Wednesday 12 June 2013

EJB - buah hatiku

inilah cerita selanjutnya...maap yah agak-agak telat postingnya, harap maklum....

apa yang terjadi setelah air ketubanku pecah jam 23.30 hari selasa 23 april 2013 yang lalu? semaleman ga bisa tidur tentu saja, menurut ngana?! ;-p

bagaimana bisa kalau setiap setengah jam sekali perut berkontraksi dan rasanya aneh sekali, hihi. seperti sudah diinstruksikan oleh bu bidan sebelumnya (baca seri catatan bumil yah), akupun segera nelpon rumah sakit bagian bersalin yang sudah mempunyai semua data-data kehamilanku selama ini, dan menjabarkan situasi yang kualami. seorang bidan yang nerima telponku dengan sabar mendengarkan penjelasanku secara kronologis, dan menyarankan hal-hal yang bisa kulakukan untuk rileks dan tidak panik :-D



karena meski air ketuban sudah pecah tapi kontraksiku masih mau-mau nggak-nggak dan cuma terjadi setiap setengah jam sekali alias masih tahap awal banget, jadi lebih baik tetap di rumah saja supaya bisa tenang, daripada berangkat ke rumah sakit tapi ga ada kemajuan nanti malah ga nyaman di sana. aku setuju. memang nunggu kontraksi lebih baik di rumah saja karena lebih santai dan suasananya tenang.

si bidan juga wanti-wanti dan berpesan agar segera nelpon kalau ada perubahan sehingga kondisiku tetap terpantau. aku juga diminta ngukur suhu badan untuk jaga-jaga kalau terjadi infeksi, yang ditandai oleh meningkatnya suhu tubuh. untungnya aku selalu sedia termometer sendiri di rumah. si bidan yang jaga malam di rumah sakit ini juga bilang, besok pagi seorang bidan akan dikirim ke rumah untuk memeriksa kondisiku dan apa yang kudu kulakukan selanjutnya. sip deh... telpon kututup dan berharap moga-moga malam ini ga jadi malam dramatis :-)

usai nelpon, karena tidurpun ga bakal bisa nyenyak, supaya sedikit rileks aku berendam air hangat di bak mandi dari jam 2-3 pagi. untungnya ga pake kembang tujuh rupa, bisa jadi lagu dangdut ntar yah, mandi kembang tengah malam, hehehe...

besok paginya, hari rabu...

seperti yang dijanjikan, pagi-pagi banget seorang bidan sudah dateng ke rumah. setelah memperkenalkan diri, bu bidan ini mulai ngecek air ketubanku yang pecah sejak tadi malam dengan melihat warna cairan yang terkumpul di pant-pad (baca: pembalut wanita) yang kupakai sejak semalam. ia lalu menelpon rumah sakit untuk konfirmasi kontraksi tahap pertama. karena menurut dia kontraksiku cukup lamban, ada kemungkinan hari ini bisa bertambah cepat yang mana aku bisa langsung cek-in ke rumah sakit, atau bisa juga sebaliknya melambat dan ada kemungkinan menghilang alias macet! #baru tau kontraksi bisa macet #hihihi

kalau tidak ada kemajuan dengan kontraksiku yang rada-rada malas ini, kata bidan besok pagi hari kamis aku dijadualkan induksi (untuk mempercepat kontraksi) di rumah sakit jam 8 pagi. kamar sudah di-booking dan tim dokter sudah siap untuk membantu proses persalinanku. ketika kutanya kenapa tidak hari ini saja jadi ga harus nunggu semaleman lagi, katanya sejak air ketuban pecah, baiknya tubuh diberikan kesempatan 2 x 24 jam untuk berkontraksi secara alami sebelum tindakan medis dilakukan. resiko infeksi bisa dipantau lewat suhu tubuh bumil, dan anggapan kalau setelah pecah janin di perut bisa kehabisan air adalah tidak benar karena air yang hilang akan segera diganti dan diproduksi lagi oleh tubuh #ooo begitu...

maka hari rabu itu setelah si bidan pulang dan aku sms kakakku di indonesia, mengabarkan kalau air ketubanku sudah pecah sejak semalam, malah dia yang panik! kenapa masih di rumah saja? kenapa belum ke rumah sakit? kesian bayinya kekeringan, nanti kenapa-kenapa!! #hehehe...

beda negara, beda pengetahuan rupanya yah....

