Pages

Friday, 6 June 2025

skydive

alias terjun payung!

siapa yang mau terjun payung? aku donk 😁 baru niat doank sih sebenernya. tapi karena udah heboh gara-gara anakku cerita-cerita ke temen-temen sekolahnya, lalu temen-temennya cerita lagi ke orang tua mereka, jadi orang di kampungku malah udah pada tahu duluan. padahal baru wacana atau niat doank!

dasar anak anak...

sadarnya pas tiba-tiba salah satu ortu murid, ibu-ibu bule asli inggris ngirim whatsapp ke aku, isinya gini: naya, is it true you're doing a skydive? is it for charity or are you just mad?! terjemahannya kurlebnya gini: naya, bener ngga sih katanya lu mau terjun payung? buat acara amal apa cuma karna lu udah gila? kujawab aja: yang kedua πŸ˜†

memang ini ide gila sih. 

pilih yang mana

tadinya aku iseng aja, pengin ngelakuin sesuatu yang lain dari yang lain atau spesial pas ultah ke-50 tahun ini di bulan desember nanti, meski terjunnya bisanya pas di musim panas doank. buat nandain gitu lho. oh, pas aku ultah ke-50 aku terjun payung! kan keren tuh, haha. kenapa random banget milih terjun payung, kan padahal banyak hal gila lain yang bisa dilakukan, misalnya bungy jumping, trekking ke kutub utara atau kutub selatan, atau naik ke puncak everest, atau mendayung menyeberangi samudra atlantik, bwahaha πŸ˜‚

#pingsan

karena sepertinya cuma terjun payung ini yang paling realistis sih. eh, ada satu pilihan gila lagi dink yang bisa dengan mudah direalisasikan, kalau aku cukup berani dan mau. yaitu terbang layang atau bahasa inggrisnya gliding! masih mikir-mikir nih aku pilih yang mana, salah satu dari dua itu, atau malah dua-duanya?! karena kebetulan memang tempat kedua aktivitas itu ngga terlalu jauh dari rumahku, jadi sejujurnya aku sudah cukup familiar atau akrab dengan kedua hal tersebut karena sering ngelihat sendiri meski sama sekali belum pernah nyoba. 

komentar suami pas aku utarakan niatku ini, dia cuma bilang you're brave! iyalah, kalau ngga pemberani mana bisa aku melanglang buana sendirian ke eropa dan sekarang malah netap di inggris. memang butuh tingkat keberanian dan kegilaan tertentu untuk melakukan hal-hal yang sudah kulakukan sejauh ini. kabur ke eropa, nyari kerja di inggris, nikah sama orang inggris, belajar nyetir di umur 33, dan belajar renang di umur 44. karena sudah terbiasa melakukan kegilaan, kenapa ngga nyoba hal-hal gila yang lain yekan?! iseng banget ya 😁

mari kita bahas satu per satu, apa sih skydive dan gliding itu.

***

gliding

pertama, kita bahas gliding atau terbang layang dulu ya, karena ini sebenernya udah niat dari tahun lalu. bahkan udah nyoba simulasinya, udah sering ke sana juga beberapa kali, karena memang berada di desa sebelah, nyetir paling 15-20 menitan, ngga jauh. 

dan pesawat-pesawat terbang layangnya dari desa tersebut, kalau sudah mengudara memang muter-muternya di atas desa di mana aku tinggal saat ini. jadi udah pemandangan tiap hari pas cuaca sudah menghangat di musim semi dan musim panas, pasti banyak pesawat terbang layang yang muter-muter di langit di atas desaku, dan bisa kelihatan jelas dari depan rumah atau kebun belakang. 

