Saturday 11 August 2012

eh.... poligami

ketika perhelatan olah raga paling akbar di seluruh dunia sedang digelar di negeri pangeran Charles yang hanya berjarak 1 jam naik  kereta dari kota tempatku bermukim sekarang, ketika para atlit sedang berlaga di arena pertandingan dan tak lupa menjunjung nilai-nilai sportivitas ke jenjang paling tinggi dalam sejarah peradaban manusia di muka bumi ini, nun jauh di sana kurang lebih 10000 mil jauhnya di negeriku tercinta, orang malah sibuk rame-rame membahas topik basi, poligami! #eaaaa

tadinya aku pengin nulis artikel tentang olimpiade terlebih dulu yang sudah ngendon di draft sekian lama dan ga tersentuh, eh...lha koq malah lebih semangat nulis soal si poli-poli ini gara-gara dikomporin si Kimi tadi pagi. wealah, padahal dari dulu aku sudah paling gerah dan anti kalau orang sudah mulai ngebahas topik paling dodol di dunia ini. muter-muter saja argumen-argumennya, catut sini catut sana, ilmunya masih cetek-cetek juga tapi sudah berkoar-koar, ujung-ujungnya ya pakai senjata andalan 'sunnah nabi' #ngok

itulah kenapa aku selalu malas nulis tentang poligami, karena urusannya pasti dikaitkan dengan senjata andalan tersebut, yang pada intinya adalah jatuh pada masalah interpretasi atau pemahaman cara berpikir. ironisnya, 1000 kepala manusia yang ada isi otaknya akan berpikir sendiri-sendiri dengan 1000 macam pemahaman akan satu hal yang sama. bahayanya, pemikiran akan hal yang sama dengan 1000 macam kemungkinan pemahaman yang berbeda ini sangat mudah memicu konflik. itu baru seribu lho, itung sendiri kalau sejuta atau semilyar manusia. paling adem sih beradu argumen sambil berhaha-hihi, paling parahnya bisa memicu perang, saling menyakiti sesama dan saling menghilangkan nyawa! nah lo...

tapi, daripada-daripada, mendingan-mendingan deh... mari kita bahas topik dodol ini sekali lagi wahai pembaca yang budiman. dari pengamatanku di twitter, ternyata banyak juga pendapat yang berbeda-beda mengenai topik ini, yang kalau dikelompokkan berdasarkan kemiripan pendapat, ada lima kelompok utama yaitu:

1) kelompok yang tegas menolak dan mengecam poligami, atau bernada sarkasme

@liaheylia tetap hati wanita 'tersakiti' say no to POLIGAMI -____-
@hotradero: Argumentasi bahwa poligami lebih baik ketimbang selingkuh - pertanda ketidak setiaan memang sudah ada di dalam hati."
@achymo: Poligami bukan suatu pembenaran utk tdk selingkuh T,T
@shintakarinna: Kenapa perempuan ini mau saja di poligami?padahal kan lelaki itu bukan cuman ada satu di dunia
@fullmoonfolks poligami mah urusan selangkangan, cuma kebetulan minder jadi ngumpet di balik agama. bir mana bir?
@juliaperrez Undang2 poligami hrs di STOP!!! Laki2 ngak boleh menikah lebih dari 1!!!!!! Bajigur mau enak aje lo!!!
@adjidaravania Gw tetep gak habis pikir & gak setuju sama konsep poligami. Pacaran aja gamau diduain/lebih, apalagi pas nikah. #Ngabubutweet
@adjidaravania Intinya, gw gak setuju sama poligami. Titik. Jaman sekarang cuma alibi nafsu & tidak kesetiaan. #Ngabubutweet
@BilanganFu Saya akan merasa kalah sbg perempuan kalau merebut suami orang, baik mbikin dia cerai atau poligami.
@THlNKWL Pilihan hidup cuma 2, poligami atau selingkuh. #okesip
@AlissaWahid Just because you could, does not mean you should. #ngomyang #poligami
@hotradero Jadi ingat saat Rhoma Irama menikahi Ricca Rahim dengan alasan: "Mending poligami daripada zinah". #okesip alasan kaum pecundang.
@ulil Poligami mungkin dianggap adil, dulu. Tetapi saat ini masyarakat makin tak bisa menerimanya, krn dipandang tak adil.
@AndicaHaradi Maap, tapi gw memang blom bisa menemukan pembenaran hakikat poligami dalam hidup di era rainbow cake seperti saat ini..
@AndicaHaradi Poligami... Ketika mulut dan selangkangan tak sejalan
@jurnalperempuan GKR: banyak hukum agama yang dibaca separo-separo untuk menjustifikasi poligami, sementara yang dikorbankan adalah perempuan
@iwan_sax: Rasulullah SAW tdk pernah menikah lg slm siti Khadijah RA msh hdp
@AmmarGill: Kalo emang Tuhan demen sama poligami, dulu tulang rusuknya Adam bakal dicabut empat biji, ...
@ancuogi melihat maraknya poligami yg berlaku sekarang ini ya sy gak ada sepakat2nya acan *keukeuh* karna balik lg, ada pihak2 yg dirugikan
@Ahmad_Jumanto1 Poligami nyari cewe yg lebih cantik,muda.trz itu menolong?
@tommy_gun_bali siapa yg menyimpulkan poligami lebih baik daripada jajan diluar ? Dua2 nggak bagus. Harusnya setia sampai akhir.
@Ahmad_Jumanto1 Ítu jaman rosul,beda sama jaman sekarang,org miskin poligami,dia ga punya harta.lantas ap yg mereka (cont) http://wl.gs/kH3z1

