Tuesday 20 September 2011

gemuk vs kurus

perhatian: artikel ini panjanggg.....bagi yang tahan cobaan membaca dan tetap fokus sampai akhir, akan dikutuk menjadi.....kurus!! :-D

topik ini sepertinya topik paling klasik yang ga akan pernah selesai untuk dibahas. lagi-lagi beberapa teman lamaku yang berkeliaran di twitter beberapa hari belakangan ini, menanyakan tips-tips agar berat badan bisa diturunkan, karena aku bilang kalau aku punya resepnya, sudah dicoba dan berhasil. resep apakah itu? pasti ga sabar kan pengin tahu?

eits...tunggu dulu. sebelum aku mulai ngoceh panjang lebar, perlu aku garis bawahi dulu bedanya menurunkan berat badan bagi yang sudah terlanjur kegemukan, dengan menjaga badan yang sudah ramping agar tetap ramping dan tidak menjadi gemuk. jadi aku akan membagi tulisan ini menjadi 2 sesi ya. sesi 1 untuk yang gemuk jadi kurus, sesi 2 untuk yang kurus supaya tetep kurus.

sesi 1 - sudah terlanjur gemuk, bagaimana menjadi ramping/kurus/langsing?

begini....

catatan ini aku tulis berdasarkan pengalaman pribadi suamiku yang mudanya dulu ramping, sempat gemuk, dan sekarang kembali ramping, oke?

aku ga akan nulis bla bla bla bermacam pendapat dari segi kesehatan, kedokteran atau teori-teori klise yang sudah banyak beredar di internet. silakan google/bing sendiri. dan ingat, perlu juga dibedakan antara orang yang sudah gemuk karena faktor genetik, alias sudah gemuk sedari kecil, dan orang yang sewaktu mudanya atau pas masih single ramping, tapi berubah menjadi gemuk setelah... well... apalagi... kalau bukan karena menikah dan punya anak, hehe..lagi-lagi masalah klasik. atau berubah gemuk karena faktor yang lain, nanti akan dibahas juga di sini, terutama bagi kaum pria yang sering mengeluh kegemukan di area....yak betul! perut :-D


sekali lagi, aku tidak akan membahas cara menurunkan berat badan bagi yang sudah gemuk dari sononya alias karena faktor genetik ya. karena itu sama saja menawarkan keajaiban dan melawan kodrat alam, hehehe... jadi bagi yang memang sudah gemuk sejak kecil dan punya orang tua yang gemuk, mohon maaf jika mengecewakan. 

ingatlah penyanyi adele yang gemuk tapi tetap sehat dan cantik, james corden yang chubby tapi tetep culun dan gemesin. jadi ga ada salahnya punya badan gemuk, asal sehat! so, jangan pesimis ya. tinggal poles apa yang kalian sudah punya dan tingkatkan potensi atau bakat kalian yang lain dan jangan minder karena mewarisi badan gemuk. oke? done!

nah...sekarang bagi yang dulunya kurus ramping sewaktu masih muda (umur-umur di bawah 20 tahun lah) dan berasal dari keluarga yang berukuran sedang ke ramping, tidak ada faktor genetika yang mempengaruhi kegemukan, tapi sekarang berubah menjadi errrr...gajah! hehehehe...demi tutatis!!! apa yang telah kalian lakukan terhadap diri kalian sendiri?! *halah segitunya* :-D

oke..oke...maafkan daku...bukan berarti aku ga suka gajah ya, aku pecinta segala binatang koq, dan namaku 'esti' itu ternyata artinya 'gajah' lho. eh..apa hubungannya coba?! ga ada!

well, kembali ke topik! mari kita mulai berpikir dan coba memecahkan masalah ini bersama-sama. jadi ideku sebenarnya cukup simpel. semoga pemikiran ini bisa dimengerti dengan mudah ya. aku juga akan berusaha menyampaikannya dengan tidak berbelit-belit. bismillah.