nyoba simulator - terbang tapi ngga terbang 😁

paragraf pendek di bawah ini ditulis oleh mas chatgpt pas dia kusuruh bikin ringkasan tentang gliding , eh pake dikasih judul segala: terbang tanpa ribetπŸ˜†

bayangkan melayang ribuan meter di udara, tanpa suara mesin, tanpa drama turbulensi, hanya kamu, langit, dan kesunyian indah dari ketinggian. gliding adalah sepupu elegan dari penerbangan bermesin: lebih sedikit suara bising, lebih banyak puisi. seolah-olah alam berkata, “kamu tak butuh mesin untuk menantang gravitasi,” dan si glider menjawab, “pegang sayapku.” para pilot glider menumpang jalan udara tak kasat mata, disebut thermal, seperti menumpang angin dengan gaya santai. ini adalah campuran antara olahraga, sains, dan semacam pencerahan spiritual, sering digambarkan sebagai cara terbang seperti burung, tapi dengan kokpit yang lebih canggih dan tanpa bulu. entah kamu sedang mengejar cakrawala atau hanya ingin memecahkan rekor pribadi untuk tetap melayang tanpa menyentuh throttle, gliding memberi pengalaman terbang paling murni dan anggun. siapa sangka jatuh dengan nggaya bisa terasa seindah ini?

haha, cheesy banget paragrafnya, etdah!

tapi memang bener sih, terbang layang itu memang begitu, seperti yang digambarkan dengan puitis oleh mas-mas gpt 😁. pesawat yang digunakan memang tak bermesin. cara terbangnya untuk supaya pesawat sangat ringan ini bisa melayang di udara, ada beberapa cara. antara lain dengan menggunakan dua metode yang lebih sering dipakai yaitu dengan bantuan ketapel raksasa - winch, atau dengan diderek oleh pesawat bermesin ke udara - aerotow, lalu dilepas di ketinggian tertentu. 

setelah berada di udara, pesawat ringan tanpa mesin ini melayangnya cuma dengan mengandalkan kondisi udara di sekitarnya. pilot yang berpengalaman akan bisa menemukan daerah thermal yang bisa mempertahankan pesawat untuk tetap terbang dan ngga jatuh karena grafitasi bumi, serta mengangkat pesawat karena perbedaan suhu udara. karena bentuk pesawat gliding ini didesain sedemikian rupa bentuknya jadi ketika udara mengenai bagian sayap akan membuat pesawat terangkat lebih tinggi. semakin banyak dan panjang area thermal ini, pesawat gliding akan bisa lebih lama bertahan dan melayang-layang di angkasa meski ngga ada mesinnya. keren yah.

sejak aku tinggal di rumah yang sekarang dan rumah kami kebetulan dekat dengan gliding centre, kami sudah beberapa kali ke sana. lokasinya semacam bandara gitu tapi bandaranya kecilllll banget yah namanya juga bandara desa haha. 

dan bangunan di situ cuma ada satu kecil banget tempat ruang simulator berada, dan ada kantor kecil buat pendaftaran bagi yang pengin terbang, serta ada cafe kecil jualan kripik doank, bwahaha. bangunan sebelahnya ada gudang buat nyimpen pesawatnya, semacam hangar tapi mini. minimalis banget lah tempatnya. trus landasan pacunya juga cuma pendek dan kecil, dan berupa landasan rumput doank hehe. trus para anggota club gliding yang punya pesawat pribadi sendiri pada nyimpen pesawatnya di luaran. 

ini fotonya kuambil dari google map, kelihatan kan kecil-kecil pesawatnya!

gliding centre deket rumah sekarang

sebenernya tiap tahun, bandara ini ngadain open day. semacam ajang promosi gitu supaya lebih banyak  lagi anggota masyarakat yang ikutan gabung jadi anggota dan menikmati terbang layang. di acara ini biasanya ada tawaran untuk bisa ikut terbang - jadi penumpang ya, bukan nyetir hehe, dengan mbayar harga tiket yang kurlebnya sekitaran 500rb rupiah, dulu pas ada event promosi open day. eh sekarang ternyata udah naik jadi 700rb dan 1.5jt pas open day, dan 2.5jt hari biasa πŸ˜–sekali terbang. ditunda mulu sih, tiketnya naik terus deh harganya!