2) tegas menolak poligami, kecuali poliandri masuk kalkulasi

@TheVictorios Harus ada poliandri

3) menolak poligami, satu saja sampai mati, tapi kalau sudah mati baru boleh :-)

@hampirpunah kalo mau poligami cara sunnah, istri pertamanya hrs mati dulu. Setelah itu baru dah nikah lagi, dua, tiga atau empat kali

4) menerima poligami dan mengecam zinah

@andhi667 Poligami skr mjd hal yg tabu, padahal Allah tdk melarangny, tp zina dan selingkuh malah mjd hal yg lumrah padahal itu dosa besar
@naeqi org poligami yg nikah nya jelas omongan nya ga enak, artis kumpul kebo malah biasa aja. dasar inpotaimen :\
@ayuuwln Muhammad juga poligami tau RT @anggiwafiratul: Ada yu yaitu Nabi Muhammad SAW "ayuuwln: Yg ga ada di dunia tuh cowok jujur dan setia
@HermesID yg berzina disambut bak pahlawan, yg poligami dihujat seperti aib

5) kelompok lucu-lucuan

@faisalrendyK: Fitnah lebih kejam dripda poligami
@tommy_gun_bali: biar gak munafik & bohong ama bini RT @akukira: Knp hrs poligami ? Mau makan sate kambing kan gak hrs beli kambingnya.
@hampirpunah kalo mau poligami, suami harus kasi tau istri pertama. Kasi tau aja ya, bukan minta ijin loh.
 @seeloct ITU KANAN! THAT'S RIGHT! aa gym aja poligami yah :) RT @NgeheSaysDenim Tak ada yg sempurna coy, soleh tak berarti anti poligami wkwkwk.
@Miaaribah *pljrnips,kls7* pkhlm: "bersatu kita teguh......bercerai kitaaaa?" *seketika,kelaskrik* gue : "POLIGAMI" *flashback...ngakak*
@petrabarus Poligami itu bentuk ketidakadilan terhadap jomblo kyk gw,,, gw nyari 1 aja gk dapet2, ini org malah mau lebih,, #foreveralone #jombloperak
@DuniaKocak Origami: Seni melipat kertas. Poligami: Seni melipat(gandakan) istri. #BedaTipis #DK
@ArikaArdinta Mengapa poligami tidak dianjurkan? Karena Anda akan menghadapi begitu banyak mertua..
@iqbalfarabi1 Makanya poligami sulit berkembang RT @Feiralrizky: Ikhlas emang sulit.
@RizkySamP paling polipantai :D hehee :*** RT @novianabilaa: banyak yg poligami -.-

karena begitu banyaknya informasi dan pendapat yang simpang siur, aku lalu mencari beberapa tambahan rujukan dari beberapa sumber yang mudah-mudahan bisa agak dipercaya (jaman internet gini, susah tau nyari sumber yang bisa diandalkan!), antara lain sebagai berikut:

akhirnya, akupun mengambil kesimpulan bahwa apa yang selama ini aku yakini, masih tetap sama dan takkan pernah berubah. pandangan dan pendapat pribadiku mengenai poligami, terlepas dari sejarah dan asal-usul mengapa dulu-dulunya itu terjadi dan kini dijadikan alasan untuk mempraktekkannya, adalah bahwa poligami itu (pada masa kini) adalah sebuah tindakan yang berlawanan dengan nilai-nilai keadilan, kesetaraan jender, dan hakikat kemanusiaan. #ciehhh, kedengaran keren ga tuh!

