Sunday 24 March 2013

tukang ramal

hari ini timeline twitter-ku penuh dengan berita mengenai eyang subur dan sengketa perdatanya dengan mantan penyanyi cilik adi bing slamet.

tiba-tiba aku ingat kalau ada satu draft tulisan otakkukusut yang aku belum selesaikan mengenai praktek perdukunan yang masih marak di indonesia meski mayoritas penduduknya 'ngakunya' muslim ;-p, dan juga masih banyaknya tukang ramal di mana-mana dan lucunya (masih saja) dipercaya mentah-mentah setiap omongan atau ramalannya oleh sebagian masyarakat kita yang katanya agamis ini.

agak-agak susah juga sebenernya untuk merampungkan draft tulisan berbau mistis ini, hihihi... karena pengalaman pribadiku dalam hal yang berhubungan dengan dunia ramal-meramal atau praktek perdukunan hampir bisa dibilang nol besar!

pertama aku adalah termasuk orang yang 99.99% berpatokan pada logika berpikir dan akal sehat, kedua adalah karena aku memang tidak pernah bersinggungan langsung dengan hal-hal berbau mistis tersebut. kecuali pas aku kecil dulu, nenekku kadang masih suka bawa aku ke dukun kalau badanku panas, dijompa-jampi, dibacain ini itu buat ngusir setan katanya (haha), lalu pulangnya diberi jamu buat diminum, sembuh deh - percaya ga percaya kaeknya sih dukun model beginian manjurnya ya karena pengobatan alternatif yang diberikan untuk demamku memang kebetulan saja bahan-bahannya tepat! :-D

ide nulis ini juga tadinya berawal dari ingatan lamaku yang tiba-tiba menyeruak begitu saja suatu hari yang kemudian langsung kubuat draft-nya di blog, bahwa di masa lalu sekitaran tahun 2002-3 an lah, aku pernah diajak oleh seorang teman ke suatu tempat di sukabumi. tadinya sih dia bilang perlu teman saja di perjalanan, yang mana aku iyakan karena pas kebetulan aku punya waktu luang juga, jadi sekalian jalan-jalan ke sukabumi, kenapa ga pikirku.

ternyata tempat yang dituju adalah rumah salah seorang dukun atau tukang ramal lebih tepatnya.

dari pengalaman sekali-kalinya ini pula, memori di otakku yang tadinya tenggelam tiba-tiba muncul dan ketika aku pikir-pikir lagi, jadi berasa geli sendiri. aku? ke tukang ramal? hahaha. dan karena hari ini banyak sekali berita seputar 'eyang subur' itu tadi di media, jadi pengin sekalian ngerampungin draft ini deh ;-p

temanku tadi, adalah seorang yang bisa dibilang berasal dari keluarga berada secara finansial, ortunya kaya, sudah bertitel H, bahkan beberapa kali juga sudah pergi umroh dari cerita-cerita dia ke aku. agamis lah ya pokoknya, sosok yang ideal hehehe ;-p

tapi rupanya di sisi lain selain rajin ke masjid, keluarga ini sering berkunjung juga ke rumah si tukang ramal ini, termasuk temanku, yang alasan utama dia kenapa pergi ke sini juga karena si ibu-ibu tukang ramal di sukabumi ini sudah dipercaya sebagai pemberi petuah atau petunjuk langganan keluarga besarnya. kali ini dia ingin menanyakan mengenai sesuatu yang mengganggu pikirannya dan ortunya menyarankan ia untuk ke sukabumi sendiri (yang akhirnya minta ditemani aku itu). dia bilang, udah bertahun-tahun keluarganya sangat percaya pada setiap petuah atau ramalan atau kata-kata si ibu di sukabumi ini yang mereka yakini sangat manjur. waktu itu aku sih manggut-manggut saja, hehehe.