bayangkan tubuh kita ini sebuah mesin. untuk beraktivitas, kita perlu energi, ya kan? energi diperoleh dari makanan sebagai bahan bakar, ya kan? *halah semua juga sudah tauuuuu*.

tapi apakah pernah kalian pikirkan, seberapa besar bahan bakar energi yang kalian masukkan ke dalam tubuh kalian, seberapa besar energi yang kalian gunakan setiap hari, dan seberapa besar energi yang tersisa atau tidak kalian gunakan?

coba sekarang kita berpikir secara matematis *cieeeh*.

ini hanya permisalan lho ya, aku ga akan pakai unit kalori atau sebangsanya yang seringnya malah bikin pusing itu, hehe. jadi ini perhitungan permisalan angka sederhana saja. maksudku, supaya konsep ini bisa nyantol di otak dengan mudah. amien.

contoh 1:
si A tadinya bertubuh langsing. tubuh si A setiap hari butuh kira-kira 100 energi. si A hari ini makan sebanyak 120. karena si A hanya memakai 100, jadi ada sisa saldo 20 yang tidak terpakai dan tubuh si A akan menyimpannya sebagai apa?! yak betul! lemak!

besok paginya, si A pergi makan-makan enak dengan teman-temannya, dan mengkonsumsi 160! tetapi dengan aktivitas yang kurang lebih sama, si A mengkonsumsi hanya 100 saja dan sisa saldonya yang 60 disimpan tubuh sebagai apa? lemak!

begitu akhir pekan, aktivitas si A menurun. tapi si A tetap makan seperti biasa. kira-kira 100 dikonsumsi si A pada hari sabtu dan 110 pada hari minggu. karena ia hanya main video game hari sabtu dan rebahan di sofa hari minggu, maka hari sabtu si A hanya membutuhkan 80 dan hari minggu 70. hah! ada sisa saldo 20+40 dalam kurun waktu 2 hari! kemana sisa itu akan pergi? yak! tertimbun sebagai lemak yang menempel pada setiap jaringan tubuh, erat melekat di sela-sela otot, daging dan di bawah lapisan kulit di area wajah, lengan atas, perut, paha dan bagian belakang tubuh *maaf* pantat.

demikian seterusnya. dengan pola asupan makan dan jenis aktivitas yang tidak berimbang, di mana jumlah angka yang masuk selalu lebih besar dari angka yang dipakai untuk beraktivitas, dan terus menerus dilakukan setiap hari, hingga hari berganti bulan dan bulan berganti tahun, pada akhir tahun kelima, si A tahu-tahu sudah berubah dari yang tadinya ramping, menjadi tambun dan terlihat well...makmur!

teman-teman si A yang sudah lama tak bersua, rata-rata berkomentar, "wah sudah jadi bos ya", "aduh hidupmu tambah makmur aja", "eh..aku pangling lho, kamu sekarang kelihatan beda", "wah jeng, anaknya sudah berapa? kelihatan lho dari badannya", atau "wah... lagi isi lagi yah, produktif banget nih" - *gubragzd*

pernah mengalami hal serupa seperti si A? pasti banyak yang merasa :-D ayo ngaku!

merasa bangga? errr..
merasa malu? hehe..
merasa frustasi dengan badan yang terus membengkak? opps..!

contoh 2:
si B persis mempunyai pola makan seperti si A. rata-rata kalau satu ras atau satu area memang mempunyai pola makan yang serupa dengan jenis makanan yang tidak jauh berbeda. tapi bedanya, saat si B mengkonsumsi 100, dia menggunakan 100. saat ia mengkonsumsi 160, ia pergi jogging pagi harinya dan memakai keseluruhan energi dari makanan yang ia sudah konsumsi atau bahkan kadang-kadang melebihi hingga saldonya menjadi negatif. saat akhir pekan dan tak banyak beraktivitas, ia kadang-kadang tidak sarapan, atau kalau sudah sarapan ia tidak makan siang. karena memang ia sadar bahwa hari itu ia tidak memerlukan banyak asupan, supaya tidak menghasilkan saldo!