meski kalau mau jujur, aku lebih memilih untuk masuk kelompok kedua di atas, yang sayangnya tak banyak digaungkan. yaitu sikap menolak poligami 100%, kecuali boleh berpoliandri! #eh lha koq malah jadi swing gini yak... #khusus 18 tahun ke atas, yang belum 18 dilarang baca!

okeh, mari kita tinjau kelompok argumen poligami di atas dari beberapa segi, satu persatu. dan supaya happy-ending (we all love happy-ending things, don't we), kita bahasnya dari nomer 5 ke nomor 1 ya #wah bakalan panjang artikel ini rek...kata Pety

kelompok lucu-lucuan


ini mungkin kelompok yang sudah fed-up alias muak dengan topik yang diangkat, tetapi tangannya terlalu gatal untuk ga ikutan komentar, ya kan ya kan... ngaku aja dehhhh :-) jadi lahirlah komen-komen lucu tentang poligami. kalau dipikir-pikir komennya cerdas-cerdas juga sih, misalnya yang urusan mertua itu. lha nikah satu kali saja seringkali sudah jatuh bangun pusing tujuh keliling urusan mertua yang cuma dua. kalau poligami sampai empat kali yang katanya sunnah/makruh ituh...#halah mulai deh alay pakeh-pakeh 'H', bakalan punya mertua 4 pasang = delapan atuh!!! pusingnya bakalan 7x4 kali = 28 keliling bwehehehe.... by the way, kenapa sih seringnya pada pusing sama mertua? aku koq ga yah, mertuaku baek banget sih, maklum mantu asia satu-satunya, xixixi...

menerima poligami dan mengecam zinah


sepertinya kelompok yang ini sih berpegang pada prinsipnya si artis yang lagi kena sorot ituh! mereka membenarkan poligami yang dinilai lebih baik daripada berzinah, begitu kalau ga salah pemahamanku (pemahaman kalian bisa beda-beda lagi lho...kan kita beda kepala!). analisaku sih begini (maklum anak elektro, mari kita main bilangan binary!).

di sini ada 3 variabel, yaitu: status pernikahan, pilihan berpoligami, pilihan berzinah
status pernikahan, 1=nikah 0=tidak nikah
pilihan berpoligami, 1=berpoligami 0=tidak berpoligami
pilihan berzinah, 1=berzinah 0=tidak berzinah

tiga variabel di atas akan menghasilkan 8 kombinasi, yaitu:
1      1      1
1      1      0
1      0      1
1      0      0
0      1      1
0      1      0
0      0      1
0      0      0

nikah          berpoligami        berzinah
nikah          berpoligami        tdkberzinah
nikah          tdkberpoligami   berzinah
nikah          tdkberpoligami   tdkberzinah
tdknikah     berpoligami        berzinah
tdknikah     berpoligami        tdkberzinah
tdknikah     tdkberpoligami   berzinah
tdknikah     tdkberpoligami   tdkberzinah

nah, sekarang di kombinasi manakah kita termasuk? #eh kitaaaa... kalau diukur dan ditimbang-timbang dengan nilai-nilai kemanusiaan dan moralitas universal (mari kita kesampingkan soal keyakinan terlebih dulu dan kita pakai dalam pembahasan nanti saja), maka urutan kombinasi tersebut akan teracak. mana yang paling tinggi nilainya dan mana yang paling rendah?

tdknikah     berpoligami        berzinah
tdknikah     berpoligami        tdkberzinah

tapi, karena ada variable yang mustahil terjadi jika kondisi variabel lainnya tak terpenuhi, seperti contohnya ga mungkin orang berpoligami kalau nikah saja belum, hehehe.... jadi dua kondisi yang kucoret di atas bisa dieliminasi, sehingga sekarang cuma ada 6 kombinasi:

nikah          berpoligami        berzinah
nikah          berpoligami        tdkberzinah
nikah          tdkberpoligami   berzinah
nikah          tdkberpoligami   tdkberzinah
tdknikah     tdkberpoligami   berzinah
tdknikah     tdkberpoligami   tdkberzinah