pas sampai di sana, setelah kesulitan beberapa saat untuk mencari parkiran, kamipun menuju rumah si ibu yang ternyata cukup lumayan terkenal ini. terbukti di rumahnya udah antre puluhan 'pasien' lain yang rupanya sudah menunggu giliran dipanggil untuk diramal sejak pagi buta! weleh, kami agak telat rupa-rupanya. terpaksa deh kami harus ambil nomer antrian, dan duduk manis menunggu. rumahnya cukup besar, sebagian pasien menunggu di ruang tamu luas yang sudah disulap sedemikian rupa menjadi layaknya sebuah lobi hotel kecil, dengan sofa duduk yang empuk dan nyaman di mana-mana.

karena hari itu 'pasien' agak membludak, beberapa bahkan duduk di sofa di teras yang memang sudah disediakan jika ruang tunggu di dalam ga muat lagi. atau jangan-jangan tiap hari memang 'pasien'nya sebanyak itu yah,  gubrag dah, gile bener nih popularitas si tukang ramal batinku hahaha.

sambil menunggu, suka-suka ada penjual makanan kecil yang digendong di punggung mbak-mbak atau emak-emak agak tua yang datang dan menawarkan minuman ringan atau makanan khas sukabumi serta kue-kue, yang rata-rata langsung laris manis diserbu para pasien di ruang tunggu yang tentu saja selalu kelaparan karena seperti kita semua dah tau, menunggu adalah pekerjaan yang paling membuat lapar ;-p

aku juga ingat sempat beli jajanan mirip-mirip makanan khas cina yang dibungkus daun lontar itu lho, tapi isinya ayam, bukan ngok-ngok. lupa aku namanya. o ya, bak-chang!

karena bosan, aku mulai mengamati para pasien yang dengan sabar menunggu dan sesekali saling berbisik dengan pasien sebelahnya, atau sekedar bercakap-cakap dengan suara pelan sekali. hawanya rasanya agak-agak mistis gitu sih, mana lampu di ruang tunggu juga dibikin agak redup dan sinar matahari dari luar cuma masuk melalui daun pintu kalau ada yang membuka tutup saja. rata-rata para pasien ini mukanya juga serius sih, mungkin hidup mereka lagi berat apa ya, hihi; jadi sampai kudu diramal perlu tau apa yang harus dilakukan selanjutnya dalam hidup, atau mereka memang perlu petuah si tukang ramal untuk membuat sebuah keputusan penting gitoh? entahlah...

yang pasti, ga ada yang ber-haha hihi sih, semua khusyuk menunggu. dan kalau dilihat persentasenya, rata-rata ibu-ibu lho. kalau dilihat dandanannya sih mereka kelihatan orang kaya, istri pejabat gitu-gitu deh, yang nyasak rambut jambulnya tinggi gituh, trus make-up-nya tebal, dan tentu saja tubuhnya berhias perhiasan emas perak dan berlian di mana-mana. kalau ga, ya berbusana muslim model keren dan berjilbab, pastinya sudah bertitel Hj tuh yah :-) yang pasti sih ibu-ibu ini bajunya bagus-bagus, dan rata-rata ke situnya bawa supir karena biasa para supir ini kalau ga nunggu di mobil ya nunggu di teras sambil ngegodain mbak-mbak yang pada jualan kue-kue tadi.

atau mungkin mereka itu istri-istri pengusaha ya yang pengin tau bisnis suaminya gimana supaya bisa lebih lancar dan ramalan beberapa bulan ke depan prospeknya bagus apa ga, dan jimat apa yang kudu disiapin supaya pendapatan tiap bulan lancar terus, untung gedhe, banyak rejeki masuk, gitu-gitu deh, hihihi. kalau nurutku sih, mending para istri ini bantuin suaminya kerja kek ya biar usaha tambah lancar, bukannya nongkrong di rumah tukang ramal dan minta jimat, kaeknya ga bakal ngaruh juga ke usaha suaminya kan ya, hahaha.

setelah kami menunggu selama kurang-lebih 4 jam-an kalau ga salah, lama pokoknya, kamipun dipanggil ke dalam oleh asisten yang bertugas membagi nomer antrian dan mendata tamu-tamu. karena aku statusnya cuma menemani temanku tadi, akupun ga ikutan masuk ke dalam. lha kan bukan niatku pergi ke tukang ramal, hihihi.