coba kita merenung sejenak dan berpikir, apakah asupan kita sudah seimbang dengan energi yang kita butuhkan/pakai sehari-hari? jika jawabnya tidak, mari kita seimbangkan. mudah bukan? *plak - kena tampar*

tapi bagaimana kalau sudah terlanjur menjadi seperti si A? bagaimana cara menghilangkan sisa-sisa saldo energi yang kini menempel kuat sebagai timbunan lemak di perut, paha, pinggul, lengan dan pipi? :-D

sebelum kita bahas jawaban dari permasalahan klasik ini, coba kita amati dulu asal-muasal masalah kegemukan.

secara ilmu sosial *jiahhh...anak fisika ngebahas sosial*...ga dink, aku ga bakat ngomong sosial. mending ngomong opini saja deh.

jadi begini opiniku soal masalah kegemukan ini.

rata-rata orang mengalami lonjakan berat badan secara drastis, jika lingkungan hidupnya berubah, gaya hidupnya berubah, atau tubuhnya berubah karena satu dan lain hal (misalnya kehamilan). *basi ini mah ya*.

coba amati, teman-teman dekat, keluarga dekat, atau diri sendiri. kapan berat badan kalian berubah drastis? pasti begitu dapet kerja dan mulai punya gaji sendiri, mulai belanja sendiri, mulai foya-foya dengan uang sendiri. atau pasti begitu kuliah dan tinggal jauh dari orang tua, punya uang saku sendiri, mengatur uang belanja sendiri, teman baru, kampus baru, selera makan baru dan pastinya porsinya lebih banyak!

atau pasti setelah menikah dan yang tadinya tinggal dengan orang tua kini tinggal dengan belahan jiwa, masak berdua, makan keluar berdua, ke cafe berdua, semua berdua. porsi makanpun juga nambah jadi dua!

atau pasti karena pindah rumah. di rumah lama ke mana-mana jauh, mau masak malas, mau belanja mesti nunggu diantar suami. di rumah baru, tiap menit ada abang-abang jualan lewat, ke mana-mana dekat, banyak warung, dekat pasar, dekat mall. wuih, makanan ada di mana-manaaaaaaaaaaa. dan lalu booooom!!!

tiba-tiba badan sudah bengkak sebelum sempat menyadari apa yang sebenarnya terjadi hanya karena perubahan alami dalam hidup. jika setiap perubahan disikapi tubuh dengan semangat yang berlebihan, terutama semangat makan, wohooooo...hati-hati obesitas saudara-saudara. jangan salahkan siapa-siapa ya. salahkan diri sendiri yang bereaksi terlalu berlebihan dengan perubahan.

oke oke...solusi donkkkkk...solusiiiiiii....ngomel mulu dari tadi :-S

iya iya, solusinya segera ditulis. tapi sebelum itu, satu hal yang perlu diingat adalah, tahukah kalian bahwa tubuh kita ini sangat-sangat fleksibel dan adaptif *mudah beradaptasi maksudnya* terhadap kondisi ekstrim? begini ceritanya:

saat seseorang terperangkap di dalam gua atau tersesat di hutan belantara atau padang pasir tanpa makanan selama berminggu-minggu, otak kita akan melepas enzim yang memberikan perintah pada tubuh kita agar tubuh berpindah dari mode normal ke mode untuk bertahan hidup. otak akan memerintahkan tubuh untuk mengambil energi pertama-tama dari timbunan sisa saldo energi yang tersimpan di tubuh yaitu simpanan energi berupa lemak. inilah fungsi utama lemak di tubuh kita. selain sebagai pelindung tubuh atau selimut dari cuaca (orang gemuk selalu kegerahan dan orang kurus selalu kedinginan, betul apa bener...), juga sebagai cadangan energi saat kita berada dalam kondisi ekstrim (tidak normal).