sekarang masalahnya, bagaimana merubah urutan tersebut menjadi sesuatu yang bisa disepakati bersama? pasti tidak semua orang setuju dengan pendapatku. tapi karena aku yang menulis artikel ini, ya mau tak mau cuma aku yang berhak melakukan penilaian, kan? yang beda pendapat denganku, silakan menulis artikel tandingan, setuju? menurutku sih, urutannya harus seperti ini:

ranking 1:
nikah          tdkberpoligami        tdkberzinah    =      tdknikah     tdkberpoligami   tdkberzinah
ranking 2:
tdknikah     tdkberpoligami   berzinah
ranking 3:
nikah          berpoligami   tdkberzinah
ranking 4:
nikah          tdkberpoligami   berzinah
ranking 5:
nikah          berpoligami        berzinah

apakah pendapatku menurutmu kontroversial? ada yang mau protes? :-)
sabar dulu.... sebelum baca uraian penjelasan di bawah ini. setelah itu yang mau protes silakan, tapi harus nulis artikel sendiri ya, jangan menuh-menuhin kolom komen di bawah artikel ini #intimidasi sedang berlangsung :-D

ranking paling atas, terbaik dan yang seharusnya diikuti dan dipatuhi seluruh umat manusia di seluruh dunia fana ini, tentu saja bagi mereka yang sudah menikah, seharusnya saling setia sehidup sampai mati (bukan 'semati' karena mati kadang ga bisa bareng-bareng), dan seharusnya tidak mendua, berpoligami, atau berselingkuh dengan orang lain. sedangkan bagi yang masih jomblo, seharusnya tidak punya niat untuk berpoligami kalau nanti akhirnya menikah, apalagi sampai punya niat untuk berselingkuh. kelompok ini pokoknya yang paling ideal dan top markotop deh. kalau bisa kita harus masuk kelompok ini ya, pembaca yang setia. hidup cuma sekali, lakukan hal-hal yang baik saja, hindari yang buruk-buruk :-) #kecuali terpaksa #eh

ranking 2 dan 3 ini cukup kontroversial. mungkin di antara kalian ada yang kekeuh seharusnya rankingnya dibalik! ya kan? ya kan? tapi kenapa aku meletakkannya dengan urutan demikian? karena satu alasan yang tadi kusebutkan di atas. kalau kita pertimbangkan aturan keyakinan, yang memang pada dasarnya tidak membolehkan umat manapun untuk melakukan perzinahan, tentu saja orang nikah berpoligami tapi tidak berzinah seperti om Dik yang ituh #uhuk, akan lebih tinggi nilainya daripada orang yang tidak nikah, tidak berpoligami tapi berzinah. ya kan? ya kan?

tapi tunggu dulu. dalam setiap kasus poligami, korbannya siapa? pasti si wanita istri pertama. bohong besar dan totally bullshit (pardon my language) kalau hati istri pertama tak tersakiti. di mana janji-janji sehidup -tapi mati sendiri-sendiri- saat masa-masa pacaran dulu? #eaaa sekalipun di mulutnya mungkin berkata lain dan memberikan ijin suaminya untuk kawin lagi (kalau mau jujur yang ikhlas mah jarang banget, mana ada jaman gini hahaha).

sementara mereka-mereka yang tidak percaya lembaga pernikahan tapi lebih berpegang teguh pada prinsip saling mencintai dan menghormati, tetap setia pada pasangannya sampai akhir hayat meski tidak menikah. sayangnya sikap dan pilihan hidup ini, dari segi agama apapun dipandang sebagai perzinahan. padahal ga ada hati yang tersakiti. wong urusan-urusan mereka sendiri kan kalau ga mau nikah, yang penting setia dengan pasangan, hidup rukun dan harmonis sampai mati. pilihan hidup seperti ini kini semakin merebak di negara-negara barat yang tidak lagi meyakini dogma-dogma atau aturan-aturan keyakinan tertentu dan lebih meyakini nilai-nilai universal.