di dalam, ternyata sudah tersedia ruang-ruang konsultasi namanya, dan dinomerin. oh, ternyata si ibu ini tidak bekerja sendirian lhoh, tapi dia sudah punya beberapa asisten ramal juga yang beroperasi di ruang-ruang lain. dan rupanya karena temanku ini sudah langganan tetap sekeluarga besarnya sering ke situ, jadi dia dapet konsultan si ibu pemilik bisnis praktek ramal-meramal ini. kalau pasien baru mungkin cuma ditangani oleh asisten lah istilahnya. cuma pelanggan tetap saja yang bisa ketemu si ibu yang katanya ramalannya ampuh ini, hihihi.

jadilah si temanku tadi menghilang ke dalam ruangan.

entah apa yang temanku konsultasikan dengan si ibu, dan entah apa yang si ibu bilang ke temanku selama kurang lebih 15-20 menitan di dalam ruangan kecil itu, pastinya rahasia donk yah, namanya juga ramalan pribadi hehehe. yang pasti setelah keluar dari ruangan, dia senyum-senyum sumringah gitu. wah, masa depan dia pasti cerah lah dari raut wajahnya, hahaha....

eh, bukannya setelah itu kami langsung cabut pulang, temanku bilang aku akan dikenalkan ke si ibu, karena si ibu nanya ke dia, koq ga datang sama keluarga, dan temanku bilang dia datang sama aku. lhah, kenapa pake ada acara kenalan segala pikirku. ya sutralah apa masalahnya juga kenalan sama si ibu tukang ramal tadi. orangnya ramah banget sih, agak tambun gitu. banyak duit kan dia pastinya dengan pasien ratusan gitu per harinya, yang rata-rata bayar servis-nya seorangnya bisa puluhan sampai ratusan ribu rupiah. rumahnya juga gedhe, karyawan dan asistennya banyak.

akupun santai saja tadinya pas dikenalin dan salaman sama dia. sampai akhirnya si ibu bilang, kalau mau sekalian konsultasi atau kalau mau ada yang didiskusikan mengenai masalah pribadi.

ditodong gitu, aku yang ga siap apa-apa karena emang juga niatnya ga tertarik untuk diramal, jadi kikuk. mau bilang ga usah, ga enak, mau bilang iya koq ya aneh dan aku ga tau kudu bayar berapa dll-nya. melihat wajah bingungku, temanku akhirnya mencairkan suasana dan bilang, ga bayar koq kamu udah diitung sekalian sama biaya servis-ku. kan keluarga kami memang pelanggan tetap, katanya.

ohhhh, kalau gratis sih oke batinku, kalau kudu bayar mah ogah, siapa juga yang niat mau diramal, buang-buang duit ajah, lagian aku kan ga percaya ramalan dan ga 'fanatik' sama hal-hal mistis begituan hahaha...

tapi untuk berdebat soal ramal-meramal ini dengan orang yang sudah terlanjur 'fanatik' seperti contohnya temanku ini, ya susah juga sih ya. orang yang sudah terlanjur meyakini sesuatu meski sesuatu itu susah dijelaskan dengan akal sehat yang aku sebut 'fanatik' tadi, entah dalam hal apapun, mereka memang sudah khaqqul yaqqin bahwa yang mereka percaya itu benar adanya, apapun kata orang lain. mind-set-nya sudah seperti katak dalam tempurung sih menurutku. dan setiap orang sebenarnya punya tingkat kefanatikan sendiri-sendiri dalam hal yang berbeda- beda. contohnya nih, aku udah terlanjur fanatik banget bahwa semua koruptor itu kudunya dihukum mati karena bikin sengsara banyak orang ;-p #hihihi

sah-sah saja sebenarnya ya fanatik dalam hal apapun asal ga ngeganggu privasi orang lain atau privasi-ku dalam hal ini. aku sih ga gitu peduli orang-orang mo pada fanatik sama apaan sampai koprol jungkir balik kek, wong ya menyangkut hidup-hidup mereka sendiri, yakini aja apa yang kalian yakini sampe mati ;-p meski seringkali kefanatikan bisa saja lhoh berubah 180 derajat secara tiba-tiba entah karena sebab apa (jimatnya dah ga manjur lagi kale ;-p). contohnya nih, kang adi bing slamet yang dulunya sempat 'fanatik' sama ajaran eyang subur yang lagi seru dibahas di media ituh (koq bisa yah, hehehe), trus sekarang tau-tau berubah 180 derajat dan berbalik arah.