jika lemak sudah terkonsumsi habis tak tersisa, otak akan memberikan perintah agar tubuh memperoleh energi dari daging dan otot. jika inipun sudah habis, dimana biasanya tidak ada lagi energi untuk bergerak dan tubuh hanya tegolek diam meski masih bernapas, tubuh masih punya cadangan akhir untuk bertahan hidup yaitu otak akan memerintahkan tubuh mengambil energi dari....tulang! hiii....ngeri!

tak heran jika petualang yang hilang selama berminggu-minggu bisa ditemukan masih dalam keadaan hidup oleh tim penyelamat meski kondisinya mengalami dehidrasi akut dan kurus kering hanya tersisa tulang dan kulit. karena sebenarnya memang tubuh sudah didesain untuk bertahan hidup dengan pertahanan berlapis. kalau yang ditemukan sudah tak bernyawa, biasanya mereka kehilangan keseimbangan tubuh karena tubuh melemah tanpa makanan sehingga tidak ada energi, akhirnya terjatuh, terantuk batu, terluka dll dan akhirnya meninggal, tapi bukan karena tidak makan!

jika posisi tubuh tetap terlentang dan diam agar tubuh menghemat pemakaian energi sampai pertolongan tiba, dan tidak memakai energi untuk berjalan atau berteriak minta pertolongan, pasti tidak akan terjadi kecelakaan yang menyebabkan nyawa melayang. sehingga kasus yang paling cocok di sini adalah seseorang yang terperangkap di dalam gua dan tidak mempunyai ruang gerak yang luas. intinya adalah menghemat energi dengan mengurangi gerak, agar tubuh tetap bernyawa selama mungkin.

o ya, ini bukan bualanku semata lho. aku peroleh pengetahuan ini dari televisi, di salah satu program ilmu pengetahuan di bbc *kalau ketemu link-nya nanti kuselipkan di sini*. jadi harap jangan diprotes. kalau mau protes silakan ke bbc atau ke profesor yang meneliti masalah ini :-p

inti dari cerita ini adalah, jangan takut kelaparan. nah! dengan bermodalkan pengetahuan ini, mari kita kikis timbunan lemak di tubuh yang terlanjur kelebihan itu, bersama-sama. lakukan dengan konsep ilmiah, secara ilmiah dan dengan pola pikir ilmiah juga. suamiku sudah mempraktekkan ini dan...berhasil! ia berhasil menurunkan berat badannya sebanyak 25kg selama kurang dari 1.5 tahun :-) tak ada proses yang instant, jadi jangan berharap ada keajaiban sebelum berusaha ya.

pertama-tama, tahan lapar!

tapi kan ramadhan udah lewat. tapi kan banyak abang-abang jualan lewat. tapi kan masakan di rumah lezat-lezat, mubazhir kalau ga dimakan. tapi kan lapar itu ga enak. tapi kan susah nahan godaan. tapi kan...

demi tutatis!!! mau ramping apa mau tetep seperti semar? :-p *gajahnya berubah jadi semar sekarang* - yang belum kenal semar, silakan google "punakawan".

ingat angka-angka matematis di atas. cobalah kurangi asupan makan sehari-hari. pelan-pelan saja tidak usah langsung drastis puasa non-stop. tidak baik juga untuk kesehatan. jika biasanya makan 2 centong nasi, kurangi jadi 1 saja. jika biasa makan pakai ayam 2 potong, pakai 1 saja, dst dst. kalau biasanya ngemil 3 kali sehari, hari ini 2 kali saja. bulan depan ngemil 1 kali saja, dst dst. pelan-pelan tapi kurangi asupan. mudah, bukan? kalau asupan kita dikurangi, tapi kita tetap beraktivitas seperti biasa dan memakai energi seperti biasa, tubuhpun akan mulai kekurangan sumber energi, dan otak akan mengirimkan sinyal emergensi yang memerintahkan tubuh untuk mengambil energi cadangan dariiiiii....yak! timbunan lemak!