mereka-mereka ini hidup tentram damai di tengah-tengah masyarakat barat yang sudah bisa menerima konsep tersebut dengan pikiran terbuka, bahwa keputusan untuk nikah-tidak nikah, beragama-tidak beragama, adalah keputusan individu. asalkan mereka mematuhi aturan hidup bermasyarakat dan taat hukum, semua toh lancar-lancar saja. tapi tentunya konsep ini tidak akan pernah bisa hidup di negara seperti indonesia, coba saja kalau berani, bisa-bisa dihujat, dicaci, bahkan dilempari batu oleh para tetangga #huehehehe #daripada benjol mending nikah

karena kelompok ini tidak menyakiti hati siapa-siapa, aku letakkan rankingnya di atas kelompok om Dik yang ituh. di kasus kelompok yang katanya 'daripada berzinah kan lebih baik berpoligami' MESKI tetap ada yang hatinya tersakiti, berada di ranking lebih rendah karena ada unsur sakit hatinya. begitu saudara-saudara. jadi silakan yang lebih setuju nomer 2 diletakkan di nomer 3 dan sebaliknya, tuker aja sendiri yak. tapi jangan lupa, itu berarti kalian berhati kejam karena menyakiti hati istri pertama #hihihi

dan kata artikel ini (boleh percaya boleh tidak) nabi sendiri tidak suka ketika menantunya akan memadu anak perempuan nabi dengan niat berpoligami, karena nabi tidak suka hati anak perempuan tercintanya terluka. nah lo! mo ngeles apalagi? http://masahmad.com/reaksi-nabi-saw-ketika-ali-bin-abi-thalib-akan-mem-poligami-fatimah/

nomer 4 dan nomer 5 sih sejelek-jeleknya nasib bagi mereka yang pasangannya menjadi pelakunya #amit amit jabang bocah. semoga kita bukan termasuk di dalamnya dan dijauhkan sejauh-jauhnya :-) ga usah dibahas mah ya kedua kelompok ini, sudah nikah berzinah mah bejat, apalagi sudah nikah, berpoligami, eh masih berzinah pula. pengin digoreng apa?! jadi mari kita kembali ke pengelompokan pendapat di twitter.

menolak poligami, satu saja sampai mati, tapi kalau sudah mati baru boleh :-)


nah, salah kaprah soal poligami sebenarnya di sini, menurutku lho ya. aku juga bukan ahli sejarah, atau ahli kitab, tapi sepemahamanku begini: kalau senjata pelaku poligami setiap kali ditanya jawabannya adalah 'sunnah nabi', kalau mereka mau belajar sedikit lagi saja, nabi sendiri adalah pelaku monogami selama hampir 25 tahun lamanya (ada juga referensi yang menyebut 27 tahun). setia banget kan bok sama istri pertama dan tercintanya. baca donk referensi, bacanya yang bener juga, jangan separo-separo! trus kalau akhirnya setelah itu nabi berpoligami, alasannya buanyak banget, dan cukup rumit, baik dari segi ekonomi, politik maupun sosial di arab waktu jaman itu! tidak semudah alasan soal mengontrol syahwat seperti para pelaku poli-poli jaman sekarang!!

situasi di arab waktu itu, memang wajar kalau laki-laki beristri banyak, apalagi kalau kaya dan berkuasa! ya iyalah, apa kalian buta dan tuli, hampir semua raja-raja dan penguasa jaman dulu memang begituuuuuu... ga di arab, ga di turki, ga di eropa, ga di cina, ga di asia, bahkan jaman raja-raja tanah jawa tempo dulu, semua laki-laki kaya dan berkuasa memang hareemnya banyakkkkk, DODOL!!!! jadi bukan cuma nabi. yang bisa jadi tauladan, saat itu nabi sebagai penguasa dan saudagar kaya saja bisa bermonogami sampai khadijah tercinta meninggal, apa ga keren tuh, padahal bisa saja beliau berpoligaminya sejak dulu-dulu kan, tapi beliau setia, itu yang seharusnya dicontoh, bukan poligaminya!

lha sekarang lihat saja hampir rata-rata pelaku poli-poli ini (udah mulai sebel ngetik kata ituh), rata-rata istri pertamanya masih hidup!!! bwahahahaha....mau ngeles gimana lagi? hayo! kalau mau mencontoh figur yang dihormati, diteladani dan dibanggakan, nyontohnya yang bener donk, jangan diambil separo-separo doank!!! kalau tetap pengin berpoligami, buktikan dulu elo setia ama istri pertama elo ampe dia mati, baru lo boleh berpoligami!!! #ngasah golok 

memahami sejarah yang gampang dimengerti gitu aja susah, koq mau enaknya doank, hahahaha. apalagi jaman ipad gini, mana ada laki-laki yang bisa dan boleh semena-mena suka-suka udelnya menyakiti hati wanita #eh. sebelum golok yang udah diasah ini melayang, mari kita lanjut ke pembahasan kelompok berikutnya.

