya, aku dibolehin pake kolam dan ngelahirin di air, dengan syarat air ketubanku pecah normal sebelum tanggal 26. kalaupun aku telat dan kudu diinduksi, aku tetep boleh pake kolam asal induksinya yang tanpa obat, kalau kudu pake obat ya terpaksa ga boleh lahiran di air, hiks. oke deh, aku akhirnya mau juga berkompromi dan ga ngeyel /protes lagi. kan udah dibolehin pake kolam, hehe...

sekarang tinggal ngerayu si Beebee nih supaya nongolnya jangan ampe telat lewat tanggal 26! pegimane caranya yah....#garuk-garuk tembok

...bersambung...



.:kalau kamu suka artikel di atas, mungkin kamu suka ini juga:.

2 comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...