nyambung tulisan tentang kolesterol tinggiku dan tulisan tentang alergi daging sapi beberapa waktu yang lalu.
praktis sejak ngga bisa makan sapi trus malah didiagnosa kolesterol tinggi, aku jadi lebih hati-hati soal makanan. walaupun sejak tes darah yang terakhir aku ngga dipanggil lagi ke dokter karena mereka engga tahu lagi kudu ngapain dengan kolesterolku seperti sudah kuceritakan di dua tulisan terdahulu, tapi sinyal kolesterol tinggi di darahku ini engga bisa aku abaikan, meski aku sehat-sehat saja.
jadi aku putuskan untuk bertindak dan berubah. ngubah makanan apa yang boleh dan ngga boleh masuk ke mulut. ngubah perilaku dalam pengambilan keputusan-keputusan kecil setiap hari, mana yang aman dan mana yang harus dihindari.
eh, minggu lalu tiba-tiba aku kok kangen pengin makan tongseng! π
meski cuma daging sapi saat ini yang aku hindari, makanan sehari-hari sebisa mungkin kuhindari makan daging merah. tapi kalau pengin tongseng kan kudu pake daging kambing. karena tahunya aku cuma alergi sapi, akhirnya kubeli juga deh daging kambingnya. memang enak sih tongseng kambing itu, apalagi dimakan sama nasi putih anget!
beuh! mertua lewat cuekin aja π
eh, besoknya badanku terasa aneh. wadoh kenapa lagi nih badan. keringat dingin dan rasanya mual pengin muntah tapi berhasil kutahan. sakit perut sih engga, tapi cuma kayak pengin muntah dan perut begah serta membuncit gitu padahal cuma makan dikit doank malam itu. trus kuingat lagi juga sehari sebelum masak tongseng itu, aku dan suami memang keluar makan ke resto india. dan menunya juga kambing. jeng jeng!
oke, mungkin memang badanku ngga gitu suka daging merah secara umum, ngga cuma daging sapi doank. jadi sekarang kudu hindari semua perdaging merahan. bye bye tongseng, rawon, bebek sambal ijo, rendang, sate, ayam goreng, bebek goreng dkk-nya deh, heu heu... π
![]() |
sate & tongseng yang wow lezatnya, bye bye deh |
karena peristiwa ini pula, aku lalu inisiatif buat ngukur kadar kolesterolku sendiri. kucari di toko online, alat home-test kit untuk ngukur kolesterol yang dijual bebas di pasaran. semacam kayak alat buat ngukur covid itu lho. kalau alat covid yang diukur hasil swab hidung dan tenggorokan, tapi untuk kolesterol ini yang diukur adalah darah.
terbiasa ngukur kadar gula selama masa kehamilan dulu (baca kisahnya di sini), aku kurang lebihnya sudah paham cara kerja alatnya kek gimana. pas nyampe delivery-nya ke rumah, kuukur deh kadar kolesterolku saat ini. karena sejak diukur terakhir kali bulan desember yang lalu dan hasilnya sangat tinggi itu, aku belum tahu lagi kondisi kolesterolku, apakah sudah membaik atau masih sama saja. meski sejak saat itu aku lebih berhati-hati dalam memilih makanan, tapi aku masih belum bisa lepas dari konsumsi lemak sepenuhnya sih.
lemak dalam hal ini bisa berarti banyak jenis ya, antara lain:
- minyak goreng! musuh nomer satu π jadi tiap masak sekarang selalu kuusahakan tanpa minyak. kalau pas lagi pengin gorengan seperti bakwan, tempe mendoan dll juga kugorengnya tanpa minyak. enak? ya engga lah, yang bikin enak kan minyaknya, etdah pake nanya! π kan rumusnya: menu sehat memang ngga enak, kalau mau enak memang ngga sehat. kalau ada konten-konten di sosmed yang bilang resep menu sehat tapi enak itu boong ah! π
nah, terserah nih sekarang pilihan ada di tangan masing-masing. bagi yang bermasalah dengan tubuh juga seperti aku, kalau kalian lebih milih menu yang enak-enak ya terserah. kan tubuh masing-masing terserah masing-masing yekan?! tapi aku milih pengin sehat. dan demi sehat, sebisa mungkin masakanku sekarang pilih yang rebus-rebusan saja, atau panggang pake oven supaya ngga usah nggoreng. atau kalau terpaksa banget pake minyak setetes saja buat diolesin ke penggorengan. sehati-hati itu lho...
- produk turunan minyak, seperti mayonnaise! untung aku ngga gitu suka jadi di rumah juga engga pernah nyetok mayo meski suamiku doyan banget karena enak π kenapa enak? ya karena mayo itu isinya cuma minyak dan kuning telor doank, dua-duanya tinggi banget kandungan lemak, kalori dan kolesnya, gubrag! makan apa-apa pake mayo? siap-siap aja panen π oya, satu lagi, salad dressing! memang makan salad enaknya pake dressing, tapi kalau mau lebih sehat ya makan saladnya saja tanpa dressing. sama aja kek sayuran direbus trus dibikin pecel itu memang enak dan kelihatannya jadi menu sehat. tapi jadi kurang sehat kalau dikasih bumbu pecel sampe luber-luber π
- santan dan produk turunanya, seperti kolak, opor dan lain-lain π kalau pengin, ya tetep bikin tapi versi beningnya saja meski kurang enak rasanya.