tegas menolak poligami, kecuali poliandri masuk kalkulasi


sebagai pendukung kesetaraan jender, menurutku kalau seorang laki-laki berniat poli-poli, begitu juga si laki-laki harus mengijinkan istrinya untuk berpoli-poli juga! apa bedanya? jangan dibuat perbandingan kondisi peradaban manusia di abad 21 menuju 22 ini dengan abad ke-7 di mana seluruh urat nadi kehidupan pada masa itu jelas-jelas beda! perbudakan masih ada, baca tulis masih langka, teknologi belum hadir, ilmu pengetahuan belum berkembang, lha koq mau disamakan dengan kondisi sekarang yang jelas-jelas sudah ada presiden dan perdana menteri wanita mengatur sebuah negara! ya beda donk pemirsa. kalau semua usaha untuk membangun peradaban dan mensejajarkan hak-hak wanita sampai kita pada kondisi sekarang ini tiba-tiba diputar balik lagi ke abad 7 dan wanita harus mau dipoligami  dan nurut dongo kaya keledai (seperti jaman itu), ya ke laut aja...

cara berpikir wanita sudah jauh berkembang, tata nilai sosial sudah berubah, intelejensi laki-laki dan wanita juga sudah bisa dikatakan setara, beda dengan jaman nabi. wanita jaman itu sangat lemah dan tidak berpengetahuan cukup, jadi harus dilindungi. apalagi seorang janda (yang suaminya gugur di medan perang hingga keluarga yang ditinggalkan tidak ada lagi yang menafkahi) posisinya di masyarakat sangat lemah dan rentan, jadi nabi menikahi mereka untuk menyelamatkan harkat para wanita itu. nabi juga menikahi budak untuk memerdekakan dan melindungi nyawa mereka. nabi juga menikahi wanita demi alasan politik dan perdamaian suku-suku arab masa itu. tapi lihat para pelaku poli-poli sekarang, apa motivasi mereka menikahi istri mudanya? ayo siapa yang bisa jawab...#hihihi

o ya, soal angka keramat beristri 4, penjelasannya juga sangat mudah dimengerti (seharusnya!). pada jaman itu para petinggi dan penguasa di sana, menjadi tidak terkontrol dan beristri sangat banyak, bahkan nabi sendiri sebenarnya beristri tiga belas. sebagai pemimpin kaum dan sebagai figur yang dihormati dan dicontoh oleh kepala-kepala suku lainnya, akhirnya nabi menceraikan beberapa istrinya dan memilih empat di antara mereka (khadijah termasuk). hal ini dimaksudkan agar para penguasa lain mencontoh dan membatasi jumlah hareem masing-masing. nah, jaman dulu yang bagi penguasa beristri 20 saja normal, beristri 4 sungguhlah angka yang teramat kecil. itulah suri tauladan yang diberikan nabi, tidak serakah. seperti twit mbak alissa wahid, putri Gus Dur, just because you could, does not mean you should! 

@AlissaWahid Just because you could, does not mean you should. #ngomyang #poligami

artinya kurang lebih, mentang-mentang lu bisa, ga berarti kudu ngelakonin semena-mena! jadi kalau jaman itu yang bisa beristri 20 saja, malah memilih beristri 4, seharusnya kalau diterjemahkan ke jaman sekarang, yang seharusnya cuma bisa beristri satu (pns)=20, berarti cuma bisa beristri 1/5 (seperlima) saja! bukan diambil mentah angka 4-nya sementara kondisi dan situasi jaman sudah sangat-sangat berubah dan beda. lagi-lagi, pembenaran boleh beristri 4 memang untuk mengambil enaknya saja! kan mengikuti contoh nabi? lha balik sono ke abad-7 pakai mesin waktu! emang lu hidup di jaman mana? ngurus istri satu saja ngap-ngapan, pake acara mo kawin lagi...#hihihi #ngok

jadi pemirsa, demi kesetaraan jender, kalau suami kalian minta ijin poligami, ijinkanlah... dengan syarat kita para wanita juga berhak berpoli yang satunya lagi. no point to hold him anymore anyway, dengan berniat saja artinya dia sudah tak cinta, dia sudah ingkar dengan janji-janjinya ketika menikah, tendang saja sekalian, cari lagi yang baru! emang laki-laki cuma dia doank #hihihi ujung-ujungnya mah, cerai-cerai juga dan masing-masing kawin lagi. kalaupun dipaksa untuk menerima situasi berpoligami dan istrinya nekat berpoliandri juga jadi ganjil kayaknya, mana ada 4 orang tinggal di bawah 1 atap kecuali ada kelainan, hahahahaha #gross thoughts go away!