memang untuk mencapai tahapan dimana sampai otak harus mengirimkan sinyal emergensi ini, tidaklah mudah. perut akan meronta-ronta keroncongan dan menangis meringis minta diisi. matapun jadi nanar hingga pelan-pelan berair melihat masakan yang lezat, hidung yang mencium aroma makanan menambah penderitaan jiwa, dan lidah akan terus mengucurkan air liur tak henti-henti. menderita deh pokoknya!

tapi mulailah pikirkan saat di mana kemenangan itu mulai datang. saat otak akhirnya mengirim sinyal agar tubuh mulai menggerogoti timbunan saldo lemak yang menempel di mana-mana secara pelan tapi pasti, karena tubuh kekurangan sumber energi. dan kalian akan terheran-heran ketika menyadari di saat itulah rasa lapar akan hilang karena kebutuhan tubuh akan sumber energi sudah teralihkan.

kedua, perhatikan wilayah perut!

khusus untuk wilayah perut, yang rata-rata menjadi masalah baik bagi kaum bapak-bapak atau ibu-ibu, inilah penyebab utamanya. bagian perut adalah wilayah yang paling empuk karena tidak terlindungi oleh tulang keras. desainnya memang seperti itu, hingga memungkinkan wanita untuk mengandung dan laki-laki untuk...well...(kalau di barat) minum bir sampai kembung :-D

intinya, perut itu sangat fleksible. jika diisi terus menerus tidak akan meletus *emang balon*, tapi hanya akan membesar secara elastis. saat imej untuk terlihat sehat, ramping dan cantik ala elle macpherson dan ganteng berperut six-pack ala david beckham belum merajalela, suku-suku tradisional yang tinggal di gunung-gunung tidak terlalu memperdulikan masalah penampilan perut. pernahkah kalian memperhatikan? meskipun mereka berotot kuat pada bagian lengan dan kaki, tapi perut orang-orang suku ini rata-rata gembul :-)

mengapa begitu? karena meski kehidupan sehari-hari mereka cukup keras dengan aktivitas berburu dan berjalan kaki naik turun gunung, otot perut mereka tidak cukup dilatih agar mengeras dan menjadi kuat. aktivitas mereka hanya memperkuat otot lengan dan kaki saja, sementara otot perut terabaikan. apa pelajaran yang bisa kita ambil di sini? otot perut akan tetap lemah dan fleksibel, jika tidak dilatih secara khusus.

jadi niat kita untuk puasa tahan lapar dan mengurangi asupan makanan tadi, sebenarnya hanya akan mengurangi masalah lemak di bagian tubuh yang lain, dan hanya sedikit di wilayah perut dan pinggang. ini rata-rata penyebab mereka yang memulai berdiet, menjadi putus asa dan frustasi, lalu pelampiasannya "mungkin sudah takdirku harus gemuk begini", atau "dietku sepertinya sia-sia, perutku masih gembul juga" atau ujung-ujungnya cuma bernyanyi menghibur hati "bajuku dulu tak beginiiiii, tapi kini tak cukup lagi" :-D

jadi memang untuk mengecilkan bagian lingkar perut, hanya akan bisa dilakukan dengan caraaa..... melatih otot perut! lapisan luar perut yang sudah terlanjur mekar, hanya bisa disusutkan dengan melatih otot-ototnya. ibarat balon yang ditiup dan menjadi besar, jika dibiarkan terlalu lama, setelah dikempeskan, balon akan menjadi bergelambir, tidak seperti ketika masih baru. otot perutpun sama.