di UK sini, air ketuban pecah tidak berarti apa-apa (ga perlu panik maksudnya!), dan tidak harus segera ke rumah sakit, meski pihak rumah sakit tetap memantau kita lewat bidan yang dikirim ke rumah, atau kita yang nelpon mereka dan mengabarkan situasi terakhir. tapi kata kakakku, di indonesia kalau air ketuban pecah duluan sebelum bumil kontraksi, katanya langsung operasi sesar lhoh!!! #wuehehehe...ini mah rumah sakitnya haus duit yah (baca juga: biaya melahirkan dan operasi sesar)padahal di sini operasi sesar itu pilihan paling akhir, dan hanya kalau situasinya darurat saja jadi sebisa mungkin tidak dilakukan atau dihindari kalau pilihan melahirkan normal dengan metode yang lain masih memungkinkan :-)

maka seharian itu aku sama suami malah bengong deh di rumah. mau ngapa-ngapain juga jadi bingung ga jelas, suami pasang out-of-office di akun-email-nya dan siaga satu, hihi. mobil juga sudah diparkir di depan pintu siap-siap kalau tiba-tiba kontraksiku nambah, eh... lha koq siangnya malah macet! bener juga kata bu bidan tadi pagi, kontraksi ternyata bisa macet juga, ga cuma lalu lintas di jakarta doank hehe. setelah aku cari tahu di internet mengenai hal ini dan jadi belajar banyak info soal kontraksi macet, akhirnya aku malah ngebantuin suami beres-beres rumah sama masang stiker dinding yang kubeli kemarin bergambar burung hantu endhut itu! kata internet, kontraksi memang bisa macet karena pada intinya tubuh belum siap, ya ga bisa diapa-apain juga sih jadi cuma bisa nunggu :-p

rabu malemnya...

setelah sesorean mogok... pelan tapi pasti aku mulai merasakan gelombang kontraksi lagi, kali ini lebih sering, setiap 15 sampai 20 menit sekali. aku coba praktekkan ilmu-ilmu ante-natal yang aku pelajari di kursus, agar hormon oksitosin yang sangat diperlukan pada tahapan ini untuk memperlancar kontraksi bisa diproduksi dengan lancar oleh tubuh. tapi tetap saja selang waktu kontraksiku tidak banyak mengalami kemajuan. kadang-kadang datang setiap 5 menit, lalu melambat lagi. malas sekali rupanya si Beebee di dalam perut, mau-mau ngga-ngga pengin lahirnya #hehehe

jam 9 malam sebelum tidur, aku nelpon rumah sakit lagi mengabarkan kondisiku. si bidan menyarankan aku untuk mencoba istirahat dan tidur sebanyak-banyaknya karena besok pagi aku perlu energi untuk persalinan yang sudah dijadwalkan. whoaaaa.... baru nyadar, besok adalah hari H ternyata saudara-saudara, hari persalinan si Beebee! maju sehari dari perkiraan jadinya... #eng ing engggg

malam itu aku tidur dan mimpi aneh! tapi lupa mimpi apa... #abaikan

kamis, 25 april 2013!

jam 8 pagi kami rencana mau berangkat ke rumah sakit. untuk memastikan semua oke, aku nelpon rumah sakit lagi sekalian nanya, boleh sarapan ga. takutnya aku sudah terlanjur makan ternyata ga boleh kan berabe, hehehe. eh, si bidan di rumah sakit malah menyarankan aku kalau bisa makan besar karena bakal butuh energi banyak hari ini. hmmm.. butuh energi banyak? sebanyak apa sih energi untuk melahirkan itu? atau jangan-jangan bakal disuruh nyangkul sawah nih, jadi curiga.... #LOL

akupun nurut, sarapan sekenyang mungkin dan akhirnya rencana berangkat jam 8 jadi molor jadi jam 8.30. ga papa sih tadi sudah bilang juga ke rumah sakit kalau emang kudu makan dulu kaeknya bakal rada telat, dan si bidan bilang 'no problem' karena mereka sekalian bisa pertukaran shift malam ke shift pagi.

selesai sarapan, kami pun langsung meluncur di kamis pagi yang cerah tapi masih rada dingin, ke rumah sakit. tas dan tetek bengek sudah dari hari-hari kemarin ada di bagasi mobil jadi ga perlu repot-repot lagi takut ada yang ketinggalan, karena semua memang sudah siap dari kapan-kapan. bayangan kalau hamil tua dan air ketuban pecah suami kudu nyetir ke rumah sakit ngebut sambil panik kayak ambulan (kalau perlu pake sirine nguing nguingggg...), ternyata salah besar dan ga jadi kenyataan saudara-saudara!

