Monday 13 September 2010

jari jemariku

"krak...tak...tak...krak"....

lalu...

"gubrag!!" sebuah penghapus pensil yang melayang akhirnya mendarat ke meja kerjaku. kuarahkan pandangku ke meja seberang. stephen, teman kerjaku yang asli selandia baru itu melotot padaku. "stop cracking your knuckles!" serunya.

aku hanya tertawa, seperti biasanya. entah sudah berapa orang kubikin senewen, jengkel, gemes, atau mangkel karena satu kebiasaan jelekku ini. aku tak bisa berhenti membunyikan ruas jari-jariku. persisnya kapan kebiasaan ini kumulai, aku tak tahu. yang kutahu, sejak aku tinggal di benua biru, kebiasaan ini semakin bertambah akut tak menentu. mungkin karena hawa dinginnya, pikirku.

Friday 10 September 2010

undangan

"Tanpa mengurangi rasa hormat, mohon untuk TIDAK memberikan sumbangan dalam bentuk apapun. Terima kasih."

kubaca kalimat itu berulang-ulang sebelum akhirnya kupencet tombol 'send'. akhirnya kukirim juga surat elektronik itu ke mas Ib yang mendesain undangan pernikahanku. tadi pagi aku sudah telpon ibu, dan tanpa babibu ibu langsung setuju, karena ia tahu betul sifatku. tak perlu didebat, mungkin begitu pikir ibu. lalu pikirankupun menerawang, teringat kembali ketika aku masih tinggal di rumah bapak dan ibuku di kampung, dulu...

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...