Wednesday 27 June 2012

pemalu vs malu-maluin

ini draft lama yang sempat terbengkalai dan baru kupoles lagi sekarang. tapi temanya sih termasuk tema klasik jadi ga bakal kadaluwarsa lah ya, makanya aku lanjutkan saja proses penulisannya supaya bisa segera tayang :-) #emang sinetron, pake kejar tayang?

idenya sih dari salah satu milis yang aku ikuti, dan salah satu thread postingannya waktu itu membahas mengenai, "apakah kita bangsa pemalu"? hayo siapa yang bisa jawab?! #hehe

pada prinsipnya aku sih setuju saja kalau orang indonesia itu alaminya memang cenderung pemalu. aku sendiri juga pemalu koq! #kedip-kedip mata

analisa ngawurku sih, sebabnya mungkin karena sejak lahir kita memang dididiknya ala asia. bolehlah kalau ada yang suka bilangnya adat timur meski aku kurang setuju dengan istilah adat timur ini, lebih karena alasan geografi! timur itu kan cuma arah, kalau terus dicari timur itu di mana, kan ga bakal ketemu ujungnya yah. timurnya indonesia ya samudra pasifik, timurnya pasifik, ya benua amerika, timurnya benua amerika ya samudra atlantik, timurnya lagi, ya eropa! gimana sih?! akhir-akhirnya toh muter balik lagi karena bumi bulat, jadi suka bingung kalau adat kita disebut adat timur, hahaha. #silakan beradu argumentasi soal timur-barat ini, tapi antar kalian sendiri yah, aku males #xixixi

adat asia yang dari sononya, asal usul sejarahnya yang memang harus sopan, tepo seliro, jangan ugal-ugalan, jangan terlalu lantang, tidak baik begini, tidak sopan begitu, harus tahu unggah ungguh, tahu adat, jangan sombong, jangan pongah, jangan takabur dst dst dst. itulah yang mungkin membedakan adat asia dengan adat bangsa kulit putih kebanyakan (atau ada juga yang memilih menyebutnya adat barat, meski lagi-lagi bagiku barat itu hanya arah saja!) #ngeyel

karena terlalu banyak tidak bolehnya itulah, jadi kadang-kadang untuk amannya kita cenderung diem saja deh daripada disangka-sangka dan dicap ugal-ugalan. takutnya dikira ini dan takutnya dikira itu, takut dibilang begini dan begitu. 

karena dari generasi ke generasi, cara mendidik ini menjadi bagian dari budaya dan gaya hidup sehari-hari orang asia kebanyakan, mungkin karena itulah akhirnya kita tumbuh menjadi bangsa yang pemalu. ini hasil analisaku lho ya, bukan teori yang sudah terbukti dengan hasil studi dan penelitian, hehe.

orang asia kebanyakan menurutku dengan mudah cenderung mengkerut atau menjawab malu-malu kalau dimintai pendapat, sehingga terlihat kurang percaya diri, dibanding mereka-mereka yang lahir dan tumbuh besar di tengah-tengah budaya masyarakat kulit putih. mereka dari negara-negara maju di eropa dan amerika cenderung lebih vokal dan lantang dalam mengutarakan pendapat dan ide-idenya. uniknya, bahkan negara termaju ekonominya di asia yaitu jepang dan korsel-pun masyarakatnya ternyata masih memelihara budaya pemalu ini :-)

kalau tak percaya, pernahkah kalian berada satu ruangan belajar bersama atau di tengah-tengah konferensi, atau pertemuan resmi bersama orang-orang dari negara-negara lain? coba amati cara berbicara, gaya bertutur, atau bahasa tubuh mereka-mereka yang berasal dari asia, pasti terlihat kikuk, menunduk, senyum-senyum, dan sangat sopan. pasti beda dengan mereka dari negara-negara yang kalian sebut berbudaya barat tadi, kalau ga tangan di saku celana, tolak pinggang, bicara keras-keras, tertawa ngakak, dan terlihat sangat mengintimidasi, ya diam saja tapi dengan bahasa tubuh yang berlagak seperti penguasa. sekali lagi, ini hasil pengamatan ya ;-p

berada di tengah-tengah mereka, membuatku tersadar betapa pemalunya orang asia pada umumnya, atau orang indonesia (contohnya aku) pada khususnya. kalau kalian juga pernah, pasti kalian akan setuju dengan pendapatku. betapa orang-orang non-asia ini cenderung (meski tidak semua) lantang dan tegas dalam berpendapat, to-the-point, tanpa ba-bi-bu langsung nyerocos mendebat dosen di depan kelas misalnya, atau langsung maju mendemonstrasikan ide-idenya tanpa disuruh, diminta atau didorong-dorong dulu seperti kita, orang-orang asia, eh indonesia.