kami santai saja di mobil sementara suami nyetir pelan dengan kecepatan normal dan masih berhaha-hihi sepanjang perjalanan, karena kontraksiku macet lagi! ya jadi kayak masih hamil biasa saja, ga ada panik atau perasaan buru-buru cepat sampai rumah sakit gitu. sesampainya di rumah sakit, jarum jam hampir menunjuk ke angka 9. sampai di bangsal melahirkan, barisan bidan, suster, dokter kandungan sudah siap-siap di sana menyambutku, karena mereka sudah tahu aku akan datang jam sekian #wedeuwww berasa artis. tapi kenapa semua senyum-senyum padaku penuh misteri begitu yah... #jadi curiga

kami lalu ditunjukkan jalan ke kamar bersalin (satu pasien satu kamar donk, mirip kamar kelas 1 di indo tapi di sini gratis hehe). aku diminta tiduran dan rileks sambil dipasangi alat pemantau detak jantung si Beebee seperti yang kemarin-kemarin aku jalani untuk monitoring rutin itu. suami mulai beres-beres tas bawaan dan utak-atik remote TV nyari channel yang menarik (ada TV juga laaa..., komplit pokokna!).
masih sempet diabadikan sebelum bersalin :-p
tak lama, bidan yang akan nangani aku hari itu masuk kamar dan memperkenalkan diri, namanya Fiona. cantik, tapi dari nada suaranya kelihatan banget dia orangnya tegas bok, wadoh!! ga bisa maen-maen ini  kaeknya. belakangan kami baru tau kalau Fiona adalah supervisor dari semua bidan di situ, wuih... mujur aku berarti ya ditangani langsung sama supervisor, bukan bidan biasa hehe. mungkin karena aku masuk kategori bermasalah dengan gula darahku itu jadi ga boleh ditangani bidan biasa gitu apa ya. ga tau juga sih...

si bidan ngejelasin hal-hal yang aku perlu tahu, termasuk bahwa rencana yang sudah kuidam-idamkan dan kususun rapi untuk ngelahirin di air/kolam harus dengan ikhlas kulupakan, karena bumil yang ketubannya sudah pecah duluan dilarang makai kolam, apalagi aku sudah pecah selama 30 jam! ditambah lagi proses pembukaanku sangat lambat, dan air kolam akan semakin memperlambat kontraksi. hiks... sedih! tapi ya sutralah, bye-bye waterbirth, nanti dicoba lagi kalau hamil yang kedua ah! #wekekekeke...

tak lama, si bidan pun melakukan pemeriksaan pembukaan rahimku. setelah melewati gelombang kontraksi tahap pertama selama 30 jam, aku pikir sih bakalan udah terbuka lebar itu mulut rahim yah, eh ternyata baru 3 cm doank! welehhh kirain mah udah 8 cm gitu... (yang bingung kenapa pembukaan di-cm-in... kudu ikut kursus kehamilan dulu haha...). jadi gini, kalau mau lahiran itu mulut rahim normalnya kudu ngebuka sampai max 10 cm. kalau ga bisa ngebuka sendiri secara normal, biasanya dibantu dengan induksi. kalau sudah diinduksi tetap ga bertambah juga, baru kasusnya masuk kasus darurat apalagi kalau bayi sudah terlalu lama di dalam sejak air ketuban pecah. solusinya, ya terpaksa kudu dioperasi sesar.

karena proses pembukaanku yang lumayan lambat entah kenapa (faktor umur kali yeee #1) hehehe... jadi aku perlu diberikan induksi untuk mempercepat proses kontraksi. kalau induksi kemarin yang aku mati-matian berusaha hindari adalah induksi untuk memecah air ketuban, yang akhirnya batal karena ketubanku pecah sendiri bahkan sebelum hari perkiraan lahir (H minus 3), induksi yang ini adalah induksi untuk mempercepat proses kontraksi, yang aku tidak merasa keberatan karena memang 30 jam tanpa kemajuan pembukaan itu sungguh sangat melelahkan saudara-saudara....