tentu bagi mereka yang perutnya belum terlalu besar, agak lebih mudah untuk melatih otot-ototnya dibandingkan mereka yang sudah terlanjur kelewat melar. selain pengurangan asupan makanan, otot perut juga wajib dilatih. sit-up adalah cara yang umum dipakai untuk melatih otot perut. mau tidak mau ini harus mulai menjadi kebiasaan sehari-hari.

yang paling mudah, saat bangun tidur, masih dalam posisi telentang dengan perut serata mungkin, coba angkat separo tubuh bagian atas (seperti posisi mencoba bangun) tapi tidak perlu sampai bangun dan duduk, hanya sampai kita bisa rasakan otot perut kita berkontraksi, tahan sampai 5 hitungan *jangan ngebut ngitungnyaaaaa*, lalu kembali ke posisi semula. lakukan berulang-ulang mulai dari 3 kali sehari, lalu 5, lalu 7, 10, 15, 20 dst dst. mudah bukan? mudah sekali. yang sulit adalah menjaga kedisiplinannya. alasan malas, besok aja ah, nanti saja, tahun depan, terus ditunda-tunda....akhirnya terlupakan.

lho katanya mau ramping dan fit? ayo donk jangan menyerah! *pegang cemeti*

otot perut jika kendor, membuat kita cepat merasa lapar. tidak percaya? coba bayangkan ruangan di dalam perut kita layaknya sebuah tas. otot perut yang kendor itu seperti tas yang terbuat dari bahan karet. kita bisa masukkan apa saja sampai tas menggembung, dan masih tetap bisa dijejali dan ditambah isinya. karena ototnya kendor, ruangan di dalam perut meluas dengan jejalan makanan berporsi-porsi. jika belum penuh, makanan belum menyentuh dinding-dinding perut hingga rasa kenyang belum terasakan karena masih ada ruang di antara perut dan dinding perut di mana sensor "kenyang" berada.

jadi orang dengan perut besar memang selalu merasa lapar, dan belum merasa kenyang jika belum makan berporsi-porsi. ya tentu saja karena memang kapasitasnya seperti tas karet tadi :-) padahal, dia hanya beraktivitas sewajarnya dan tidak memerlukan sedemikian banyak asupan energi itu. maka makin banyaklah sisa saldo energi yang akhirnya tersimpan sebagai lemak. obesitas deh!

nah! jika otot perut dikencangkan, ruangan di dalam perut mulai mengecil dan menyempit. ini menyebabkan makanan cepat menyentuh dinding perut dan rasa kenyang cepat terasa. layaknya tas dari bahan kulit yang kuat, jika sudah penuh, tidak bisa dijejali apa-apa lagi, jadi asupan makan terbatasi :-) masuk akal bukan?

oke, kurangi asupan makan sudah, melatih otot perut sudah. belum mulai kelihatan juga hasilnya? sabarrrr....orang sabar langsing badannya *halah, maksa*. jangan lupa, proses itu membutuhkan waktu, kecuali ada yang punya tongkatnya harry potter trus teriak "kurusio!!!"...langsung deh langsing!

ada satu jurus lagi yang layak dicoba, yaitu ubah jenis makanan yang dikonsumsi.

pasti sudah tahu donk tiap jenis makanan itu mempunyai jumlah kalori yang berbeda-beda. silakan di google/bing sendiri untuk jenis makanan apa berkalori berapa-nya ya. banyak banget koq daftar-daftarnya berkeliaran di internet.

mengubah jenis makanan yang dikonsumsi, bukan berarti mengorbankan selera makan ya. ada teman yang ngeluh, "yahhh kalau harus diet dan ga boleh makan enak lagi, aku mendingan tetep gemuk saja deh, ga bisa ga makan enak" :-p

salah besarrrr.......!

berdiet itu ga harus makan sayur dan buah melulu. makan sayur dan hijau-hijauan melulu juga ga selalu menjamin bisa kurus. lihat saja sapi. makan rumput tiap hari tetep gemuk kan? makanya aku ga suka sayur, takut jadi sapi :-D *plak - kena tampar lagi*

makan enak itu tetep bisa jalan terus meski sedang berdiet. koq bisa?