trus ada lagi, beberapa waktu lalu pas rame-ramenya mantan anggota NII-kw pada angkat bicara soal keanggotaan mereka pas masih direkrut oleh organisasi siluman ini, inget ga? hihihi. fanatik mah ga papa sebenarnya, tapi mbok ya ditelen aja sendiri ga usah dibagi-bagi, apalagi kalau sampai dipaksakan, didoktrinkan atau dijejalkan ke orang lain dengan semena-mena agar meyakini hal serupa, beuh! udah mengganggu ketertiban umum itu namanya. kalau sampai ada nih sikap kefanatikan seseorang yang sampai menyenggol kehidupanku atau mengganggu privasiku sih, aku ga segan-segan, siap-siap aja ku-bogem mentah, kapow!!! #emang batman  - bikin kuping gerah doank sih :-D

kembali ke ruang konsultasi...

akupun lalu dipersilakan masuk ke ruang konsultasi sama si ibu dan diminta duduk di sebuah kursi di depan meja kerja dia, sementara temanku nunggu di ruang tunggu. si ibu karena emang dasarnya ramah, sempat nanya aku asalnya dari mana? sekarang tinggal di mana? kerja apa? gitu-gitu deh, basa-basi. ruang konsultasinya sih biasa saja, mirip-mirip ruang konsultasi dokter di rumah sakit lah, bersih, rapi dan terang benderang. ga mistis-mistis amat, ga ada patung-patung atau arca buat disembah-sembah gitu, apalagi sampe altar pemujaan setan hihihi.

setelah bercakap-cakap seperlunya, si ibu berkata kalau cara dia meramal adalah dengan membaca telapak tangan. dengan sopan dia-pun minta aku mengulurkan tanganku untuk di'baca'. aku lupa sih yang kanan apa yang kiri. yang pasti, dia mulai meraba permukaan tanganku, menelusuri alur-alur guratan garis tangan, mukanya serius, kadang-kadang dahinya berkerut. itu berlangsung lumayan lama lho, kira-kira 4-5 menitan. kami berdua tetap diam di ruang yang hening.

aku lama-lama jadi berasa aneh dan serba salah, tapi aku ga berani berkata apa-apa juga, takut mengganggu konsentrasinya, karena dia emang kelihatan serius sekali, hihihi.

sampai akhirnya keheningan itupun pecah, pemirsa!

si ibu (seingatku) dengan hati-hati lalu bilang gini: mbak ini punya karakter yang kuat. saya agak kesulitan menemukan kata-kata yang tepat untuk saya sampaikan. lebih baiknya mungkin saya tidak melanjutkan membaca garis tangan mbak lebih jauh lagi karena sepertinya apapun yang akan saya katakan atau utarakan mengenai garis tangan mbak, pasti mbak ga akan percaya atau turuti. jalan pikiran mbak sungguh beda, tapi sangat kuat, ya sangat kuat, saya bisa merasakannya. itu saja sepertinya yang bisa saya katakan, karakter mbak berbeda dengan pasien-pasien saya yang lain. tapi saya senang mbak mau mampir kemari, katanya sambil tetap tersenyum ramah dan melepaskan tanganku begitu saja di atas meja.

akupun melongo!!!

lhah! masa gitu doank ramalannya, ga ada yang seru kayak 'besok mbak mau dapet lotere 1 milyar rupiah' atau apa kek yang bisa bikin seneng, batinku sedikit kecewa. tapi sejak awal aku masuk ke ruangan itu pikiranku memang sudah skeptikal duluan dan agak-agak geli juga sih karena mau diramal. kan ga pernah seumur-umur, hihihi.