nah, aku dulu pernah tergoda tuh buat nyobain. 

tapi entah kenapa ngga jadi-jadi. waktu itu udah mau booking, eh cuaca ngga mendukung alias hujan melulu, padahal kami ada waktu ke sana nya pas wiken itu doank. ngga jadi deh. trus tahun lalu pas open day, aku udah nyoba tuh terbang di darat doank yaitu pake simulator. seru juga meski agak beda sih dibandingkan dengan kalau terbang di pesawat terbang biasa yang ukurannya lebih gede dan komersil. ini karena pesawatnya cuma buat 2 orang maksimal doank, jadi kecil banget dan sempit hehe. 

pengin sih nyoba terbang beneran. apa tahun ini nyoba gliding, tahun depan baru skydive ya? hmm...

secara rasa takut, sebenernya aku lebih takut skydive sih, karena kan kudu terjun bebas dari pesawat dulu dari ketinggian tertentu lalu jatuh bebas atau free fall ke bumi selama kurleb 10 detik sebelum parasutnya dibuka, lalu melayang selama kurleb 5 menit sebelum menjejak ke bumi. kalau gliding kan cuma duduk doank ngga ngapa-ngapain, yang nyetir pilotnya yang udah jago dan pengalaman jam terbangnya udah banyak. tapi memang keduanya beda sensasinya mungkin ya. 

oh ya, kalau sudah pernah gliding, kata seorang bapak-bapak yang aku sempat ngobrol pas ke sana, dan dia punya pesawat sendiri, seperti hal-nya hobi-hobi lain yang menarik memang bikin ketagihan. kalau udah ketagihan terbang layang, biasanya lalu pengin punya pesawat sendiri, dan hobi ini jadi mahal bisa bikin kantong jebol. bisa sih kalau mau aku beli pesawat sendiri, semacam beli mobil saja. banyak juga kok yang harganya seharga mobil, jadi pasti kebeli sih kalau niat nabung. tapi lalu kudu miara dan bayar dana penyimpanan, dana perawatan, dana terbang dan sebagainya, haha bisa bangkrut lalu botak πŸ˜†

coba dulu deh gliding sekali, nanti kuceritain ya kalau udah terlaksana!

***

skydiving

pilihan kedua adalah terjun payung atau skydiving

kepikiran ini juga karena kebetulan rumah lama yang dulu itu lokasinya kok ya dekat dengan lokasi pusat terjun payung di wilayah ini. emang karena kami suka banget tinggal di desa dibandingkan di kota, jadi rumah kami selalu dekat dengan beginian. karena memang kudu di daerah yang tanahnya kosong dan luas. ya mana lagi kalau ngga di daerah pedesaan.

karena dekat inilah, jadi dari kebun belakang kami kalau pas musim panas dan kami seneng menghabiskan waktu dengan duduk-duduk menikmati udara hangat, bisa kelihatan tuh pesawat yang ngebawa para penerjun ini, melayang-layang di atas desa kami yang dulu. ngga lama kemudian kelihatan para penerjun yang parasutnya sudah dibuka dan mengembang, akan kelihatan warna-warni melayang-layang di langit sebelum akhirnya mendarat di tanah lagi. 

pemandangan ini sudah hampir jadi pemandangan harian. 

