Friday 13 May 2016

#humblebrag

humblebrag
ˈhʌmb(ə)lbrag/
informal
noun
  1. 1.
    an ostensibly modest or self-deprecating statement whose actual purpose is to draw attention to something of which one is proud.
    "social media status updates are basically selfies, humblebrags, and rants"

verb
  1. 1.
    make an ostensibly modest or self-deprecating statement with the actual intention of drawing attention to something of which one is proud.
    "she humblebragged about how ‘awful’ she looks without any make-up"


contoh #humblebrag


brag
braɡ/
verb
  1. 1.
    say something in a boastful manner.
    "he bragged that he was sure of victory"

    synonyms:boast, crow, show off, swagger, swank, bluster, gloat, blow one's own trumpet, sing one's own praises, congratulate oneself, pat oneself on the back, preen oneself, give oneself airs; More
noun
  1. 1.
    a gambling card game which is a simplified form of poker.
    "games of pontoon, brag, and poker"

  2. 2.
    a boastful statement.
    "he was not the kind of man to make a brag"

adjective
USinformal
  1. 1.
    excellent; first-rate.
    "that was my brag heifer"


***

apaan tuh? humblebrag = the art of false modesty

beberapa waktu lalu iseng-iseng aku ngikutin satu trit (orang indonesia tuh emang kreatif deh, bahasa inggris 'thread' diindonesia-in jadi 'trit' - meski yang bener harusnya dibaca 'tred', tapi ah sudahlah hihi) salah satu postingan di media sosial ternama.

intinya, ada beberapa orang pembaca yang berkomentar sebel sama sebuah postingan blog, yang mana isi tulisan blognya sebenernya adalah sebuah protes terhadap suatu ketidaknyamanan akan sebuah pelayanan di sebuah tempat hospitality - ga usah disebut namanya lah ya, biar ga dituntut balik aku haha - tapi malah tulisan tersebut 'dituduh' sebagai tulisan humblebrag.

si penulis dengan gaya bertuturnya yang lumayan asik sebenernya, mencoba menerangkan kronologi kejadian-kejadian yang dia alami. tapi di sela-sela itu, dia juga satu dua kali menyisipkan ungkapan-ungkapan yang menurut sebagian pembaca dinilai 'pamer', atau 'sok', atau 'menyombongkan diri' tapi ungkapan-ungkapan tersebut ditulis sedemikian rupa sehingga tidak tersurat, tapi hanya tersirat, alias dibungkus atau berlindung dibalik kata-kata lain yang terkesan me'rendahkan diri' aka humble.

entah gimana awal mulanya, tadinya postingan yang mendapat banyak simpati di awal-awal itu, pada akhirnya malah ditengarai sebagai postingan negatif dan humblebrag.

di kesempatan lain, aku iseng-iseng asik berdiskusi dan belajar tentang ilmu berkomunikasi yang baik dengan salah seorang teman dunia maya (karena emang belum pernah sekalipun bertatap muka),  yang kerjanya sehari-hari memang berkecimpung di dunia tulis-menulis beserta tetek bengeknya.

dia menggarisbawahi bahwa media tulisan itu memang sangat rentan terhadap salah tafsir, salah persepsi, atau penyalahartian. jangankan media tulisan mbak, ngomong langsung di depan hidungnya saja orang bisa salah paham. gitu katanya.

aku pun mengangguk-angguk setuju.

sumber

berkomunikasi dengan media apa saja memang selalu ada saja tantangannya. yang sudah diterangkan panjang lebar dengan banyak data acuan saja masih bisa disalahpahami, disalahartikan, bahkan dibelokkan opini awalnya, apalagi yang tanpa cukup informasi dan tanpa cukup data pendukung.

meski demikian, penyampaian informasi yang efektif pun sebenarnya tidak melulu harus panjang lebar dengan data pendukung sebanyak-banyaknya.

karena kadang-kadang less is more. sebuah foto dengan ditambahi tulisan beberapa kata saja mungkin sudah cukup jitu untuk menyampaikan pokok informasi ke sasaran yang tepat. sebaliknya kalau fotonya dibuat banyak dan diberi kalimat-kalimat panjang justru malah pada males duluan. alih-alih pesannya tersampaikan.