kelompok yang tegas menolak dan mengecam poligami, atau bernada sarkasme


yang menarik dari pengamatan di twitter kemarin itu, ternyata masih banyak dan paling banyak persentase mereka-mereka yang menentang poligami dan berpegang pada prinsip kesetiaan pada satu pasangan. agak melegakan sih, ternyata dunia ini masih belum miring-miring banget orang-orangnya. masih banyak idealis-idealis pengobar semangat yang tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran hakiki dan universal #tsahhhh bahasanya....

dari tantangan untuk menulis soal poli-poli dari Kimi kemarin, baca sana sini, dan menuangkan sedikit pemahaman dan sikapku soal poli-poli ini, aku jadi semakin yakin bahwa memang dengan mengerti separo-separo akan sesuatu hal dan mengambil sekelumit dari seluruh kisah itu, cuma akan menuai badai. justifikasi 'sunnah nabi' itu menurutku sudah tidak valid lagi untuk digunakan sebagai pembenaran sebuah tindakan yang kalau dipikir-pikir hanyalah perestuan sebuah 'perselingkuhan', karena pencontohannya tidak memenuhi unsur-unsur yang diteladankan nabi pada waktu itu. rata-rata istri pertama pelaku poli-poli jaman sekarang masih hidup, dan alasan berpoli-poli pun tidak cukup kuat, selain karena apalagi kalau tak kuat mengontrol syahwat :-p

berharap masyarakat abad 21 untuk bisa menerima tindakan 'perselingkuhan' yang lalu dibungkus 'poli-poli' dibumbui cuplikan sejarah kehidupan nabi hanya karena tidak lagi setia dengan pasangan pertamanya yang tadinya sudah berjanji seia-sekata, sepertinya hanyalah sebuah usaha yang sia-sia belaka. so guys, kalau mau berpoli-poli, you better have bloody good reasons before doing it, or you're doomed!!!




.:kalau kamu suka artikel di atas, mungkin kamu suka ini juga:.

10 comments:

  1. wahsaya bagian yang tidak ikut ikut ah selain bosan juga bahas beginian tidak ada gunaya... mendingan pergi tidur saja deh hehehheeh

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha mas applausr ini tidur...eh...beribadah mulu... xixixi.. selamat tidur deh mas, jgn mimpi berpoligami yak #eh

      Delete
  2. *scroll down sampe habis. Kok panjang. Masker mata dulu pake mentimun selama 1 jam. Baru baca* :)))

    bener2 gak bisa memang memahami sesuatu setengah2 kemudian berpendapat dengan salah kaprah. Banyak buku bertebaran sekarang ini tentang alasan Rasulullah berpoligami. Gak semudah bayangan manusia jaman sekarang. Motivasinya pun beda.

    Tentu aku gak bisa bilang poligami adalah gak bener atau dosa (karena Rasul sendiri melakukannya), tapi ya alasannya harus kuat.
    Yang mau poligami silahkan aja deh, asal bukan suamiku nanti/ anggota keluargaku (-_-") --> nggak siap booo'

    ReplyDelete
    Replies
    1. prok prok prok, tepuk tangan dulu ah buat Pety yg bisa baca ampe abis, berapa buah ketimun jadi korban Pet? hihihi....
      eh, di atas ga disinggung soal dosa lho, karena urusan iya ga-nya bukan manusia kan yg menghakimi :-) kalau soal unsur keteladanan mah memang harus dijalankan seutuhnya dan mengikuti alasan-alasan yang diteladankan. sayangnya kan bukan itu yang saat ini terjadi, karena diambil separo2 yg menguntungkan individu atau pelakunya saja, itu yang digarisbawahi di artikel di atas :-) nah kalau Pety juga ga mau dimadu, ya itu mewakili rata-rata suara para wanita di seluruh dunia #hidup wanita hihihi

