Pages

Monday, 19 May 2025

red line

ini topik tentang bea cukai bandara.

pengin nulis topik ini karena aku pernah dapet pengalaman unik. keingetnya karena kemarin ngga sengaja nemu dan baca-baca mengenai topik yang sama lagi seru dibahas di salah satu platform sosmed. yang isinya orang-orang ternyata banyak yang mengeluhkan layanan bea cukai bandara yang kurang simpatik, terutama bandara utama indonesia yaitu soekarno hatta di tangerang. kalau bandara lain sih katanya ngga terlalu ketat, entah bener atau ngganya aku ngga tahu, karena aku selalu pakai soetta.

salah satu pengguna bandara mengatakan kalau pas mau keluar bandara, dia terkena aturan red line, di mana ada kecurigaan atas barang bawaan di koper yang kemungkinan menyalahi aturan bea cukai setelah discan pake x-ray. jadi sebelum keluar pintu bandara kudu dicek ulang oleh petugas bea cukai di sana.

eh, langsung rame postingannya.

ternyata engga hanya beberapa orang yang mengalami hal serupa, tapi banyak banget akun-akun yang lalu nimbrung dengan menceritakan pengalaman mereka masing-masing. dari yang kubaca-baca, ternyata ada beberapa kategori skenario mengenai kejadin di red line bandara yang perlu diketahui kalau kalian sering travelling lewat bandara juga.

supaya bisa siap-siap 😁

***

1) kategori aman

ini adalah barang-barang bawaan penumpang berupa tas, koper, atau kardus, yang bisa melenggang dengan bebas keluar bandara, karena engga ada kecurigaan setelah discan, kalau isinya ada yang perlu dikonfirmasi. biasanya kalau koper isinya cuma baju atau pakaian, dan barang-barang kebutuhan lain selama perjalanan, bisa aman saja sih, ngga usah kuatir akan terkena red line dan kudu dibongkar.

bolak balik eropa indonesia beberapa kali, aku juga selalu masuk ke kategori aman ini karena aku tuh orang paling malas sedunia kalau urusan pergi-pergi. kalau bisa melenggang tanpa koper sih maunya begitu saja. bawa badan aja udah capek, apalagi ditambahi narik-narik koper berat. ogah!

tapi, karena aku tuh jarang mudik, jadi setiap kali mudik memang kudu bawa oleh-oleh. jadi koperku biasanya isi oleh-oleh seabrek-abrek, trus pas balik lagi ke inggris, biasanya kosong melompong 😁

padahal bisa buat jasa jastip yah haha!

tapi lagi-lagi aku males. kalau temen-temen indonesia yang lain biasanya kopernya dimanfaatkan untuk buka jastip atau diisi semaksimal mungkin dengan barang-barang atau produk makanan dari indonesia, koperku malah kosong. cuma sisa koper kecil isi baju dan peralatan pribadi doank, yang akhirnya masuk ke koper besar yang kosong jadi pas dibuka koper isinya koper lagi πŸ˜‚

segitu malesnya aku bawa-bawa barang. kenapa ngga mau repot? ya karena aku ini memang jarang butuh bahan makanan indonesia, atau apapun dari indonesia. kan semua juga dijual di eropa sini kalau memang perlu atau pengin, meski harganya harga impor alias lebih mahal tapi pasti ada yang jual. meski begitu, tetep aja aku juga jarang pengin dan jarang perlu. intinya, mualesssss tingkat dewa bawa-bawa apapun kalau pas terbang.

makanya koperku selalu aman!

2) kategori ditandai tapi ngga dibongkar

kayaknya yang ini lebih banyak yang cerita di sosmed deh. pengalamannya beda-beda dan unik-unik, karena bawaan penumpang pesawat itu kadang memang aneh-aneh. yah, manusia kan memang mahkluk yang aneh πŸ˜…