#ah kaga juga, elu doank kali yang gitu, kita mah kaga malu-malu, kalau ga tau malu sih iya *kata pembaca* #tiarap sebelum dilempar karbol

kalaupun ada orang indonesia yang lantang dan bergaya ala bule, pasti juga tak banyak jumlahnya. itupun oleh kita pasti dibilang, tuh anak sotoy banget sih, ga indonesia banget sih, ga tau adat banget sih. ya kan, ya kan, ya kan... hahaha

o ya, masih ingat video yang pernah aku tampilkan di tulisan berjudul beasiswa? kalau belum baca, atau malas baca, google saja namaku, pasti video malu-maluin itu langsung nongol tanpa malu-malu di laman paling depan :-p

ketika mau membuat video itu saja, separo otakku masih berkata, "jangan mau bikin video, malu-maluin ah, nanti dikira sombong, narsis banget sih, kan belum sukses-sukses amat, dst dst" dan suara-suara senada yang kuperoleh dari karakter pemalu khas indonesiaku itu terus mengiang-ngiang di kepala. kalaupun akhirnya video itu terbit juga, karena aku akhirnya "menang" melawan karakter pemaluku tadi. meski aku juga tak bakal bisa selantang orang bule dalam beropini, bertutur, atau mengendalikan bahasa tubuh, tapi minimal aku sudah satu-dua langkah berhasil keluar dari lingkaran 'pemalu' ini, sehingga rencana pembuatan video itu akhirnya bisa terwujud :-) #eh ini curcol sih #abaikan

lucunya, seringkali sifat atau karakter pemalu ini sangat tipis batasannya dengan reaksi kita yang masuk kategori malu-maluin. aku sih melihatnya sebagai hubungan sebab-akibat. karena terlalu malu-malu, kadang-kadang saking kikuknya, hasilnya atau akibatnya malah terlihat memalukan atau bahasa gaulnya malu-maluin :-) #koq jadi mbulet sih, bingung...

dan sepertinya, berdasarkan analisa ngawurku, karakter pemalu ini sangat berbanding terbalik dengan tingkat kepercayaan diri. semakin tinggi kadar pemalu, semakin rendah tingkat percaya diri dan sebaliknya. bener begitu kan ya?

dan lagi-lagi, karena ini soal budaya turun temurun, sepertinya selamanya sih tetap akan seperti ini. meski kadarnya di tiap-tiap orang berbeda-beda dan ada beberapa kasus yang masuk perkecualian, tetapi secara umum orang asia memang selalu lebih pemalu, lebih sopan, lebih pendiam dibanding mereka yang bersifat kebalikannya :-) 

ada untung dan ada ruginya tentu saja. di satu kesempatan, mempunyai sifat pemalu bisa menguntungkan, di lain kesempatan bisa saja merugikan. contohnya, silakan direnungkan sendiri-sendiri. asal jangan terlalu keseringan saja sifat pemalu ini mengakibatkan kita mengambil tindakan yang memalukan atau malu-maluin ya #yeee ngomong doank mah gampang #digebukin massa




.:kalau kamu suka artikel di atas, mungkin kamu suka ini juga:.

6 comments:

  1. menjadi pemalu pada hal2 tertentu tidak selalu berakibat rendahnya kepercayaan diri mbak, tergantung konteksnya.
    misal: terlalu malu untuk meminta2 kepada orang lain, malu untuk korupsi, malu untuk menyebarkan video mesum *ekstrim*, bukan berarti orang tsb punya kepercayaan diri yg rendah. IMHO :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau rasa "malu" untuk berbuat kejelekan sih emang wajib hukumnya dik Pety (ciehhh, sejak kapan nih dapet adek gue hehehe). tapi yg kutulis itu lebih ke sifat "pemalu" lho, bukan kata malu itu sendiri. dan harusnya tidak berbuat kejelekan itu dilakukan bukan semata-mata karena merasa "malu" saja, tapi memang harusnya dilarang keras dan harus masuk penjara kalau melakukannya! merdeka!! hihihi
      sementara sifat/karakter "pemalu" yg kubahas di atas menurutku tidak langsung berhubungan dengan kelakuan atau tindakan seseorang, begitu kira-kira sih :-p #ga yakin juga #udah nyangkut psikologi ini mah LOL

      Delete
  2. ya ya... betul sekali kondisi diatas.... kita memang sudah lama dijajah jadi kepercayaan dirinya kurang..
    padahal mereka yang tertawa keras keras, tangan di saku itu mungkin tidak lebih baik dari kita... hahahahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. begitulah mas. tapi apa kudu dirubah jadi kayak mereka? ga juga kaeknya ya... ala asia lebih enak hehe

      Delete
  3. Eh eh eh, aku pernah lho google nama Mbak Nayarini dan nonton videonya di youtube. *ketahuan stalking* *stalking kok jujur sih* :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kimiiiii... ni komen kenapa jd nyangkut di spam dan baru nemu sekarang yak? hahaha... tapi kamu udah jujur juga sih di surat ituh.. aku lagi sibuk nih nulis balesannya...

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...