tak lama, bidan masuk lagi, kali ini membawa peralatan induksi (selang, kantong cairan dan jarum, hiiii) yang langsung ditancapkan di tangan kananku (kaek infus gitu). jam sudah menunjukkan angka jam 12 siang. dari sini, dimulailah masa-masa yang tak terlupakan dalam hidupku, kontraksi tahap kedua! jadi setiap 5 menit seperti ada semacam tsunami datang menghantam perut dan (maaf) bagian belakang, yang rasanya kira-kira seperti diseruduk banteng, terlempar sejauh 10 meter lalu jatuh terduduk berdebam di aspal keras! #lebay hahaha

begitu terus-menerus. setiap kali kontraksi itu datang, aku pegang lengan suamiku erat-erat sambil atur nafas mengikuti teknik yang aku pelajari di kelas dulu (meski semua teori jadi lupa semua sih pas hari H, hihihi), lumayan lah bisa mengurangi rasa sakit #hmmm ga juga sih kaeknya :-p

setelah kira-kira 1 jam-an begitu terus menerus, aku ga kuat lagi (faktor umur kali yeee #2), bidan pun dengan sabar nanya ke aku, apakah aku perlu bantuan penghilang rasa sakit. ada banyak pilihan penghilang rasa sakit yang ditawarkan oleh rumah sakit dan kita bebas milih yang mana saja suka-suka. dari yang paling ringan yaitu gas&air (kayak pakai tabung masker dan gasnya dihirup lewat mulut gitu, tapi dipegangin sendiri dan cuma dihirup kalau perlu saja). ada juga suntikan penghilang rasa sakit, sampai epidural atau bius lokal yang pemberian obatnya melalui selang kecil yang ditancapkan ke sumsum tulang belakang (ihhh, ngeri ah yang ini!). aku pun minta pakai gas dulu, karena aku tahu ini yang paling 'tidak berbahaya' alias paling ringan efeknya baik ke aku maupun ke Beebee.

lumayan sih, setelah menghirup gas ini setiap kali kontraksi, aku jadi rada-rada teler gitu, jadi sakitnya ga begitu berasa, hihihi...

eh lama-lama koq ya tambah ga kuat juga (faktor umur kali yeee #3). kira-kira sejam setelah make gas&air dan pembukaan tetep belum penuh 10 cm, aku pun nyerah, dan dengan setengah pingsan karena pengaruh gas, aku minta ke suamiku agar bilang ke bidan minta epidural alias dimati-rasa separo badan dengan anestesi/bius. padahal kalau sadar mah aku pasti mati-matian menentang pemakaian bius untuk penghilang rasa sakit pas persalinan... eh pas kejadian ngalamin sendiri koq jadi tergoda juga saking ga kuatnya (faktor umur kali yeee #4)...... payah banget aku, ga konsisten!!!

eh, suamiku yang biasanya penurut, untungnya kali ini menolak 'perintahku' lho, hihihi

sebelumnya aku udah wanti-wanti sih supaya dia yang pegang kendali dan ambil keputusan kalau otakku udah ga bener di ruang bersalin. dan aku udah wanti-wanti juga kalau aku sudah di ambang perjuangan dan mau menyerah minta dibius, aku minta dia jangan nuruti kemauanku :-p

karena suami kekeuh ga mau kasih ijin si bidan untuk epidural, akhirnya aku minta suntikan saja dengan obat yang paling ringan dulu...

bidan pun keluar ruangan dan kembali lagi dengan obat dan jarum suntik, langsung cuzzz, nancep di paha kananku. semenit, dua menit, 5 menit, tiap kali kontraksi dan pakai gas&air, rasanya koq sama saja ya, ga ngaruh ternyata suntikan barusan. bidan bilang sih pada beberapa wanita emang obat itu ga gitu ngefek, karena emang aku milih yang paling aman, hadeuh! kalau yang kuat takutnya pengaruh ke Beebee sih. ya sutralah, ga ngefek yo wis, lanjutttt...

entah sudah berapa menit atau jam berlalu sejak suntikan itu nancep di paha kananku, aku sudah tak begitu ingat lagi. rasa sakit setiap kali kontraksi sudah cukup membuatku 'teler' dan ga konsen lagi karena gas yang mungkin sudah 'over-dosis'.

hingga akhirnya bidan berseru kalau pembukaanku sudah sempurna! yey, akhirnyaaaa.... siap-siap untuk tahapan berikutnya deh sekarang, ngedorong si Beebee keluar! saat itu pula seorang dokter kandungan yang pernah aku temui di klinik minggu kemarin untuk konsultasi memasuki ruangan diikuti oleh asistennya yang mendorong troli berisi peralatan medis. hah?! peralatan medis untuk apalagi inih?!.....