ada yang bawa makanan dikira bawa narkoba lah, ada yang bawa baju kotor disuruh bongkar, ada yang bawa peralatan elektronik dikira bawa bom dan lain-lain. banyak lah cerita-cerita seru seputar bawaan penumpang, sampe ada program acara tipi di inggris sini yang menyiarkan serunya pengecekan barang di bandara-bandara besar di dunia. paling seru sih yang di ostrali. ngga abis pikir kok bisa ya orang naik pesawat bawa barang yang aneh-aneh gitu. kalau ketangkep bawa obat terlarang sih udah bosen nontonnya, tapi kok ya ada yang ketangkep bawa ular, bawa kodok, bawa kura-kura, dan ada juga yang bawa makanan bauπŸ˜†

karena kelakuan manusia memang pada dasarnya aneh-aneh, makanya alat scan x-ray di bandara itu sangat dibutuhkan untuk menandai bungkusan atau koper mana yang sepertinya mencurigakan. 

paling bahaya memang bahan peledak, bahan kimia, atau penyelundupan obat-obatan terlarang.

tapi karena kalaupun para mafia dan pelaku kejahatan ini berusaha menyelundupkan barangnya ke pesawat, akan sangat sulit dideteksi karena nyampur dengan ratusan bahkan ribuan barang-barang penumpang lain yang masuk kategori aman dan isinya barang kebutuhan sehari-hari. udah kayak nyari kutu rambut lah kerjaan scanning barang bawaan penumpang pesawat ini. 

itu kalau dilihat dari sisi keamanan ya.

dari sisi bea cukai, yang dikuatirkan memang penumpang ini bawa barang untuk komoditi atau untuk dijual lagi, tapi ngga bayar cukai masuk. jadi akan merugikan negara hitungannya. ngga tau yah gimana itu cara mainnya orang-orang yang jualan jastip. kok bisa keluar masuk bandara bawa barang banyak dan dijual lagi. apakah mereka bayar cukai? atau cuma nekat kali aja lolos jadi bisa untung banyak? entahlah, ngga paham aku tuh.

karena sejak banyak maskapai-maskapai penerbangan yang jualan tiket murah ke luar negeri, makin banyak dan marak bisnis seperti ini. 

karena bea cukai mungkin merasa kebobolan karena banyak yang bawa masuk barang jualan tapi ngga bayar pajak cukai, jadi sepertinya lalu di bandara aturannya diperketat. barang-barang bawaan penumpang terutama koper, ditandai entah dengan coretan spidol, atau kapur tulis, kalau ada sesuatu yang terlihat mencurigakan sewaktu discan oleh alat x-ray bandara.

tujuannya memang supaya koper yang ditandai tersebut bisa dibongkar dan kalau memang melanggar aturan, yang punya bisa dikenai denda atau disuruh bayar pajak cukai atas barang-barang yang akan dibawa masuk ke indonesia.

tapi, bukan rahasia lagi, kalau orang-orang juga punya cara untuk menghindar dari pemeriksaan koper coret atau koper kapur ini. yang paling sering dibahas sih, ya dihapus saja coretannya. apalagi kalau cuma pake kapur, biasanya lebih gampang. pake tisu basah aja udah ilang. jadi lolos dehπŸ˜‚

yang susah mungkin yang pake spidol.

tapi katanya lagi, ini berdasarkan cerita-cerita dari orang-orang di sosmed dengan pengalaman mereka masing-masing ketika lewat bandara, banyak juga yang ngikut aturan aja kok. begitu barangnya ditandai, mereka ikutin prosedur dan pas discan lagi kedua kalinya, mereka lolos aja, ngga usah dibongkar. banyak yang seperti ini.

pertama, mungkin karena si pemilik barang cukup pede kalau barang yang mereka bawa sudah memenuhi aturan jadi ngga ada yang perlu dikuatirkan. kedua, mungkin karena petugas di alat x-ray yang pertama agak ragu dan kurang yakin kalau apa yang terlihat di layar monitor itu adalah barang yang mencurigakan atau engga. biasanya ini lalu dikonfirmasi oleh petugas yang lain yang bisa memastikan kalau barang di dalam koper bukan barang yang mencurigakan.