skydive centre dekat rumah yang dulu

iseng lagi ah coba nyuruh mas chatgpt bikin paragraf pendek tentang terjun payung. eh, kali ini dikasih judul: ketika akal sehat ditinggal di ketinggianπŸ˜†

ada sesuatu yang aneh tapi menggoda tentang ide melompat dari pesawat yang berfungsi dengan baik. tapi begitulah skydiving, olahraga ekstrem yang secara teknis dimulai dengan keputusan yang tidak terlalu logis, tapi berakhir dengan senyuman lebar dan adrenalin yang meledak-ledak. bayangkan: kamu berdiri di ambang pintu pesawat, angin menerpa wajah, dan otakmu berteriak, “serius nih?!” tapi begitu kamu lompat... boom! dunia berubah jadi kanvas raksasa, dan kamu adalah tinta yang menari bebas di udara. dalam hitungan detik, rasa takut berubah jadi rasa bebas yang tak tergantikan. parasut pun terbuka (semoga tepat waktu!), dan kamu melayang turun seperti dedaunan jatuh yang punya gaya. skydiving bukan sekadar olahraga, tapi juga terapi instan untuk jiwa yang ingin tahu seberapa kuat jantungnya berdetak saat melawan gravitasi dengan senyuman.

haha, tetep cheesy! πŸ˜†

karena faktor lokasi yang lagi-lagi cuma sekitaran 15-20 menit nyetir dari rumah, kami sudah beberapa kali ke sana juga. seperti halnya gliding, aku juga belum pernah nyoba terjun payung, takut bok!πŸ˜…meski udah sering nonton orang-orang yang terjun sambil kami piknik bawa cemilan dan gelar tikar di atas rumput di lokasi terjun payung ini. di sana kita bisa ngelihat pesawat kecil yang sederhana banget terbang membawa para penerjun. pilotnya cuma pake sendal jepit dan celana kolor. ini foto pesawatnya warna ungu gonjreng tak berpintu! 😁

ungu gonjreng tak berpintu

meski kelihatan sederhana tapi aman kok. 

kebanyakan para penerjun ini adalah orang-orang biasa yang punya ide gila kayak aku, buat ngerayain ultah kek, atau cuma yang pengin cari pengalaman aja. karena sebagai orang awam kita ngga ada pengalaman terjun, hampir semuanya kudu milih tiket yang namanya terjun tandem! 

jadi si penerjun akan diikat jadi satu dengan seorang penerjun ahli seperti foto paling atas itu lho, dan si ahli yang akan mengendalikan semuanya termasuk membuka parasut. jadi kita terjun juga tapi kayak jadi penumpang aja. ngga pusing mikirin ini itu. karena memang untuk jadi seorang penerjun ahli itu kudu sekolah dan ujian dulu, ngga bisa asal loncat dari pesawat langsung jadi ahli, hehe. 

harga tiketnya jauh lebih mahal dibanding gliding, yaitu sekitaran 4jt rupiah per orang. 

ada juga layanan pembuatan video dan foto-foto ketika terjun, dengan harga hampir sama dengan harga tiket terjun, karena sebenernya kita ngebayar orang yang ngebawa kameranya haha. jadi kalau mau paket lengkap direkam, bisa 8jt rupiah sekali terjun. kenapa ngga direkam sendiri? syaratnya terjun ini memang kita dilarang bawa benda apapun demi keselamatan sih, jadi ngga mungkin bisa selfie! 

si fotografer pastilah ahli terjun payung yang sudah pengalaman, makanya mahal. tapi kalau cuma mau difoto doank ada kok paket yang lebih murahnya, tinggal dipilih. sayang soalnya kegilaan sekali seumur hidup kalau ngga ada fotonya hehe.

karena gliding dan juga skydive ini sangat ditentukan oleh kondisi cuaca, terkadang kalau sudah jadwalnya eh tiba-tiba cuaca ngga memungkinkan, duit kita ngga hilang kok. tetap ada opsi ditunda sampe cuaca aman, atau dibatalkan dan duitnya dibalikin dikurangi biaya admin 😁. 

jadi enaknya pilih yang mana yah, terbang layang atau terjun payung? atau dua-duanya? keknya tahun ini gliding, tahun depan skydiving aja ah, biar bisa nabung dulu, hehe.

stay tuned yah!

No comments:

Post a Comment