sambil setengah teler dan mataku lebih banyak terpejam, aku mendengarkan diskusi antara si bidan, suamiku dan si dokter. rupanya si bidan Fiona merasa kalau aku mungkin terlalu kecapean setelah masa kontraksi yang cukup lama dan untuk jaga-jaga kalau aku ga kuat ngedorong si Beebee keluar dengan normal, perlu rencana cadangan yaitu Beebee mau disedot pakai vakum/ventous, atau dijepit dan ditarik keluar pakai penjepit/forceps!

whoaaa....ga mauuuuu...

gara-gara ngedengerin rencana ini, serta-merta aku merasa langsung mendapat energi tambahan lho... entah dari mana. karena takut sama troli itu tadi kali ye, hihihi. lalu dengan kekuatan penuh aku mulai narik napas panjang dan konsentrasi ngedorong Beebee keluar sekuat tenaga. dokterpun akhirnya setuju untuk mencoba persalinan normal dulu meski katanya jalan lahirku kudu digunting (episiotomy) karena kepala Beebee agak gedhe #gubrag!

ya sutralah apa aja yang penting jangan divakum atau dijepit! kataku mantap...

herannya, dalam kondisi teler berat dan hampir kehabisan tenaga gitu koq mereka masih ngerti bahasa inggrisku yah...hahaha... aku juga heran sendiri koq masih bisa lancar ngomong inggris di tengah-tengah situasi dramatis gitu, ga keluar jowo-medhok-ku atau bahasa indonesia, hihihi.... akupun mulai lagi ambil napas dan kali ini siap-siap ngedorong dengan kekuatan penuh! 

pertama gagal, karena aku salah atur napas #eaaa

walhasil bu bidan teriak-teriak di telingaku untuk atur ulang napasku dan mendorong hanya pada saat yang tepat sewaktu dia kasih aba-aba #haiyaaa, udah kayak lomba karapan sapi! 

dan menit-menit berikutnya adalah momen yang paling bersejarah dalam hidupku...

setelah dua tiga kali mengejan yang rasanya seperti ngedorong mesin cuci keluar dari perut #lebay, akhirnya tepat jam 14.47 waktu Inggris Raya, si Beebee keluar juga dengan selamat dan normal tanpa alat bantu, dan langsung ditelungkupkan di dadaku dengan tali pusar masih terhubung. kulitnya masih merah keungu-unguan, tubuhnya masih terbalut cairan air ketuban dan tangisnya langsung pecah! #oweeeekkkk

it's a boy! kata si bidan gembira....

aku lirik suamiku, dan kami berdua tersenyum. 'congratulations, you have a son' kata si dokter. kulihat muka si Beebee yang mulai berhenti menangis dan menggeliat tenang di pelukanku.

aih..... imut sekali.... 

dan semua pun serasa kembali normal! mataku membuka lebar, tenagaku pulih seketika, kupeluk Beebee dengan mesra...

dokter lalu memberikan gunting pemotong tali pusar ke suami dan dengan gaya sudah terlatih #udah latihan kali dia di rumah, motong-motong tali rafia hihi, suamiku memotong tali pusar seperti petunjuk si dokter. asisten si dokter minta si Beebee sebentar untuk ditimbang di troli yang tadi dia dorong-dorong itu (berat Beebee 3.525 kg). cuma semenit, si asisten kemudian meletakkan Beebee kembali ke dadaku. tak berkedip kutatap makhluk kecil mungil ini yang beberapa menit lalu masih ada di dalam perutku, kini terbaring pulas di atas tubuhku. what a miracle!

berdua 'tepar' setelah persalinan yang dramatis
sementara aku masih terkagum-kagum dengan proses persalinan barusan, suamiku bisa ditebak, dia langsung nangis terharu sambil menyium kening Beebee.... hiks... aku tertawa... dan ga sadar kalau si dokter masih sibuk di bawah sana, ngurus plasentaku yang keluar hanya dengan dorongan kecil saja tak lama setelah Beebee lahir. begitu urusan plasenta beres, ia pun sibuk dengan benang dan jarum jahit!! #horor ini mah... #sensor saja yah

setelah semua beres, si dokter dan asistennya pamit meninggalkan ruangan. tak lupa suamiku menjabat tangannya dan mengatakan terima kasih. si bidan juga pamit untuk memberikan kesempatan kepada kami bertiga menikmati momen-momen bersejarah ini sebagai sebuah keluarga kecil yang baru. kira-kira setengah jam kemudian si bidan kembali dan mengenakan pakaian ke Beebee. menit ke 45, si Beebee terbangun, langsung bergerilya dan akhirnya berhasil menikmati air susu eksklusif yang langsung dia lahap dengan semangat :-)
the new mummy habis mandi
my little miracle
soal nama...