dasarnya aku juga ga percaya dengan hal-hal begituan, jadi pikiranku waktu itu memang bernada 'menantang' sih, coba aja baca pikiran atau garis tanganku kalau bisa ngeramal aku, gitu kira-kira pikiran di otakku waktu itu, buat ngebuktiin sehebat apa sih kemampuan si ibu itu. karena emang ga mungkin kalau aku diramal, trus langsung bakal percaya omongan tukang ramal juga. jadi karena otakku dari awal sudah bernada 'menyepelekan' atau 'mengejek' kegiatan ramal-meramal yang memang membuatku merasa agak geli dan melihatnya sebagai hal yang lucu dan sama sekali tidak serius serta hanya menghambur-hamburkan duit buat tujuan ga jelas ini, jadi si ibu sepertinya bisa membaca hal tersebut, gitu kali yah...

dan sepertinya diapun menyerah duluan dan sama sekali ga berusaha nge'bual' hasil ramalannya ke aku, karena (mungkin) dia tau aku bakal ketawa geli mendengarnya, bukannya nurut dan nyimak serius seperti pasien-pasien dia yang lain termasuk temanku tadi. daripada malah salting kalau ramalannya aku debat kali yah, dia mending cari aman saja ga ngomong lebih panjang lagi, hahaha. atau mungkin karena aku pasien gratisan jadi dia males aja ngeramal? ga juga sepertinya sih. kalau aku memang tipe seperti temanku yang memang hobi diramal kan aku bisa saja protes, masa gitu doank padahal kan temanku katanya udah bayar buat kami berdua? hehehe.

begitulah....

akhirnya aku ucapkan terima kasih ke si ibu atas waktunya untuk bertemu dan setelah salaman, akupun keluar dari ruang tersebut. temanku dengan muka penasaran pengin tau hasil ramalanku tadi gimana, akupun tersenyum geli dan kira-kira bilang gini, "ga diramal apa-apa koq, si ibu tadi agak kesulitan aja baca garis tanganku karena aku bukan manusia tapi robot!" akupun melenggang keluar rumah itu dengan santai, sementara temanku garuk-garuk kepala, hahaha.

selama perjalanan pulang, kami tak lagi membicarakan apa yang terjadi di rumah tukang ramal di sukabumi tadi, sampai sekarang :-p



.:kalau kamu suka artikel di atas, mungkin kamu suka ini juga:.

5 comments:

  1. Nimbrung ya, omong2 soal ramal meramal, pernah aku sekali diajak temen pas waktu SMA dulu, iseng2 kan ? eh si peramal bilang, kalau aku akan tinggal dilain benua, menyebrangin laut :D, antara percaya atau ngak, karena waktu itu saudara2ku pada tinggal di Indonesia semua. Tapi, setelah 15 - 17 tahun kemudian, beneran aku tinggal di Hungary :D

    Salam dari Budapest,
    Hayati

    ReplyDelete
    Replies
    1. kadang-kadang ramalan bisa jadi kenyataan sih mbak ya hehe... cuma memang kalau pas yang kejadian saja kita jadi percaya, kalau yg ga kejadian kita jadi lupa deh, hihihi... eh salju ga di sana? di sini tebel nih, brrrr deh. salam ya mb buat keluarga :-)

      Delete
  2. Iya, tapi takut juga sih pas pulangnya, kok bisa2nya diramal hahaha.... namanya anak2 ya, jadi ngak mikir yang aneh2 aja haha.....
    Disini masih dingin udaranya, minggu lalu turun salju, terus ......katanya minggu ini mau salju lagi ... wah kok springnya masih turun salju hehehe.... Salam buat suami dan si jabang bayi ya :)

    ReplyDelete
  3. salam mbak naya aku suka baca blog nya..berasa kenal sama mbak deh..postingan yg ini lucu bgt..aku ngakak2 deh..hihihi.. bu dukunnya jiper gt mbak takut di semprot kayaknya..hahaha..oya mbak koreksi penulisan jadual dong jadwal hehe *gk penting
    salam
    js yg kmrn add fb mbak hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihihi... makasih ya dah mampir-mampir :-)))) iya nih aku kalo nulis suka ngasal yah ga ngikutin EYD hehehe.. yg bener jadwal pake W ternyata ya hehe... siap2 dijewer guru bahasa indonesia niiii... *kaborrrrr*

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...