      Delete
  3. Yes akhirnya komporanku berhasil! *bangga mampus* *halah*

    By the way, aku mikirnya begini. Orang yang belum nikah aja sudah kepikiran buat poligami itu artinya tuh orang mikirnya syahwat mulu apa ya? Satu istri/suami aja gak cukup apa? Sudah mikir buat nikah lagi. Ckckck... Otak kok ya dipakenya cuma buat mikir selangkangan. Kasian... :|

    Aku termasuk orang yang menolak poligami, baik poligini maupun poliandri. Poliandri kesannya kesetaraan gender ya, Mbak? Tapi berhubung aku orangnya penganut monogami dan konsisten, ya poliandri juga aku tolak. Gak adil rasanya aku menolak poligini tapi menerima poliandri. Walopun kalo dipikir2 enak juga ya poliandri. Yang ngebiayain kita hidup lebih dari satu suami. Kaya dong kita? Hahahaha... *salah arah*

    Nah, aku pribadi sih, jujur saja agak takut dengan pernikahan. Pengennya sih kohabitasi saja. Setia dengan pasangan tanpa harus terikat dengan pernikahan. Tapi ya seperti yang Mbak bilang kalau di Indonesia mah mana bisa begitu. Bisa-bisa dikucilkan, ditimpuk tetangga, atau malah digerebek FPI. :)) Ditambah juga aku belum punya nyali segitunya kalau memang harus ngejalanin kohabitasi. Halah, kaya' ada partnernya aja yang mau diajakin. =))

    Nice post, Mbak. Thanks ya sudah mau berbagi pemikirannya. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya gara-gara Kimi nih, jadi ngetik panjang lebar soal topik dodol, hihihi *keplak Kimi ah* #eh keplak sayang koq hihi

      soal belum kawin dah niat poligami, sadly, banyak lho cowok yang otaknya begitu. ga seperti cewek, secara alamiah kemampuan cowok memang unlimited dari segi biologis, artinya ga kenal umur tetep bisa bereproduksi. kontrol diri yang baik dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan itu sebenarnya yg membedakan cowok dengan binatang #eh :-p ini pembahasan soal biologi lho para cowok, jgn pada ngamuk yak..

      soal poliandri, message utamanya bukan kesetaraan jender sih, cuma untuk memberikan pelajaran buat pelaku poligami saja, bahwa sama-sama manusia bukan laki-laki bukan wanita, pasti punya perasaan. jaman ipad gini, kalau dengan berpoligami hati wanita tersakiti (beda dg jaman abad ke-7 seperti uraian di artikel di mana wanita arab justru bersyukur dinikah untuk menyelamatkan nyawa mereka!), harusnya para laki-laki merasakan juga sakit hati itu kalau mereka dipoliandri sama istrinya, begitu maksudnya :-)

      tapi masih ada satu kendala lagi Kim, pandangan dan norma2 yg berlaku di masyarakat! kalau cowok beristri banyak kesannya keren dan berkuasa gituh, kalau istri suaminya banyak kenapa kesannya p*rek?! harusnya cowok beristri banyak mah ga beda ama gi*g*lo yak!

      sayangnya kalau masyarakat saja masih membeda-bedakan cara pandang dan merendahkan hak-hak wanita, mimpi kesetaraan jender masih jauh dari kenyataan, kecuali masyarakat sudah bisa menerima konsepnya dengan utuh. lha kamu kenapa malah jadi anti-nikah gini? jangan donk Kim, banyak koq cowok di dunia ini yang otaknya ga miring-miring banget dan masih bisa ditolerir :-p ayo semangat! #ini kita bahas apaan sih ya... #hihihi

      Delete
    2. CMIIW. Poliandri memang setauku gak ada dalam konsep Islam, karena terkait hak2 anak. Maksudnya, anak itu harus jelas siapa bapaknya. Kalau perempuan hamil sementara suaminya banyak, bingung donk itu benih dari bapak yg mana :)
      Bukan cuma masalah pengurusan akte kelahiran dll, tapi juga dlm menentukan wali nikah ketika si anak (jika perempuan) menikah nanti. Juga tentang hak waris (menjadi ahli waris), anak harus jelas nasabnya (garis keturunannya).

      Iya mbak Kimi, nikah aja. Insya Allah menyempurnakan separuh agama :) Hidup menikah!!! :))

      Delete
    3. sudah ada test DNA jeng Pety :-) ini jadi kayak film Mamamia ya hahahaha

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...