meski tidak diharuskan memberikan nama saat itu juga di rumah sakit setelah lahiran, kami berdua sepakat memberi Beebee nama barunya, Ethan. yang pada sotoy ngira nama itu kami comot dari nama aktor amerika Ethan Hawke atau nama karakter pemain utama Ethan Hunt di film MI yang diperankan si ganteng Tom Cruise, maaf yah, anda keliru ;-p nama cowok yang kami berdua sepakat dan suka sejak Beebee masih di kandungan ini oleh suami diambil dari nama anak kecil di drama seri televisi favoritnya jaman dulu (tahun 80-an) berjudul Thirty Something. kalau dia cewek sih mungkin kami tidak akan mencapai kesepakatan secepat itu, karena aku kekeuh ingin memberinya nama Indonesia kalau dia ternyata cewek. sedangkan nama keluarga tetep ikut nama belakang suami. 

tadinya sih aku mau selipin nama Indonesia untuk nama tengahnya, tapi nyari-nyari nama berbau Indonesia yang cocok ditaruh di tengah koq susah ya untuk cowok, kedengarannya aneh saja gitu. padahal kalau nama cewek banyak lho yang bisa diselipin dan masih terdengar 'manis'. ya sutralah lupakan saja nama Indonesia, gitu aja koq repot hehe. ditambah lagi karena aku merasa punya 'hutang' sama suami karena aku memutuskan untuk 'tidak' memakai nama keluarga suami di belakang namaku ketika kami menikah dua tahun lalu (baca: nama keluarga), akupun merelakan juga nama tengah suami dipakai untuk jadi nama tengah si Ethan.

jadi yang pada penasaran soal nama, itulah alasan kenapa nama si Beebee seratus persen nama bule, hehehe....

dan kalau ada yang mendoakan mudah-mudahan Ethan-ku nanti seganteng Ethan Hawke, ya amien saja. kalau ada yang ngarepin dia setangguh Ethan Hunt di seri MI, ya sukur... #hihihi ngarep dot com

yang pasti sebagai ibunya, harapanku sederhana saja. semoga dia tumbuh menjadi pribadi yang kuat, menghargai nilai-nilai kehidupan, beretika dan bermoral baik, di manapun di muka bumi ini ia berada, sehingga hidupnya bisa bermanfaat untuk alam semesta dan untuk sesama. amien :-)

di ruang rawat inap, berdua 'tepar' lagi ;-p
dua jam kemudian sekitaran jam 5, aku turun dari tempat tidur, jalan ke kamar mandi dan membersihkan diri. sekitar jam 6 sore, kami dipindah ke ruang rawat inap. suamiku pulang jam 9 malam karena setelah dipindah, dia terkena peraturan jam jenguk pasien. jadi malam itu aku habiskan di rumah sakit berdua dengan Beebee, eh Ethan. besok paginya hari jumat, baru kami pulang ke rumah, kali ini tak lagi berdua seperti kemarin ketika kami tiba di rumah sakit...

tapi bertiga... #the end



.:kalau kamu suka artikel di atas, mungkin kamu suka ini juga:.

8 comments:

  1. Sekali lagi selamat ya, mbak. Memang ditunggu-tunggu posting mengenai si baby :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih banyak :-) jadi agak susah sekarang nyempetin waktu buat ngeblog, masih harus begadang hehe

      Delete
  2. mbaaaa, i'm your new follower. :D
    aku seneng deh bacain postingan-postinganmu, dan ngubek-ngubek sampe ke postingan lama.

    Selamat yaaaa,, buat mba dan suami, semoga jadi happy family. salam buat baby ethan yaaa.. ahhh,, handsome-handsome unyu :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. halo new follower, hehe... makasih yah udah polo-polo dan ubek-ubek... semoga betah ;-p salam buat Ethan dah disampein, meski kudu antri nih, penggemarnya udah banyak hahaha

      Delete
  3. haaai, Ethan welcome to the new world, sori Auntie Tanty telat ngertinya, btw tetep seneng deeh liat Ethan baby yaang caem :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe gpp tante, makacih yaaa udah mampir-mampir lagi :-)

      Delete
  4. selamat ya atas kelahiran ethan...lucu & ganteng...

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...