Wednesday 4 April 2012

dwi - in memoriam

I can open it up whenever I like,
pick a moment and watch it through,
My little library of you acts as a promise,
I'll never ever forget you...

hari ini aku merasa sedih sekali, seorang teman lama yang baik hati telah dijemput sang maha kuasa, pergi tuk selamanya, tanpa ku diberikan kesempatan untuk bertatap muka dengannya sekali lagi :-'(

namanya dwi.

dwi - foto profil facebook
pertama kali aku ketemu dengannya ketika ia dipindah ke departemenku dan kami mulai bekerja bersama. itu terjadi kira-kira 8 atau 9 tahun yang lalu, lupa tepatnya.

bertemu dengannya setiap hari, 5 hari seminggu, selama hampir 4-5 tahun, membuatku cukup mengenal pribadinya lebih dekat. apalagi ketika ia lalu ditempatkan sebagai staf pendukung di kantorku di lantai atas. hubungan profesional kamipun pelan tapi pasti mulai luntur dan aku merasa dwi lebih seperti adikku sendiri daripada kolega kantor.

masih terngiang jelas di telingaku setiap kali ia memanggilku 'bu rin'. atau ketika ia bertanya mengenai detil pekerjaan, bagaimana membuat ini, membuat itu, mengedit grafik ini atau itu, data ini data itu. masih terngiang jelas suaranya yang tak lagi dibatasi formalitas perkantoran, dan lebih seperti suasana persaudaraan meski kami berada di kantor. lama kelamaan iapun tak lagi menggunakan bahasa resmi  bahasa indonesia, tapi lebih sering memakai boso jowo dalam komunikasi sehari-hari.

masih kuingat dengan jelas, tiap kali ia bertanya, 'iki piye bu rin enak-e', - ini gimana bu rin enaknya- ketika ia diharuskan mengambil keputusan dan membutuhkan pendapat atau masukan dariku, selaku salah satu atasannya.

tahun 2003, masih kuingat ketika aku memutuskan untuk sedikit bergaya dan pergi ke salon untuk meluruskan rambutku, dengan teknik bonding. dwi-pun lalu ikut membonding rambutnya. kami berdua memang suka bercentil ria.

kami sering mengisi waktu di antara kesibukan kami sehari-hari dengan ngobrol dari hati ke hati karena sama-sama perempuan, di sela-sela mengurus masalah kualitas, data, customer complaint, barang-barang NG dari sub-kontraktor, six-sigma, dan lain-lain. mejanya pun tak jauh dari mejaku, di pojok dekat pintu masuk. obrolan santai kami yang tak jauh-jauh dari model rambut, kosmetik, bedak, lipstik, cowok ganteng, terasa masih seperti baru terjadi kemarin lusa.

dwi sangat mengagumi del piero, pesepak bola asal italia. foto cowok pujaannya itu dipajang di layar komputernya untuk ditatap tiap hari kalau ia sedang bengong. aku sering menggodanya.

ia juga termasuk salah satu cewek yang hobi menonton siaran bola di televisi dan esok paginya sibuk membahas pertandingan tadi malam dengan anak-anak cowok di departemen kami, di produksi bahkan di warehouse.

pertemanannya lintas departemen, karena ia supel, ramah, selalu siap membantu, dan baik hati.

tahun 2005 kami harus berpisah. perusahaan kami tutup dan masing-masing dari kami dilepas satu persatu untuk mencari takdir dan jalan hidup kami masing-masing.

agak lama kabarnya tak terdengar, meski di awal-awal setelah kami berpisah, ia masih bersapa lewat facebook untuk sekedar ngobrol singkat atau memberi komen pendek. namun setelah itu kabarnya tak terdengar lagi.

hingga tahun 2008/9 sewaktu aku sudah tak lagi tinggal di indonesia, kudengar ia dikabarkan sakit dan harus menjalani cuci darah, karena mengalami gangguan ginjal. 

sedih sekali mendengarnya, dan aku selalu berharap banyak kepada yang memberi kehidupan agar ia disembuhkan.

ia masih sangat muda, jauh lebih muda dari usiaku, single, cantik, dan semangat hidupnya tinggi. aku masih ingat ketika ia cerita kalau ia ingin melanjutkan sekolah lagi supaya masa depannya lebih baik kalau modal ijasahnya tak hanya ijasah sma.

kenangan di solaria, dwi berjaket jeans biru, juli 2005 sebelum aku berangkat ke eropa
seperti pernah kuceritakan di artikel ambisius bahwa aku tak pernah absen masuk kerja selama hampir 5 tahun, dwi-lah yang paling khawatir dan menengokku pas jam makan siang ketika aku sekali-kalinya tidak masuk karena terlalu lemah untuk berangkat kerja pagi itu. ia tahu betul, sesakit-sakitnya bu rini-nya, tak mungkin bu rin tak masuk kerja. maka ketika ia mengetuk pintu kos-kosanku untuk melihat kondisiku, aku terharu.

