Thursday 1 September 2011

rambut

selain hobi menjahit, aku juga hobi mengutak atik rambut. hobi ini juga diawali ketika masih es em pe, aku selalu diminta bantuan bapakku untuk menggunting rambutnya. daripada pergi ke tukang potong, sayang uangnya, katanya. alhasil, aku jadi ahli memakai gunting potong rambut.

meski awalnya grogi dan kurang percaya diri, tapi lama-lama pelangganku bertambah bukan hanya bapakku, tapi juga kedua adik laki-laki dan juga kadang-kadang ibuku. model potongan yang aku bisa ya yang paling sederhana saja. hanya menipiskan rambut dan merapikannya. namanya juga gratisan dan aku sama sekali tak pernah belajar memotong rambut dari siapapun atau dari tempat kursus. jadi ya lagi-lagi cuma modal nekat dan niat semata.

hingga satu hari adikku perempuan melihat film di televisi dan iseng-iseng memintaku untuk memotong rambutnya persis seperti artis perempuan yang main di film itu. aku semula menolaknya karena belum berpengalaman memotong rambut dengan model dan gaya yang berbeda. tapi keisengan kami berlanjut dan akhirnya adikku dengan sukarela mau menjadi korban sebagai kelinci percobaan gunting rambutku berikutnya. sudah bisa ditebak, tentu saja hasilnya tidak sempurna dan ibu memarahi kami berdua. kami hanya tertawa.

sejak saat itu aku menjadi semakin nekat dalam urusan potong memotong rambut. bahkan aku selalu memotong rambutku sendiri. seumur hidupku, aku ke salon tak lebih dari hitungan jari tangan sebelah, alias kurang dari lima kali. selebihnya, model rambutku selalu hasil guntinganku sendiri. selain irit, aku juga puas bisa melakukan apa yang aku mau dengan rambutku.

terutama setelah tinggal di luar negeri, hobi yang satu ini menjadi sangat berarti, karena salon rambut di sini harganya selangit. untuk potong rambut saja tanpa keramas atau ini itu sudah seharga paling murah tigaratus ribu. untuk satu paket komplit yang di indonesia mungkin cuma dua ratus ribu, di sini bisa satu juta atau lebih. jadi aku tak ambil pusing untuk pergi ke salon jika ingin potong rambut.

cukup dengan membelah rambutku menjadi dua, berdiri di depan cermin, pegang gunting, kres kres kres, jadilah potongan rambut ala kadarnya. lagipula gaya rambutku dari dulu juga begitu-begitu saja, karena aku tidak terlalu pede dengan gaya rambut model lainnya. jadi paling-paling hanya dilayer di bagian depan dan diponi kadang-kadang kalau aku suka.

beberapa teman kuliahku dulu tahu kalau aku punya hobi gila ini. kadang-kadang mereka mau saja jadi korban potonganku. lagipula gratis, jadi aku selalu katakan ke mereka kalau komplain pelanggan tidak akan diterima. merekapun setuju, dan hasilnyapun tak terlalu mengecewakan meski masih terkesan amatiran.

untuk hobi yang satu ini, aku tak berhasrat untuk membuka salon, lain halnya dengan hobi menjahitku. tapi aku suka kalau ada yang meminta tolong untuk melakukan sesuatu dengan rambutnya, meski aku tak pernah meminta bayaran. aku hanya suka melakukannya. itu saja. lagipula memotong rambut tidak memerlukan peralatan mahal atau tenaga ekstra. jadi aku selalu menikmatinya.

hingga lima tahun yang lalu, kemampuanku benar-benar diuji tatkala seorang teman baikku menikah di jerman, dan ia memintaku untuk menjadi tata rias rambutnya. aku semula ragu, karena tak pernah menata rambut seorang pengantin sebelumnya. kalau berantakan bagaimana? bisa-bisa aku merusak acara penting orang. tapi ia berhasil meyakinkanku bahwa aku bisa dan apapun hasilnya, ia sudah cukup gembira karena aku sudah hadir di acaranya dan bersedia membantunya. akupun setuju.

hasilnya? ia menerima banyak pujian dari tamu-tamu yang hadir yang rata-rata memang orang jerman, dan mereka menanyakan salon mana yang dipakai oleh temanku. dengan bangga temankupun memperkenalkan aku ke mereka. aku cukup merasa tersanjung waktu itu, dan percaya diriku pun mulai tumbuh. ternyata selain memotong, aku bisa menata rambut juga. ini fotonya:

 kiri: gaya rambut untuk ke kantor catatan sipil, kanan: gaya rambut untuk resepsi

lima tahun berselang, hanya dua bulan lalu ada permintaan lagi dari seorang teman baik yang akan menikah, untuk menjadi penata rambutnya. kali ini aku sudah cukup merasa bisa. jadi dengan yakin aku menyanggupi permintaannya. iapun penuh suka cita ketika pada hari h, rambutnya tertata sesuai dengan keinginannya. ini foto-fotonya:


kiri ke kanan: proses menggulung rambut dimulai; gulungan dibuat sanggul; hasil akhir dengan tiara dan kerudung pengantin

ahhh...sungguh lega dan bahagia rasanya. apa lebih baik aku berhenti ngantor dan jadi  penata rambut saja ya?

hmm, ide yang sungguh menggoda...

4 comments:

  1. Tetangga di London ngantor dan motong2 rambut sepulang dari kantor, di rumahnya, di ruang depan, tapi tau' dech gratis ato enggak... ^_^

    ReplyDelete
  2. hihi ide bagus tuh jeng... buat sampingan

    ReplyDelete
  3. Prnh pnya pngalaman ngegundulin ga.?

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...