3) kategori ditandai dan dibongkar

seumur-umur tiap terbang ngga pernah masalah dan selalu aman, tapi pas aku mudik terakhir tahun 2023 lalu, akhirnya aku harus ngalamin sendiri kalau koperku ditandain dan harus dibongkar!

mungkin karena selama ini meski barang bawaanku isinya ya gitu-gitu doank, tapi teknologi yang dipakai bandara sebelum tahun 2023 memang masih terbatas cuma alat x-ray doank, dan penandaan koper yang dicurigai masih pake manual dengan kapur atau spidol.

tapi sekarang, jaman makin maju, penandaan ini sudah dilakukan dengan komputer digital. jadi pas ada bawaan yang dicurigai, otomatis barcode yang kita bawa pas kita isi formulir kedatangan, akan masuk ke kategori red line. ini artinya barang bawaan yang kita bawa engga bisa dibawa keluar dari bandara tanpa lewat petugas bea cukai dulu.

bagus sih sistemnya buat mengeliminasi mereka-mereka yang mau ngakali sistem dengan mbawa masuk barang dari luar untuk dijual lagi tapi ngga mau bayar cukai. tapi kok aku juga kena, gimana ceritanya dan barang apa yang kubawa?

***

jadi gini ceritanya...

seperti biasa, tiap pulang aku kan selalu bawa oleh-oleh atau souvenir buat keluarga dekat doank. selain keluarga, aku ngga bawa oleh-oleh apapun. apalagi buat teman, blas ngga pernah kasih oleh-oleh. memang aku ini pelit, so what πŸ˜‚?! 

itupun biasanya udah satu koper gede yang maksimal bisa 30kg itu penuh dengan oleh-oleh. selain baju-baju baru, juga biasanya aku bawa oleh-oleh seperti kosmetik, parfum atau jam tangan. pas mudik terakhir itu aku kepikiran kasih jam tangan yang agak bermerk. karena sodaraku banyak, ya aku belinya banyak juga donk! eh, pas dix-ray kan kelihatan tuh ya jamnya di dalam koper ada beberapa. kalau orang normal bawa jam tangan buat dipake sendiri paling banter bawa 2 lah ya. ini sampe ada beberapa, ya pastilah petugasnya jadi curiga, jangan-jangan ini barang dagangan hehe.

ditandailah koperku waktu itu, dan aku kudu lewat red line!

kukirim sms ke adikku dan suaminya yang nunggu di luar, kalau aku bakalan agak telat supaya mereka ngga kuatir kok aku ngga nongol-nongol ngapain aja di dalam bandara, hehe.

begitu mau nyampe di pintu keluar, ada petugas yang udah siap-siap nyegat mereka yang kopernya red line untuk diantarkan ke ruang khusus gitu. ramah kok mereka, engga jutek atau sambil bentak-bentak gitu. justru malah terlihat profesional dalam menjalankan tugasnya. kadang orang lupa, petugas-petugas bandara ini cuma kerja lho. dan mereka gajinya kecil. jadi jangan diajak berantem kalau ada prosedur pemerintahan yang orang awam ngga suka atau setujui.

begitu masuk ke kantor bea cukai bandara soetta sambil bawa koper yang kena red line ini, aku dipersilakan duduk. ada petugas beda lagi yang juga duduk di belakang meja dengan perangkat komputer yang tersenyum ramah dan menjabat tanganku. kebetulan pas mudik itu aku sendirian. suami dan anakku memang nyusul belakangan karena anakku pas waktu itu belum masuk musim liburan sekolah. 

setelah duduk, si petugas menjelaskan kalau koperku ditengarai membawa barang yang harganya melebihi batasan ketentuan beacukai yang boleh dibawa sebagai barang bawaan pribadi. ada nominalnya persisnya aku lupa. dalam hatiku udah mikir, yah oleh-oleh jam tangan nih kayaknya.

padahal itu oleh-oleh ya, ngga buat dijual lagi!

tapi tetep karena jumlahnya banyak jadi terlihat mencurigakan. akhirnya si petugas meminta aku membuka koper, dan semua jam yang dideteksi x-ray harus dikeluarkan. sebetulnya aku engga ngerasa kuatir atau gimana karena aku udah paham aturan maksimal harga barang yang dibawa masuk kudu di bawah sekian USD. dan aku tahu harga jam-jam itu berapa, jadi aku santai aja ngikuti arahan petugas bea cukai tersebut.