begitu besar perhatiannya. sampai ia nekat memakai mobil operasional kantor yang sejatinya hanya boleh dipakai untuk pergi ke perusahaan sub-kontraktor untuk mengambil barang-barang reject, ia ajak supirnya -pak agung kalau ga salah- untuk mampir ke rumah petak kos-kosanku.

akhirnya dwi pula yang membuatku sembuh dengan canda tawanya dan akupun ikut ke kantor dengannya siang itu, jadi kerja setengah hari. total jendral hari itu aku hanya absen setengah hari karena tidak enak badan, gara-gara si dwi menjenguk dan malah ujung-ujungnya menjemputku untuk ngantor.

masa-masa yang indah untuk dikenang.

kepergiannya hari ini yang tak disangka-sangka, mengejutkanku, ginjalnya tak mampu lagi bertahan. di sisi lain kepergiannya juga menyadarkanku bahwa hal yang paling rapuh di atas segala-galanya adalah nyawa manusia. karena kita tak pernah tahu kapan ajal akan menjemput, dan jika waktunya tiba, tak ada seorangpun atau apapun yang bisa menundanya. kaya miskin, tua muda, cantik buruk rupa, tak terkecuali.

beristirahatlah dengan damai, dwi. 

kan kukirim doa-doa untukmu. tidurlah bersama malaikat-malaikat di atas sana. berbahagialah karena kau tak lagi merasakan derita penyakit yang telah membelenggu mimpi-mimpi masa mudamu selama 4 tahun terakhir ini. kini kau terbebas dari rasa sakit itu, dwi.

meski kami semua yang kau tinggalkan di sini menangis dan bersedih atas kepergianmu, semoga kau tenang di sana. kami semua merasa kehilanganmu, dan panggilan 'bu rin' akan selamanya kurindu.

selamat jalan adikku, sahabatku, temanku. semoga damai kini bersamamu.

4 april 2012


12 comments:

  1. Sosok yang gak pernah marah, yang selalu menahan marahnya dengan ikhlas, suka menolong sesama teman tanpa pamrih, mudah bergaul dengan semua kalangan. Sebenarnya Istriku sangat mendukung sekali jika suatu saat nanti kami pengen menjenguk beliau, tapi nasib berkata lain. DIA yang maha kuasa dengan sepenuh kasih dan sayangnya memanggil lebih dulu. Semoga semua amal ibadahnya diganjar dengan ganjarang yang paling tinggi aaaaamin

    ReplyDelete
    Replies
    1. mudah2an niat baik Diki&istri untuk menjenguk juga sudah dicatat, amiennnn...

      Delete
  2. katanya, orang yang belum dapat 'jodoh' di dunia, akhirnya akan mendapatkan jodohnya di akhirat :)
    selamat jalan Mbak Dwi... *nggak kenal nggak papa*

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih dik Pety, kalau mengenal pasti langsung suka, anaknya baikkkk banget, hiks

      Delete
  3. Turut berduka ya ... semoga amal baiknya diterima olehNYA...

    ReplyDelete
    Replies
    1. amien amien amiennn... terima kasih doanya :'(

      Delete
  4. Semoga diampuni dosa - dosanya, diterima amal - amalnya dan dilapangkan kuburnya.
    Mba Dwi... jasadmu kini terkubur, tapi kenangan kebersamaan kita tidak akan terkubur... :'( :'( :'(

    ReplyDelete
  5. saya ga bisa bedain kalo dia lagi marah atau ga ...
    lempeng aja ...
    nge band bareng aman beliau ... bareng kang diki juga tuh, request lagunya "Pupus" dari dewa ... beliau yang nyanyi ... tau sendiri kan ... lempeng abis... :) tapi kita tetep enjoy mainnya ... makanya gw di panggil "Andra" sama beliau,mngkin mirip Andra-nya Dewa kali ye he..he..
    ... selamat jalan ya Wi ... Spiritmu akan terus hidup ...

    ReplyDelete
    Replies
    1. annn. pa kabar?! iya dulu pada suka nge-band jg ya... sempat direkam ga nyanyinya? emang dwi ga pernah marah sih sepanjang aku kenal.

      Delete
  6. semoga mendiang dilapangkan kuburnya, diampuni kesalahannya dan dilipatgandakan pahala dari amal kebaikannya, aamiin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. amieeen amieenn amieeenn terima kasih banyak doanya ...

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...