kuncinya hanya pada jumlah porsinya dan frekuensinya. tetap makan apa yang kalian suka, hanya kurangi porsinya dan makan lebih jarang. tapi masalah terbesar dan terklasik umat manusia memang terletak pada apalagi kalau bukan "nafsu"! kalau nemu yang enak-enak, porsi malah nambah. besoknya mampir lagi. terus menerus dilampiaskan nafsu makan enaknya. manusiawi sih, tapi sangat bertentangan dengan niat menurunkan berat badan tadi.

demi tutatis!!!! luruskan niatmu!!! *ngasah golok* :-O)

umumnya, makanan enak itu memang kalorinya tinggi. semakin tinggi kalori, jika tidak diimbangi dengan pembakaran energi yang cukup, ya ujung-ujungnya akan tersisa banyak saldo dari yang tubuh perlukan, dan akan tertimbun sebagai apaaaaa? yak betul! lemak!!

jadi trik-nya, makan enak boleh, tapi sedikit saja. misal beli tongseng kambing dari pak kumis di perempatan dekat rumah yang terkenal lezat dengan kuahnya yang kental dan sedapppp. daging kambingnya empuk dan banyakkkkk. *doh ngiler*... beli 1 porsi saja, dibagi berdua sama pasangan kita. atau beli satu dimakan separo saja, yang separo simpan di kulkas buat besok. "yahhh...tapi kan...sayang kalau ga dimakan sekali habis...", "tapi kan masih lapar", "tapi kan....."... haishhhaaaa....nafsu...nafsu...nafsu...kendalikan nafsu makanmu!

atau, kalau mau makan banyak, ya pilih yang rendah kalori. ingat pelajaran matematika kita barusan. jangan memasukkan terlalu banyak dari yang tubuh kita mampu proses, nanti banyak saldo yang tersisa. apa itu makanan yang termasuk rendah kalori? sekali lagi tanyalah mbah google atau om bing, mereka jauh lebih pintar :-)

pilihan makanan alternatif juga bisa dicoba. misalnya kurangi makan roti dan kentang. perbanyak makan nasi atau ubi. kurangi masak dengan santan, pakai susu cair encer saja. kurangi gorengan, ganti dengan masakan kukus. kurangi sarapan pagi, ganti dengan bubur oat misalnya. *aku sih ga doyan oat, ga enak* :-p

yang paling penting untuk diingat sebenarnya hanya satu, pemasukan kalori harus lebih kecil atau sama dengan pengeluaran! kenapa? supaya tidak ada sisa saldo energi :-)

sekarang waktunya merangkum. gemuk jadi kurus dalam 3 jurus:
1) kurangi asupan makan
2) melatih otot perut
3) ubah jenis makanan

selamat berdiet dan semoga berhasil!!!

***

sesi 2 - sudah ramping mau tetep langsing *bikin sirik yang ini ya*

aku ga akan panjang lebar di sini. karena lebih mudah urusannya kalau yang ini. seperti ilmu matematika tadi, bagi kalian yang sudah ramping dan ingin tetep langsing, jaga pemasukan sama dengan pengeluaran. artinya, kalian harus beraktivitas dengan menggunakan sejumlah energi yang kalian masukkan melalui asupan makanan. simpel kan? tapi hati-hati, kalau kurang makan bisa kurus dan lemah, kalau kelebihan makan lemak bisa mulai menimbun pelan-pelan. kalau bisa periksa terus timbangan badan. beli satu untuk diletakkan di kamar mandi, jadi bisa periksa berat badan minimal seminggu sekali.

ada satu ilmu lagi yang ingin kubagi di sini. pernah dengar BMR atau RMR? *halah apa pula ini*