ngelihat aku santai, si mas petugasnya juga santai jadinya. engga ada acara heboh dramatis teriak-teriak berantem sama petugas seperti ibu-ibu sebelah yang barangnya disita karena memang beneran melanggar. kacau deh. kami senyum-senyum aja sambil ngubek-ubek koper ngeluarin semua jam yang mau diperiksa.

satu per satu si petugas nanya harga jam-jam tersebut.

enaknya hidup di era digital, semua nota pembelian ada di hape-ku. komplit dari tanggal pembelian, berapa harganya, dan semua details yang dibutuhkan termasuk foto-foto. lucunya, mas-mas petugasnya ngga percaya pas kubilang kalau jam-jam itu harganya murah kok. eh, dia langsung ngegugel nyari harga jam serupa. masih ngga terima kalau kubilang harga jam itu ngga semahal yang dikira, dia nunjukin harga jam yang sama di laman internet. kubilang, itu harga baru, mas. memang mahal segitu.

tapi jam-jam yang kubawa ini semuanya seken, makanya harganya miring!

untung nota pembelian dari laman website barang seken di eropa ini komplit dan valid. juga semuanya meyakinkan dan terlihat profesional, karena aku memang belinya di tempat yang bisa dipercaya. jadi meski barangnya semuanya terlihat baru dan kinclong, tapi karena memang dijual seken dan pemilik sebelumnya memang ngejual karena cuma mau "buang barang" aja, jadi harganya murah. si masnya sampe bengong. wah, murah ya jam seken di luar negeri. baru tahu dia kalau aku ini ratunya barang-barang seken πŸ˜…

ada raut kecewa di mukanya ketika kalkulator dia setelah ngejumlahin total harga semua jam itu, masih jauh di bawah angka nominal yang ditentukan bea cukai untuk dipajakin. mungkin mereka dapet bonus apa komisi gitu ya, kalau bisa nangkep dan majakin penumpang red line? entahlah! 

sementara aku senyum-senyum penuh kemenangan. tuh kan, apa kubilang 😁

ngga jadi kena pajak deh tuh jam, haha. akhirnya kami berjabat tangan dan si mas petugas dengan ramah mempersilakan aku untuk mempacking jam-jam itu masuk ke koperku lagi. akupun melenggang keluar ruang bea cukai itu dengan lega. ngga ada drama atau teriakan histeris seperti beberapa penumpang lain yang dipaksa bayar pajak, atau barangnya disita petugas.

***

kadang gitu sih ya...

peraturan bea cukai itu ada karena dibutuhkan, untuk kontrol komoditi yang keluar masuk sebuah negara. supaya penerapan pajaknya tetap dijalankan. tapi memang orang kita itu antik-antik. selalu nyari celah supaya bisa melanggar aturan.

di lain sisi, pihak bea cukainya sendiri meski sudah banyak melakukan pembenahan di sana-sini, sayangnya reputasinya di mata masyarakat masih jelek sih ya. pe er nya masih banyak untuk meyakinkan masyarakat kalau pajak atas pembelian barang dari luar negeri itu memang harus dikenakan, kalau ketentuan nominalnya di atas yang disyaratkan.

masalahnya mungkin memang masih masalah klasik dan usang.

karena duit pajak yang sejatinya dipake untuk mensejahterakan rakyat, masih banyak yang berakhir di kantong-kantong para koruptor. inilah mengapa masyarakat secara umum engga ada yang percaya dengan instansi-instansi pemerintah yang seolah-olah cuma membuat rakyat makin sengsara saja, dengan penarikan pajak segala macam.

reputasi yang sudah hancur dan kepercayaan masyarakat yang rendah, akan sulit diperbaiki dalam waktu singkat. bahkan mungkin dengan pembuktian bahwa pembenahan sistem dan pembersihan oknum-oknum korup terus dilakukan, tapi lagi-lagi dengan banyaknya berita tertangkapnya mereka-mereka yang mencuri duit rakyat, sepertinya kucing-kucingan antara penarik pajak dan pembayar pajak akan terus terjadi dan ngga akan hilang dalam waktu dekat.

so, good luck aja deh untuk bea cukai!

No comments:

Post a Comment