- protein hewani atau daging berlemak, ayam kek, daging kek, yang merah kuhindari ya jadi lupakan saja. daging bebek itu lezatnya minta ampun tapi lemaknya tinggi banget sebisanya kuhindari, makanya aku udah ngga jajan menu bebek lagi di ibu-ibu indonesia yang pada hobi masak dan jualan, heu heu. seafood yang berlemak seperti ikan salmon juga aku ngga makan meski anak dan suamiku doyan. ya tetep masak buat mereka berdua doank, akunya makan salad saja πsaat ini sumber proteinku dari tahu tempe dan telor.
- produk susu dan turunannya termasuk keju, mentega dari susu, dan semua makanan yang dibuat pake mentega seperti roti, biskuit, pastry-pastry-an dan teman-temannya. masih makan sih dikit-dikit tapi kalau bisa kuhindari. rumusnya pake aturan 80:20 seperti yang sudah pernah kubahas di sini.
- lemak nabati sejauh ini masih kukonsumsi, seperti dari kacang-kacangan dan alpukat.
jadi makannya apa donk?! kok semuanya ngga boleh?
bukan ngga boleh sih, tapi kubatasi dan kurangi saja, kuhindari sebisa mungkin. misalnya nih ada dua opsi buat snack di kantor, biskuit atau pisang. ya aku pilih pisang saja karena biskuit ada lemaknya dari mentega. contoh lagi, menu maksi ada dua opsi, mau salad quinoa atau sushi isi udang krispi? aku pilih salad karena udang krispinya digoreng jadi ada minyaknya.
pilihan-pilihan dalam hidup sehari-hari ini memang kadang ngga terlalu kelihatan dan seperti terlalu kecil kontribusinya ke kesehatan tubuh kita. tapi sekarang aku makin sadar, justru dari keputusan-keputusan kecil sehari-hari ini yang akan jadi penyebab sehat atau engganya badan kita di kemudian hari.
pisang atau biskuit? kalau pilih biskuit mungkin lebih enak di lidah, tapi lemak di dalamnya akan nambah kandungan lemak dalam sistem pencernaan kita. sushi dengan udang krispi mungkin lebih lezat rasanya di mulut dibanding makan salad doank. tapi udang goreng akan berkontribusi ke penumpukan lemak di tubuh.
jadi gimana hasil pengukuran kolestrolku yang kuukur sendiri di rumah?
yang tadinya pas diukur sama dokter beberapa bulan lalu itu kadarku sangat tinggi di angka 8 mmol/liter, sekarang ternyata sudah agak turun lho, di angka 5.2-6.5 mmol/liter, horeeee π. berarti usahaku untuk menurunkan konsumsi lemak melalui pola makan berpengaruh juga ya. tanpa obat sama sekali lho, karena memang aku kelompok anti obat-obatan! nanti kutulis terpisah deh, kenapa-kenapanya πͺ
![]() |
hasil tes kolesterol tanggal 12-mei-2025 |
oh ya, karena dokter lokalku sudah lepas tangan urusan dengan kolesterolku ini, karena dia engga bisa ngasih solusi selain ngasih obat statin yang aku engga mau, jadi bulan agustus nanti aku dirujuk ke rumah sakit pusat di kota cambridge sini, untuk investigasi lanjutan. penginnya sih nanti pas udah nyampe sana diukur kolesterolku udah balik ke normal hehe.
berarti aku masih ada waktu kurlebnya 3 bulanan lagi untuk terus ikhtiar nurunin kolesterol dalam darahku. kalau aku terus hindari semua makanan yang mengandung lemak, meski semua menu jadinya ngga ada yang enak rasanya π, tapi akan kulakukan semua itu demi badan sehat.
eh, kemarin juga dapet tautan dari salah seorang teman, ke video kanal yutub-nya ade rai yang ngejelasin tentang kolesterol. nambah ilmu sih, kalau ternyata kolesterol itu ngga melulu konotasinya negatif. karena kolesterol juga dibutuhkan oleh tubuh untuk mencegah dementia dan menyembuhkan peradangan. tapi kalau jumlahnya kebanyakan memang sebaiknya diturunkan, baik dengan rubah pola hidup dan pola makan, atau dengan obat-obatan.
dan aku pilih opsi pertama!
sebetulnya kalau ngga dites darah dan ngga ketahuan kadar kolesterolku yang tinggi ini, aku ya sehat-sehat saja lho. engga ada gejala apapun, engga sakit juga. tapi meski sehat-sehat saja, aku tetep pengin lebih sehat lagi, dengan semua fungsi organ tubuh sempurna. kalau sekarang kolesterolnya yang agak ketinggian, ya lebih baiknya memang diturunkan sedini mungkin supaya engga menyebabkan keluhan tubuh yang lain.
mencegah lebih baik daripada mengobati kan?!
jangan sampe kolesterol tinggi ini berlarut-larut dan satu hari nanti akan muncul gejala seperti tekanan darah menjadi tinggi. saat ini tekanan darahku tetap normal, berarti memang kolesterolku belum mengakibatkan adanya sumbatan di dalam aliran darah. jangan sampe deh mencapai ke tahap itu. kalau sudah ada sumbatan biasanya lalu jantungnya masalah. ini yang kudu dihindari. kalau kadarnya bisa turun hanya dengan atur pola makan, itu jauh lebih baik daripada diturunkan paksa dengan minum obat.
targetnya sih 3 bulan lagi bisa turun ke angka di bawahnya yaitu 3.9-5.2 mmol/liter, berarti kadarnya kembali normal. sambil terus jaga pola makan, hindari makan daging-dagingan terutama daging merah dan makanan berlemak lain beserta turunannya. yah, jadi kambing donk?! ngga bisa makan dagingnya, malah menjelma jadi kambingnya yak.
buset! mbekkkkk π
No comments:
Post a Comment