BMR adalah basal metabolic rate, RMR adalah resting metabolic rate. artinya kurang lebihnya begini. tubuh manusia mempunyai kemampuan memakai energi meski tanpa beraktivitas apapun atau ketika tubuh beristirahat, dan energi ini dipakai hanya untuk kelangsungan berfungsinya organ tubuh. setiap individu mempunyai angka bmr dan rmr berbeda-beda tergantung jenis kelamin dan umur. ingat cerita orang yang terperangkap di dalam gua tadi? ia selamat karena tubuhnya sukses menghemat energi. tidak ada energi yang dipakai untuk hal-hal yang lain dalam kondisi ini karena ia diam tak bergerak, jadi tubuhnya hanya menggunakan energi sebesar bmr atau rmr-nya.

angka bmr bisa dihitung. silakan klik di sini.http://www.bmi-calculator.net/bmr-calculator/

semakin tua umur kita, bmr kita semakin mengecil. jadi jangan heran meskipun tetap dengan pola makan yang tidak berubah sama sekali, kita menjadi gemuk dengan sendirinya seiring bertambahnya usia. ada yang merasa? tunjuk tangan! hehe...

sebaliknya, anak kecil dan remaja bmr-nya tinggi. jadi jangan heran mereka bisa makan apa saja tapi ga bisa gemuk juga *ah, jadi ingat masa muda*

jadi supaya tetap ramping, tambah tua harus kurangi asupan. jika asupan tetap, harus tambah olah raga supaya energi yang dipakai juga bertambah dan tidak ada sisa saldo energi yang bisa diubah menjadi lemak. lagi-lagi, cukup simpel dan mudah, bukan?

sesi - 3 (lho katanya cuma 2 sesi)

iya, ada rikues dari teman, mengenai bagaimana caranya merubah yang kurus supaya gemuk. halah ini sih gampang. dengan konsep berpikir yang sama, supaya gemuk pemasukan harus lebih besar dari pada pengeluaran.

contoh: sarapan 2 porsi, jam 10-an makan es krim dan siomay, jam makan siang makan lagi 2 porsi, jam 3 sore ngemil, makan malam nambah dua kali, mau tidur minum susu :-) jangan lupa kurangi pemakaian energi. duduk manis di depan tv sambil makan coklat banyak-banyak.

trus, kalau mau ke mana-mana jangan jalan kaki, apalagi lari (nanti dikira copet), mending naik mobil atau naik kereta kuda supaya dikira cinderela :-D

eh, tapi jangan dikira mudah lho menaikkan berat badan bagi mereka yang terlalu kurus. karena orang kurus biasanya berperut rata (kalau gembul pasti cacingan :-p).

biasanya orang kurus cepat kenyang, dan tahan lapar lebih lama (ingat cerita tas bahan karet dan kulit?). karena inilah rata-rata mereka juga sebenarnya kesulitan untuk menaikkan berat badan *curcol kalau ini sih*. mau makan banyak, tak ada tempat di perut karena rata dan sempit. mau makan lagi masih kenyang, belum berselera makan. satu-satunya cara memang harus dengan ngemil sedikit-sedikit tapi lebih sering.

kalau semua usaha sudah dicoba tapi masih kurus juga, atau makin tambah tinggi bukannya tambah berat, daftar jadi model aja deh! siapa tahu jadi terkenal :-D

demikian sedikit cerita berbagi ilmu mengenai dilema si gemuk versus si kurus. semoga bermanfaat. jika tidak berkenan, abaikan saja.

- sekian dan terima kasih -

4 comments:

  1. Ahahahaha...kocak tapi mudah dicerna...aq lebih suka bahasa saldo daripada hitungan kalori...Bantuin Rin pegang cemeti...aq mau kurus! Sering2 nulis ya...bagus tulisannya! Hahaha...

    ReplyDelete
  2. hehhee makasih mb Nat! ayo semangat biar kurussss *cemeti siapppppp* :-D

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...