***


kembali ke #humblebrag...

kalau menurutku, penulisan bergaya humblebrag ga ada salahnya, karena itu merupakan salah satu gaya penulis untuk menyampaikan sebuah informasi ala si penulis. sah-sah saja.

seperti halnya semua hal lain di dunia ini, we can't please everybody. akan selalu ada saja orang yang ga sependapat, ga sependirian, ga sealiran dengan kita. akan selalu ada saja orang yang salah paham, salah tafsir, salah arti, dan salah-salah lainnya dengan apa yang sebenernya kita maksudkan.

kalau memang mau nulis dengan keseluruhan konten bergaya #bragging atau #humblebrag, mending di awal dikasih peringatan aja dulu "#awas ya ini postingan pamer, pembaca dilarang protes" hehe. jadi mereka-mereka yang ga suka dipamer-pamerin, yang sering eneg baca postingan pamer, yang ga kuat jantung sama orang yang hobi bragging, biar ada kesempatan menyingkir dulu, melipir menjauh. problem solved...

atau mungkin, gaya penulisan humblebrag memang adalah sebuah kesengajaan.


beberapa buah tulisanku juga mengandung #humblebrag di sana-sini. bahkan beberapa justru bener-bener bragging terang-terangan ga pake humble-humble-an lagi hehe. terkadang supaya ceritanya ngalir dengan penekanan-penekanan tertentu, pemunculan ritme humblebrag justru malah kesannya lucu dan menggelitik pembaca. dan membuat tulisan #humblebrag juga susah-susah gampang lho. makanya di atas tadi disebut art of false modesty, it's an art haha.

asal ga terlalu over atau kebanyakan porsinya dalam sebuah tulisan, sepertinya masih oke.

mungkin yang dipermasalahkan oleh yang keberatan dengan humblebrag adalah karena kesannya penuh kepalsuan. pura-pura humble, padahal sombong. jadi mending sombong sekalian, gitu kali maksudnya. kalau kata artikel ini, "cause it’s better to be an honest prick than a fake trick. e.g. i just made that up all by myself…BECAUSE I AM AWESOME". see? no humblebrag. refreshing, isn’t it?".

maksudnya, mendingan sombong sekalian daripada pura-pura rendah hati tapi nyombong juga ujung-ujungnya, gitu kali.

sumber

eh tapi kemarin tuh ada juga blogger yang ngebahas begini, dan disetujui oleh banyak khalayak pembaca. "media sosial itu memang diciptakan untuk pamer kok, kenapa masih pura-pura ga pamer. pamer mah pamer aja, cuma beda kadar aja sih tiap-tiap orang" setuju ga? hehe.

contoh humblebrag yang sering seliweran di media sosial nih status fesbuk semacam begini: "alhamdulillah ya robbi kau berikan aku kesempatan untuk mengunjungi tanah suci untuk yang ketiga kali, alangkah indahnya nikmatMu. yang like dan share mudah-mudahan diberikan rejeki yang sama". lalu masih ditambahin hashtag #ini_bukan_riya' :-p

sering kan baca status-status model begini dengan obyek pamer yang beda-beda tapi ditulis sedemikian rupa sehingga ga kelihatan kalo sebenernya yang nulis cuma niat pamer bisa naik haji atau umroh tiga kali? setelah pasang status itu biasa diikuti dengan sejumlah foto-foto dengan tulisan senada.

tentu masih buanyak lagi lah contoh-contoh yang lain berseliweran di timeline fesbuk, twitter, instagram dll setiap hari, 24 jam nonstop hehe.

kesimpulannya, masih seperti pendapat awalku di atas, #humblebrag itu ga ada salahnya kok, asal porsinya pas. kalo ada yang protes, ya mungkin karena porsinya kebanyakan, gitu aja.

karena ibaratnya bumbu dapur untuk menyedapkan rasa masakan, kalo sebuah tulisan informal seperti di media sosial atau blog, tapi tanpa ada selipan #humblebrag, kok kayaknya hambar atau cemplang ya. kalo makenya pas, rasa masakan jadi nendang. tapi kalo kebanyakan sih memang yang nyicipin bisa eneg, mules.

bahkan mencret-mencret!

12 comments:

  1. Setuju ��.

    ReplyDelete
  2. Naaaaay,...

    Duh, mungkin tanpa disadari kayaknya aku suka nge-humblebrag juga kali yaaaah bhahhhaa...

    Biasanya sih kalo lagi dapet achievement apaaaa gitu, nyetatus bersyukur gitu, ujung2nya ngasih tahu baru dapet apaaa gitu hehehe...

    Makanya belakangan mah nyetatus-nya Korea ajaaa, biar aman & netral...gak ngeluh, gak pamer tapi berisik aja gituuu hehehe...
    *kemudian di unfriend & di blok berjamaah karena sering nyampah di timeline*

    ReplyDelete
    Replies
    1. bwahahahha... ga ah, kayaknya porsi humblebrag sama bragging bibi masih pas kok, bikin tulisan nendang, dan ga bikin eneg. sante aja mah hahaha...

      eh selamat yah, atas jawa posnya hihi... minta traktir ah ntar kalo kopdaran #lho

      Delete
  3. Aku jadi inget artikel ini mbak >> http://elitedaily.com/women/hashtag-blessed-ego-instagram/1111568/

    Humblebrag biasanya excusenya #sharingiscaring sama #blessed. Beda2 tipis sm pamer emang, tp kalo aku lebi prefer yg sombong sekalian sih hahaha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe iya. eh tapi menurut pengamatanku nih, sombong itu butuh pede lho. jadi cuma mereka yg sudah nyaman dengan hidupnya dan pede, berani sombong terang terangan. nah mereka mereka yg belum pede ini kayaknya yg memilih jalur humblebrag hehehe. bener ga sih #malahnanya

      Delete
  4. Yuhuuuu...
    Subuh-subuh sebelum rempong nyiapin anak2 ke sekolah nyempetin nengok kesini ternyata belum ada postingan baru hehe...

    Ya udaaah, aku mau beli gorengan dulu aja ke warung mama ajeng deh hehehe...*sarapan tak berkualitas*

    ReplyDelete
    Replies
    1. whoaaaa, jadi berasa blogger termalas seduniaaaa, hahaha

      harap maklum biii, bloggernya lagi super duper sibuk tiap hari siang malam siang lagi kerja keras banting tulang ga sempet ngeblog *sebenernya ya cuma lagi males nulis aja sih, tapi ya biar bombastis gitu iyain aja atuh yah* hahahaha

      Delete
  5. Alhamdulillah, dapat A... padahal tadi malam nggak belajar sama sekali #humblebrag
    Merendah untuk meninggi ya, hahaha...

    ReplyDelete
    Replies
    1. ihhh, Una pinter deh bikin contohnya ��

      Delete
  6. haha iyaa... tulisannya mbak Nay banyak humblebrag-nya. hahaha..
    semoga bisa bikin para pembaca malah semangat ya utk meneladani hal2 baik dari cerita mbak Nay, misal utk yakin bisa dapet beasiswa, jalan2 keliling dunia, dapat suami bule (eh), punya anak blasteran, sama multitasking ngurusin ini itu dengan tangkas. hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha, eh tapi adakah yang sampai bikin mules atau malah mencret-mencret? kasih tahu sini kasih tahu, nanti dibanyakin lagi porsinya bwahaha

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...